Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stop Normalisasi Panggilan Mom dan Bund kepada Perempuan Single

22 November 2020   13:46 Diperbarui: 22 November 2020   17:20 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : Pinterest.com/https://www.theodysseyonline.com/

Ada yang mengaku sakit dan menangis setiap kali dipanggil "Mom" atau "Bund" karena rahimnya sudah diangkat karena kanker. Sapaan demikian hanya membuatnya makin sakit karena mengingatkan pada fakta dirinya yang tidak akan pernah punya buah hati yang begitu didambakan. 

Ada yang secara fisik dan penampilan mom-able dan bunda-able sekali, tapi nyatanya belum dikaruniai keturunan di tahun ke-8 pernikahannya. Dia mengaku sedih dan terluka setiap kali ada yang menyapa "Bund" atau "Mom", meski sekarang mungkin sudah terbiasa saking sudah dianggap sapaan umum.

Tangkapan layar pribadi
Tangkapan layar pribadi
Ini hanya dua contoh kasus dari sekian banyak reply yang saya terima malam itu. Suara-suara perempuan yang tidak nyaman dengan sapaan yang ditujukan pada mereka. Suara-suara perempuan yang terluka, namun tak berdaya melawan apa yang disebut "trend". 

Untuk siapapun yang kebetulan membaca tulisan ini, boleh kok menganggap penulisnya lebay. Menganggap saya baper. Yes, I am. 

Tapi sungguh, ketidaknyamanan ini nyata adanya. Bukan hanya saya, tapi juga rasakan banyak perempuan lain. Ini bukan hal sepele karena kata-kata kadang bisa jauh lebih menyakitkan dari apapun. Jadi tolong, jangan dinormalisasi sebutan ini di ruang publik. 

Perlu ditekankan bahwa saya tidak mengusik penggunaan sapaan ini di komunitas atau grup khusus emak-emak, atau pada mereka yang sudah mengenal satu sama lain. Kalau itu mah terserah, hak pereogatifnya emak-emak sendiri. Hanya pesan saya lebih hati-hati saja karena ternyata tidak semua perempuan nyaman dengan sapaan ini. 

Saya jauh lebih menyesalkan penggunaan sapaan ini yang merambah pada sosok tidak dikenal. Di tempat umum. Di forum-forum resmi yang belum tentu semua pesertanya pantas dipanggil "Mom" atau "Bund". 

Coba bayangkan, kalau ini terjadi pada kaum lelaki. Apa pantas menyapa lelaki random dengan sebutan "Dad" atau "Yah"? 

Eww...  ayolah, akui saja kalau itu tidak pantas. Tidak pada tempatnya. Jangan dianggap biasa. 

"Kadang saya bingung mau manggil apa, Ra... "

Untuk perempuan random yang tidak kamu kenal personal, sapaan "Mbak" atau "Kak" adalah yang paling netral. "Ibu" masih oke untuk di forum resmi atau pada sosok yang dihormati. Kecuali ybs request sendiri model "Tolong panggil nama saja" atau "Tolong panggil Miss aja ya... ", jangan pernah lancang menyebutnya dengan yang sebutan lain yang sak karepmu model "Mom" ,"Bund" atau apalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun