Mohon tunggu...
Adeng Septi Irawan
Adeng Septi Irawan Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penulis adalah seorang pemerhati dunia junalistik, komunikasi, hukum, birokrasi, dan sastra. bisa dihubungi di email irawan_34@yahoo.com

Cogito Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengembalikan Idealisme Mahasiswa

23 Januari 2020   08:44 Diperbarui: 27 April 2020   12:29 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
projectopini.wordpress.com

Idealisme sebuah kata yang terdiri dari dua bagian kata, ideal dan isme. Ideal berarti sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki, sedangkan isme berarti suatu imbuhan yang bermakna paham atau aliran. Secara istilah idealisme yakni paham yang menganggap bahwa pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal benar yang dapat dicamkan dan dipahami.

Mahasiswa yang terdiri dua kata, yaitu maha berarti tinggi dan siswa berarti seseorang yang sedang belajar. Secara istilah mahasiswa yakni orang yang belajar di perguruan tinggi. 

Idealisme mahasiswa sebagai suatu frase kata yang bermakna orang yang belajar di perguruan tinggi berpaham bahwa pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal benar yang dapat dipahami.

Idealisme mahasiswa yang mengalami degradasi di abad ke 20 menjadi hal yang patut jadi perhatian. Perilaku mahasiswa yang mulai mengarah pada kepentingan individu tanpa lagi memperhatikan kepentingan bersama. 

Aktivis Mahasiswa yang mulai berkurang jumlahnya dari masa ke masa. Life style modern yang menjadi trend saat ini tengah digandrungi kalangan pemuda khususnya mahasiswa. Betapa tidak, pada era ini telah banyak kemudahan yang dirasakan oleh generasi sekarang.

Menariknya mahasiswa sekarang seolah tersedot oleh animo kemajuan tanpa lagi memiliki watak agent of change and social control . Segala sesuatu dinilai dengan materi semata, yang kaya akan mendapatkan posisi terhormat di kalangan mahasiswa. 

Sedangkan yang biasa-biasa saja tentu takkan pernah mendapatkan apa-apa. Hal ini sungguh bertolak belakang dengan aktivis di era 90-an yang memiliki jiwa patriotik dan kebangsaan. Pergeseran pola pemikiran mahasiswa dari intelektualisme menuju materialisme tengah terjadi.

Hal ini juga berlaku bagi mantan aktivis mahasiswa yang kini tengah mengemban amanat bangsa dan negara di pemerintahan. Dimana yang kaya akan mendapatkan posisi, semantara yang biasa-biasa saja takkan pernah mampu bersaing dengan mereka. Orang pandai kalah dengan pemilik modal inilah yang tengah terjadi di  negeri ini.

Jabatan Mengubah Idealisme

Mayoritas mahasiswa yang dulunya aktivis banyak menjadi pejabat pemerintahan di era ini. Diantara mereka banyak sekali yang mengalami goncangan idealisme. Seperti kita ketahui bersama aktivis kampus yang dulunya giat dalam menyuarakan kebenaran dan menolak kezaliman. 

Faktanya ketika aktivis tersebut menduduki suatu jabatan dalam pemerintahan terjadi perubahan yang luar biasa, pola pikir yang jauh dari harapan. Pertanyaannya sekarang, apakah jabatan mampu mengubah idealisme?. Jawabannya tidak lainadalah jabatan bisa mengubah idealism seseorang.

Salah satu filsuf abad modern Karl Marx (1818-1883) berpendapat bahwa setiap zaman sistem produksi merupakan hal yang fundamental, yang menjadi persoalan bukan cita-cita politik atau teologi yang berlebihan melainkan suatu sistem produksi. 

Sejarah merupakan perjuangan kels, perjuangan kelas yang tertindas melawan kelas yang berkuasa. Pada waktu itu penguasa disebut kelas borjuis, sedangkan yang tertindas disebut proletar. Maksudnya bahwa pergeseran pola pikir dari masyarakat menjadi materialisme, karena pemilik modal mampu untuk mengubah tatanan sebauh negara.

Perilaku materialisme di kalangan mahasiswa adalah suatu refleksi dari generasi sebelumnya yang saat ini tengah duduk di pemerintahan. Ditambah pula kondisi zaman yang serba ada saat ini. 

Segala sesuatu yang mendatangkan keuntungan materi akan menjad rebutan manusia. Jabatan contohnya sebagai pengendali masyarakat tentu akan menarik minat aktivis mahasiswa.

Bukan hanya jabatan di pemerintahan saja yang menjadi rebutan, bahkan jabatan mahasiwa di kampus, katakanlah Badan Eksekutif Mahasiswa yang diperebutkan oleh mahasiswa. Tetapi ketika mereka duduk dalam struktural, seakan buta, bisu, dan tuli tak mampu menjadi wakil mahasiswa yang telah memilihnya. 

Suatu yang ironis, ketika sebelum menjabat dengan semangat perjuangan mereka lantang menyuarakan aspirasi dan tuntutan. Tetapi ketika jabatan telah disandang semua idealisme dalam pikiran sirna tak berbekas.

Seringkali kita ketahui bersama mahasiswa terkadang mencari keuntungan finansial ketika berjuang memperjuangkan kepentingan masyarakat. Entah itu mendapatkan uang atau sekedar mendapatkan posisi atau jabatan. 

Tidak ada yang murni dari lubuk hati guna mengabdi kepada masyarakat. Pasti ada sesuatu lainnya yang ingin digapai, disamping melakukan perjuangan. Inilah akhir dari teori Karl Marx tentang materialisme yang menjadi tuhan pada abad ini.

Idealisme Bentuk Pengabdian 

Idealisme mahasiswa sejatinya adalah suatu bentuk pengabdian terhadap nusa, bangsa, dan agama. Sebagai mahasiswa tentunya jangan sampai idealismenya dibeli dengan materi. 

Mahasiswa harus tetap idealis dan memperjuangkan kepentingan masyarakat, bukan hanya kepentingan individu. Perjuangan mahasiswa masih dibutuhkan peranannya dalam rangka mengawal dinamika kebangsaan.

Roh idealisme mahasiswa yang mulai memudar karena pengaruah materialisme zaman perlu segera dibenahi. Jiwa-jiwa pahlawan tahun 45 yang rela berkorban demi bangsa dan negara harus mulai diserap oleh aktivis-aktivis mahasiswa masa kini. 

Kebenaran dan keadilan takkan bisa terbeli denga materi ketika jiwa mahasiswa tulus dan ikhlas. Keikhlsan dalam berjuang, mengabdi kepada negeri adalah tugas tunas muda, khususnya mahasiswa sebagai agen perubahan.

Kezaliman penguasa orde lama tumbang karena mahasiswa, keseweang-wenangan penguasa orde baru tumbang karena mahasiswa, Kebijakan penguasa reformasi berubah karena mahasiswa. 

Masih belum cukupkah modal masa lalu bagi mahasiswa. Satu hal yang harus menjadi pedoman mahasiswa yaitu jadilah manusia yang baik yang bermanfaat bagi sesamanya.

Hidup adalah pengabdian harga mati, gerakan idealisme mahasiswa harus mulai dibangun kembali. Indonesia membutuhkan pemuda-pemuda hebat yang memiliki integritas dan idealisme yang kuat sebagai tameng menghadapi dinamika problematika kehidupan berbangsa dan bernegara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun