Qarun dan Kekayaannya yang Tak Sempat Disumbangkan
Saya tak tahu pasti seperti apa wajah Qarun. Tapi yang saya tahu, dalam setiap zaman, selalu ada Qarun-Qarun baru yang lahir. Bukan hanya karena mereka kaya, tapi karena mereka terlalu takut kehilangan apa yang mereka punya — dan terlalu pelit untuk sekadar peduli.
Qarun berasal dari kaum Nabi Musa. Ia bukan orang asing dalam barisan orang-orang tertindas. Tapi saat hidup memberi peluang, ia berbalik arah. Berpihak kepada kekuasaan. Menginjak tanah yang sama, tapi menatap langit dengan pongah.
Dan yang paling mencolok: ia kaya. Bukan sekadar kaya, tapi kaya yang menimbulkan iri.
Ketika Dunia Disembah Lebih Dari Tuhan
Qarun punya segalanya. Sampai-sampai Al-Qur’an bilang:
"Kunci-kunci perbendaharaannya saja berat dipikul oleh orang-orang kuat."
Itu baru kunci. Belum isi gudangnya. Belum simpanan yang tak sempat dihitung.
Tapi semua itu membuatnya lupa arah. Ketika dinasihati, ia jawab dengan gaya khas manusia sombong:
“Aku dapat ini karena ilmuku.”