1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Pengamatan :
    Pernikahan adat Jawa adalah salah satu warisan budaya yang kaya akan simbol dan makna. Salah satunya adalah upacara Panggih, yang menyatukan kedua mempelai dalam janji suci.
1.2 Tujuan Pengamatan :
    Untuk memahami dan mendokumentasikan tahapan - tahapan upacara Panggih serta makna simbolis yang terkandung di dalamnya, sekaligus memuat doa dan harapan untuk rumah tangga yang harmonisÂ
1.3 Objet Observasi :Â
Nama upacara :Â Upacara Adat Panggih
Daerah Asal :Â Jawa Tengah
Waktu pelaksanaan : Dilaksanakan setelah akad nikah.
Peserta/pelaku : Kedua mempelai, orang tua, sesepuh.
2. Deskripsi Umum
   Upacara adat panggih adalah salah satu bagian terpenting dalam pernikahan adat Jawa. Rangkaian upacara ini dilakukan setelah akad nikah dan menjadi simbol pertemuan pertama antara mempelai pria dan wanita sebagai suami istri. Upacara ini terdiri dari beberapa tahapan yang memiliki makna mendalam, mulai dari pelemparan daun sirih hingga sungkem kepada orang tua, yang semuanya bertujuan mendoakan kebahagiaan pengantin, kesetiaan, dan keberkahan dalam rumah tangga baru.
3. Deskripsi BagianÂ
1. Penyerahan SangganÂ
   Keluarga mempelai pria menyerahkan Sanggan kepada Ibunda mempelai wanita. Melambangkan perrmohonan izin agar upacara adat dilanjutkan.
2. Liru Kembar MayangÂ
   Sepasang Kembar Mayang dari masing - masing mempelai ditukar. Melambangkan kedua mempelai telah menjadi satu .
3. Balangan Gantal
   Mempelai pria dan wanita saling melempar Gantal. Melambangkan ikatan cinta suci dan tidak ada orang lain di hati mereka.
4. Wijih Dadi
   Mempelai pria menginjak telur hingga pecah. Melambangkan permohonan kepada tuhan agar diberikan keturunan yang baik.
5. Membasuh kaki suami
   Mempelai wanita membasuh kaki suami. Melambangkan wujud bakti kesetiaan seorang istri kepada suami.
6. SinduranÂ
   Kedua mempelai berjalan diapit oleh orang tua mereка menuju pelaminan. Sebagai bentuk restu kepada kedua mempelai.
7. Nyuwun pangkuÂ
   kedua mempelai duduk di pangkuan Ayahanda mempelai wanita. Melambangkan simbol kasih sayang yang setara dari orang-tua kepada keduanya.
8. Tandur
   Ayahanda mendudukkan kedua mempelai di singgasana pelaminan. Melambangkan harapan agar mereka menjadi manusia yang bermanfaat dan mantap dalam berumah tangga.
9. Rujak DeganÂ
   Mempelai wanita dan orang tuanya mencicipi rujak degan. Melambangkan kebahagiaan dalam kehidupan.
10. Kacar KucurÂ
    Mempelai pria menyerahkan hasil kerja kerasnya kepada mempelai wanita. Tanggung jawab suami sebagai kepala keluarga dan tugas istri dalam mengelola keuangan.
11. Dhahar KembulÂ
   Kedua mempelai saling menyuapkan makanan. Simbol kebersamaan dalam menghadapi segala rintangan.
12. Ngabekten / Sungkem
    Kedua mempelai sungkem kepada kedua orang tua dan sesepuh. Permintaan restu dan bimbingan dalam menjalankan rumah tangga.Â
4. KesimpulanÂ
   Upacara adat panggih adalah serangkaian upacara pernikahan Jawa yang kaya akan nilai filosofis, setiap tahapan, dari balangan gantal sampai ngabektan, memiliki makna simbolis yang mendalam tentang kesetiaan, tanggung jawab, dan restu dari orang tua, yang menjadi bekal penting bagi kedua mempelai dalam membangun rumah tangga yang harmonis.
5. Penutup Reflektif
  Tradisi adat panggih ini masih sangat kurang relevan di zaman sekarang. Di tengah modernisasi, tradisi ini mengingatkan kita akan pentingnya upacara ini, tidak hanya rekedar ritual, tetapi juga pondasi spiritual dan moral yang kuat. Tradisi ini bisa dijadikan cerminan nilai dalam rumah tangga modern, dimana pasangan harus beekomitmen dalam cinta dan kepedulian terhadap satu sama lain dan keluarga besar.
Keterangan :Â Laporan ini ditulis berdasarkan video upacara Panggih pada channel YouTube (https://youtu.be/We0nKw1qT3g?si=LQV9ZHQvUJGO-6uY) Senin, 11 Augustus 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI