Dalam industri film, ada tiga kekuatan besar yang berdiri sama kuat sebagai sosok pewujud sebuah film. Mereka adalah produser, sutradara, dan penulis skenario. Tanpa salah satu di antaranya, film jelas tak bisa dihasilkan. Seperti film itu sendiri, menjalankan bisnis sejatinya tidak berbeda jauh. Kalian bisa memulai langkah sendiri tapi saat hendak mewujudkan hasil lebih fantastis, merengkuh tangan lain yang tepat adalah keharusan
***
Kalau bicara soal salah satu aplikasi yang benar-benar bisa mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia dalam skala luar biasa besar, maka GOJEK adalah jawabannya. GOJEK seolah telah menjadi bagian hidup dari masyarakat perkotaan, hingga daerah-daerah luar pulau Jawa dari ujung timur hingga ujung barat Indonesia.
Menariknya saat pertama kali muncul, GOJEK bukanlah aplikasi keren dengan fitur canggih seperti sekarang. Ia hanyalah layanan call center sederhana di Jakarta, dengan beberapa tukang ojek yang bisa dipesan lewat telepon. Dan siapa sangka, dari ide sesederhana itu, Indonesia punya perusahaan teknologi pertama yang menyandang status decacorn (perusahan rintisan dengan valuasi lebih dari 10 miliar dolar Amerika Serikat).
Namun GOJEK tak akan seperti sekarang jika Nadiem Makarim hanya memilih berjalan sendiri.
Berdiri pada Oktober 2010, GOJEK lahir dari keresahan Nadiem yang kala itu masih bekerja sebagai konsultan manajemen. Mendikbudristek di pemerintahan periode kedua Presiden Jokowi ini sering terganggu karena susahnya cari ojek di Jakarta, padahal moda transportasi ini sangat membantu tinggal di ibukota yang dipenuhi kemacetan. Di sisi lain, para tukang ojek mangkal sering menunggu lama tanpa penumpang.
Ide pun muncul di benak Nadiem yang kala itu berusia 26 tahun: Kenapa tidak membuat layanan yang mempertemukan mereka?
Menggaet 20 orang pengemudi ojek, GOJEK kala itu mengandalkan call center untuk menghubungkan calon penumpang dan para ojek.
Namun membangun bisnis bukan perkara semudah menulis ide di kertas. Sebagai seorang solopreneur di awal, Nadiem menjalankan GOJEK seperti usaha rumahan: kecil, eksperimental, dan belum tentu diterima pasar.
Beruntung, Nadiem pun dipertemukan dengan Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo. Kevin yang sudah membersamai GOJEK sedari awal adalah sosok dengan latar belakang analisis data dan produk digital, sedangkan Andre mempunyai kemampuan dalam ekspansi bisnis serta strategi keuangan. Kemitraan mereka bertiga pun akhirnya membawa GOJEK melaju lebih kencang.