Mohon tunggu...
ARASKA ARASKATA ARASKA BANJAR
ARASKA ARASKATA ARASKA BANJAR Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

A.Rahman Al Hakim, nama pena ARAska ARASKata ARASKA Banjar. Profesi Jurnalis di Kalsel, Pelaku seni, Aktivis Lingkungan dan Aktivis Seni Budaya Sosial Pendidikan, serta menjadi Terapis di Lanting Banjar Terapi. Domisili di Banjarmasin, Kalsel. Facebook araska araskata. Email araska.banjar@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sandiwara Masker Covid-19

3 September 2020   20:05 Diperbarui: 3 September 2020   19:55 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://web.facebook.com/lulungkanglantingbanjar/photos/a.104452461386132/110908107407234

Situasi pandemi Covid-19 belumlah reda, namun aktivitas masyarakat seolah-olah telah terbebas dari virus Covid-19, itulah kenyataan yang aku lihat di Provinsi Kalimantan Selatan dan khususnya di Kota Banjarmasin. Atau mungkin di kota-kota lain di Indonesia!

Tidak hanya aktivitas ekonomi yang tanpa protokol kesehatan, ada pula aktivitas kumpul-kumpul dan arisan. Kemudian aktivitas kegiatan keagamaan seperti pengajian, yasinan dan selamatan, sudah pula kembali ramai, yang tentunya tanpa protokol kesehatan seperti cuci tangan, jaga jarak dan memakai masker. Terlebih lagi kumpul-kumpul yang dilakukan oleh emak-emak (ibu-ibu).

Apakah hal ini dilakukan oleh masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah dan dari kelas pekerja swasta serta pekerja kasar?

Tidak!

Banyak yang diantaranya adalah PNS dan mempunyai tingkat pendidikan tinggi, bahkan ada yang mantan anggota DPRD, atau mungkin ada yang masih sebagai anggota DPRD!

Hampir tiap minggu, aku dapat undangan selamatan dari tetangga dan undangan kumpul-kumpul dari kenalan. Usai kegiatan kumpul-kumpul biasanya mereka akan menshare fotonya di grup wa, dan terlihat jelas dalam foto tersebut tidak adanya protokol kesehatan.

Aku pernah mencoba menghimbau melalui grup wa tersebut, agar mematuhi protokol kesehatan dan menahan diri dulu untuk kumpul-kumpul yang tidak terlalu penting, kalau cuma untuk berbincang atau reunian, selama wabah covid-19 belum berakhir.

Hasilnya, aku malah dimaki-maki!

Dikutip dari laman Kanal Kalimantan Com, pada Rabu (5/8/2020), Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kalsel, M. Muslim, memberikan pernyataan, "Kurva kasus Covid-19 di Kalsel memang masih belum terindikasi melandai, nilai R0 yang masih di atas satu mengindikasikan potensi penularan masih tinggi. Kabupaten dan kota dengan laju insidensi tinggi diantaranya adalah Banjarmasin, Banjarbaru dan Kabupaten Balangan, sedangkan Kabupaten Kotabaru yang paling rendah," ucap Muslim yang juga Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel ini.

Kalau melihat ketaatan memakai masker di jalan raya, tentunya 95% para pengendara memakai masker, tapi setelah mereka sampai di tempat tujuan, di mana di tempat tersebut ada kumpulan manusia yang jumlahnya lebih dari 5 orang dan tanpa ada jaga jarak, masker pun dilepas. Mereka pun dengan bebas berbicara, saling bertukar droplet, aerosol dan airborne, dengan suka cita, kemudian pertemuan atau perjumpaan diakhiri dengan saling berjabat tangan.

Memakai masker saat di jalan raya hanyalah sandiwara, takut kalau terkena rajia masker, bukan karena taat dan sadar sepenuhnya pada protokol kesehatan. Bahkan mereka yang tertangkap tidak memakai masker saat rajia tersebut, ada yang malah mengamuk dan marah-marah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun