Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Self Injury Awareness Day, Dariku yang Pernah Melukai Diri Sendiri

1 Maret 2019   21:02 Diperbarui: 26 April 2021   10:36 5959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengetahui lebih jauh tentang self injury (theodysseyonline.com)

Pemicunya ya bisa macam-macam. Masing-masing orang berbeda.  Habis putus cinta, masalah keluarga, rasa malu, sedih atau marah tak tertahankan, penyesalan atau rasa bersalah mendalam, kecewa, putus asa, dan banyak lagilah. 

Perasaan tidak tertahankan ini sangat mengganggu dan di titik tertentu seperti nggak akan pernah ada habisnya. SI berarti semacam "menerjemahkan" atau "mewujudkan" rasa sakit itu. Kan jauh lebih gampang menyembuhkan sayatan kecil di lengan ketimbang mengakhiri sedih karena ditinggal mati ayah yang ternyata diam-diam punya 3 istri simpanan misalnya.

Yah, itu misalnya. Tapi intinya sama saja sih. Semacam pelarian saja. Yang penting ada yang mengalihkan dari rasa sakit tak berwujud itu.

Harus saya akui, cara ini membuat perasaan jadi lumayan lega. Namun sedikit, juga sementara. Pada akhirnya bukan menyelesaikan masalah, malah nambahin masalah.

Eh, bener lho. Orang SI itu udah tertekan dan merasa bersalah sendiri sama perilakunya. Sisi waras dan manusiawi seseorang pasti akan selalu ngasih tahu kalau yang dilakukannya itu salah. Makanya umumnya mereka terus jadi malu. Nutupin sedemikian rupa. Jangan sampai bekas-bekasnya ketahuan.

(Selama bertahun-tahun dulu, ga pernah ada yang tahu saya SI sampe tanpa sengaja ada yang ngeliat ada darah merembes ke lengan baju. Mau nggak mau terpaksa cerita karena diinterogasi terus).

Nah, kalau ada yang SI terus malah posting di sosmed itu saya nggak ngerti deh. Mungkin itu cara dia meminta pertolongan. Tapi apapun itu, kalau kalian melihat atau tahu ada orang yang SI begitu, please please banget  jangan dihakimi. Nggak usah dikata-katain. Nggak usah dibego-begoin.

Percayalah, mereka itu aslinya pasti udah tahu kok kalau yang dilakukannya itu bego dan ga guna. Dan kita nggak pernah tahu apa yang sebenarnya udah dia alami. 

Tenangkan, support, tawarkan konsultasi ke profesional, atau sekadar sediakan kuping kalau dia mau cerita. Misalnya kamu nggak bisa ngelakuin apapun itu ya cukup doakan untuk kebaikan dia.

Tuhan kadang punya cara sendiri untuk memeluk orang-orang yang begitu. Kalau nggak bisa doa juga, ya sudah ... diam saja. Sesungguhnya diam memang jauh lebih baik ketimbang menambah penderitaan dia.

Karena akan sangat membahayakan jika sakit batin yang dia rasakan udah ke taraf ga bisa lagi dialihkan sama sakit fisik yang nyata. Di sini pikiran untuk bunuh diri bakal gampang banget merasuknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun