Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mengenal Fujoshi dan Fenomena di Baliknya

21 Januari 2019   10:21 Diperbarui: 23 April 2021   17:03 8916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unsur Boys Love dalam komik Chibi Maruko Chan * dok.pri

Misalnya dalam menampilkan fondasi cerita yang kuat, tokoh-tokoh menarik dari segi visual (berupa ikemen a.k.a cowok ganteng nan manly-- maupun bishounen a.k.a cowok cantik), interaksi seksual yang manis (lebih banyak pelukan atau kecupan, kalaupun berakhir panas dan vulgar biasanya sudah didahului foreplay yang lama). 

Seorang teman, laki-laki tulen dan normal pernah bilang saat tanpa sengaja membaca sebuah komik Boys Love. Sebagai cowok, aku benar-benar risih dan nggak nyaman membacanya. 

Tapi di sisi lain, aku jadi ngerti apa yang sebenernya diinginkan perempuan untuk urusan seks. Benar-benar berkebalikan dari yang ada di film bokep yang selama ini kami konsumsi. Pantas di dunia nyata cewek terkesan dingin dan ga tertarik.

Nah. Sudah tahu kan kalau referensi dari bokep itu sebetulnya menyesatkan? 

Tapi..., tapi..., kenapa harus laki-laki sama laki-laki?

Yah, apa bedanya sih dengan kaum pria yang diam-diam hobi menikmati konten lesbian? 

Sampai sejauh ini, seharusnya kita sepakat kalau dunia per-fujoshi-an dan seluk beluknya ini tentunya hanya diperuntukkan untuk mereka yang sudah cukup umur. Meski begitu, salah besar jika menganggap fujoshi ini adalah kumpulan cewek mesum dan vulgar yang pikirannya hanya berputar di lendir dan selangkangan. 

Awal berkenalan dengan dunia fujoshi, saya sempat berpikir seperti itu sih (dan kenyataannya memang banyak fujoshi yang begitu). Namun semakin dalam mengenal, tidak sesederhana itu. Semakin banyak karya ber-genre Boys Love yang saya baca, saya menyadari bahwa cerita-cerita di dalamnya tak melulu bicara seks. 

Banyak sekali yang punya jalan cerita yang lebih bagus, lebih manis, lebih kompleks, lebih tragis,lebih unik, lebih mengaduk-aduk perasaan, dan lebih lebih lebih pokoknya ketimbang genre yang lain. 

Saya pun kian selektif karena ada begitu banyak judul dan tentunya tidak semua berkualitas. Karya yang patut diperhitungkan dari segi kualitas inilah yang kemudian membuatnya kian digandrungi. Bukan hanya oleh kaum perempuan, namun juga kaum pria. Yups, sekarang ada banyak juga kok laki-laki yang menggemari genre Boys Love. Ada istilah sendiri untuk fujoshi berkelamin laki-laki ini, yakni fudanshi.

Fujodanshi (akronim fujoshi dan fudanshi) sendiri tidak bisa disamakan satu sama lain. Ada klasifikasinya sendiri. Ada yang lebih menyukai karakter dominan (seme), ada yang lebih senang dengan karakter submisive (uke). Ada yang maniak dengan mangaka tertentu, atau jenis cerita tertentu. Macam-macam pokoknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun