Mohon tunggu...
Ahmad Rouf
Ahmad Rouf Mohon Tunggu... Human Resources - Pengembang milepedia; ensiklopedia milenial

Pemilik MANTRA MILENIAL, pengembang milepedia; ensiklopedia milenial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Indonesia Memimpin", Proposal Visi Indonesia Emas

20 Agustus 2019   12:44 Diperbarui: 20 Agustus 2019   13:08 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pintu kemerdekaan, kembali tertutup oleh penjajahan Jepang. Namun, alam serasa tak terdiam melihat perjuangan masyarakat Indonesia. Tak disangka ada peristiwa bom atom di Heroisima dan Nagasaki. Peristiwa yang melanda Jepang membuatnya konsentrasi ke negaranya. Celah inilah yang dimanfaatkan kelompok pemuda Indonesia. "Bukan besok atau lusa tapi sekarang" begitulah kira-kira desak kelompok pemuda yang dimotori Sutan Syahrir kepada Soekarno, saat menculiknya.

Peristiwa demi peristiwa menghiasai perjalanan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan bangsa Indonesia tidak serta merta didapatkan, perlu perjuangan. Gerakan perjuangan tidak akan tergerak tanpa penggerak. Perubahan besar lahir dari wacana/narasi besar. Jika tiada wacana/narasi besar tak akan adapula tenaga besar. Wacana/narasi besar menghasilkan tenaga besar. Kendati demikian kecerdasan membaca momentum salah satu penentu.

PERJALANAN KEMERDEKAAN

Bangsa Indonesia telah diakui kemerdekaannya dari berbagai bangsa di dunia. Bung Karno dan Hatta dipercaya menahkodai kapal besar bernama bangsa Indonesia. Pekerjaan besar awal kemerdekaan yang ditanggungnya adalah "menghapus trauma" penjajahan. Langkah awal yang digelorakan adalah Gerakan Revolusi.

Gerakan Revolusi bertujuan menghadirkan 100% Indonesia atau "menghapus trauma" penjajahan. Upaya tersebut melahirkan konsep "Trisakti" kelak dikenal Trisakti Bung Karno: Berdaulat dibidang politik, berdikari (berdiri diatas kaki sendiri) dibidang ekonomi, dan berkepribadian dibidang kebudayaan.

Penulis tak hendak membahas berbagai peristiwa hingga "terjatuhnya" kepemimpinan Soekarno. Fokus tulisan ini menghadirkan energi positif yang relevan dengan gagasan "Indonesia Memimpin." Begitupula saat nanti membahas era Soeharto, penulis fokus pada kontribusi Indonesia pada dunia.

Bung Karno dalam menahkodai bangsa Indonesia, selain komitmen dengan konsep Trisakti juga memiliki daya pengaruh. Daya pengaruh Presiden Soekarno, tak bisa dipungkiri karena gagasan-gagasan cemerlangnya. Kecerdasan dan gagasan-gagasan cemerlang Presiden Soekarno yang dilengkapi kepandaian orasi bak paket lengkap lahirnya daya pengaruh yang dimilikinya.

Presiden Soekarno, kendati memimpin Negara yang baru merdeka tak ciut nyali. Konsep Trisakti "berdaulat dalam berpolitik" diimplementasikan secara global pula. Gerakan nonblok fakta bahwa bangsa Indonesia berdaulat dalam berpolitik yang tak hanya berlaku untuk "internal" negara Indonesia. Inisiasi gerakan nonblok oleh Presiden Soekarno, yang kemudian melahirkan KAA (Konferensi Asia-Afrika)  di Bandung --membuka lembaran baru bahwa bangsa Indonesia memiliki DNA memimpin perubahan.

Bangsa Indonesia diawal kemerdekaannya mencatatkan sejarah pelopor gerakan non-blok. Gerakan yang menegaskan berdaulat dalam berpolitik. Dan diikuti Negara-negara lain, Indonesia menjadi trendsetter. Tak sekadar mengekor tetapi menjadi pelopor.

Diawal kemerdekaannya, bangsa Indonesia telah menunjukkan jatidirinya. Bung Karno berhasil menghantarkan bangsa Indonesia menjadi Negara yang disegani; Negara pelopor dan berkontribusi untuk dunia. Catatan emas sejarah yang patut menjadi barometer bagi generasi selanjutnya.

Era Soeharto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun