Mohon tunggu...
Arbeti Susilaningrum
Arbeti Susilaningrum Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK Negeri 1 Ampelgading

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pembelajaran Daring

9 April 2020   19:48 Diperbarui: 9 April 2020   20:06 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Ucapan adalah do'a, selama ini mungkin aku tidak pernah mengindahkan kata-kata itu. Saat pertama mendapatkan kalender baru di awal tahun, selalu yang kulihat adalah tanggal merahnya. Asyiiikkk...bulan ini libur tanggal ini, tanggal ini dan seterusnya bersorak gembira. Sampai-sampai pernah kepikiran coba saja kalendernya tanggalnya merah semua, senang nya hatiku, bisa libur sekolah terus. Hahaha...

Ternyata semua keinginanku menjadi nyata, tidak usah tanggalan dibuat merah semua tapi sekarang betul-betul libur total walaupan tanpa tanggal merah. Sejak si "corona" melanglang buana ke seantero negeri, sekolah pun diliburkan eh bukan diliburkan lebih tepatnya semua siswa dihimbau untuk belajar di rumah. 

Awal mendapat berita itu aku bersorak gembira, horeee...asyik bisa tidur sepuasnya, bisa nonton tv sepuasnya, bisa jalan-jalan sepuasnya, bisa main HP sepuasnya, bisa nonton drakor sepuasnya, bisa nge game sepuasnya, pokoknya yang asyik-asyik lah...

Hari selasa, tanggal 17 Maret 2020, aku mendapat kabar dari WA grup sekolah ku khususnya dari wali kelasku. Himbauan itu sumbernya dari Dinas Propinsi ditujukan kepada siswa-siswa yang belajar di rumah bahwasanya PBM (Proses Belajar Mengajar) dilaksanakan secara daring/online. Masing-masing guru bisa menggunakan aplikasi yang ada bisa ruang guru, google calssroom, office 365, belnded learning, scoology, dan lain-lain.

Terbayanglah oleh ku betapa repotnya kalau pembelajaran online, harus selalu siap dengan HP ku harus siap pula dengan quota. Lagi-lagi aku seperti ditampar oleh omonganku sendiri bukannya aku tadinya berfikir, seneng sekolah libur bisa main HP sepuasnya? Ternyata benar, aku harus pegang HP terus, mantengin materi yang dikirim dari guru-guru yang jumlahnya tidak sedikit, hampir semua guru memberikan materi dan tugas-tugas. Karena memang anjuran bapak kepala dinas agar murid-muridnya di beri tugas-tugas untuk kegiatan dan juga agar siswa-siswa tidak keluyuran keluar rumah, katanya kita di suruh stay at home untuk memutus mata rantai si "corona" itu.

Diam-diam aku merasa berdosa kepada ibu guru ku selama ini. Ada satu guruku yang melarang keras ketika sedang KBM memegang HP kecuali pembelajarannya memang pakai HP. 

Guruku itu pun memang konsekuen, ketika mengajar sama sekali tidak memegang HP bahkan ketika suatu hari guru ku itu lupa bahwa HP nya belum dimatikan dan ada pesan masuk atau telpon masuk pun tidak dihiraukannya. Aku salut kepada beliau.

Aku masih ingat kata-kata bu guru ku itu di awal mengajar ketika perkenalan : "Pada saat pelajaran saya tidak ada siswa yang memegang HP jika ada siswa yang kedapatan pegang HP akan saya rampas dan tidak saya kembalikan, saya masukkan kolam ikan dekat gazebo di sekolah kita. Saya tidak mau 'diduakan' jadi biar kalian fokus mengikuti pelajaran saya. Kalau sudah jam istirahat terserah kalian mau main HP, mau nge game, mau diapakan HP kalian silahkan" begitu katanya.

Kalimat itu terkesan sadis ya, tapi kalau aku pikir-pikir betul juga apa yang dikatakan bu guru ku itu. Agar anak-anak konsentrasi dengan belajarnya, tidak diganggu oleh HP entah itu dari pesan-pesan dari teman yang memberi kabar atau hanya sekedar iklan atau juga dari si penipu yang mengatasnamakan pemberi hadiah karena menang undian puluhan juta, hahaha.... (modus penipuan).

Satu minggu berlalu, tugas-tugas semakin menumpuk. Duh...rasanya kepala ku mau pecah, tugas-tugas sudah dikerjakan tapi kenapa tidak kunjung selesai juga? Ternyata tidak hanya aku yang mengalaminya, teman-temanku pun merasakan itu semua.

Aku tahu bu, bahwa guru memberikan Pekerjaan Rumah, siswa diminta menyelesaikan, bukan karena guru memberi beban tambahan, tetapi karena siswa sedang diajar untuk bisa mengisi waktu berkualitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun