Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Soto Tangkar - Sate Kuah Bang Edi, Creamy Terkenal di Jakarta, Pas Rasanya di Lidah

4 September 2023   06:25 Diperbarui: 4 September 2023   12:19 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "Soto Tangkar dan Sate Kuah Bang Edi Terkenal di Jakarta..."(sumber image: wibhyanto/dokumen pribadi) 

Soto Tangkar - Sate Kuah Bang Edi, Creamy Terkenal di Jakarta, Pas Rasanya di Lidah

JAKARTA, - Hari telah tinggi ketika kami berlima tiba di tempat ini, di warung "Soto Tangkar dan Sate Kuah Bang Edi", di daerah Tanah Abang, Jakarta pada Sabtu siang (2/9/2023). Kami terdiri dari Sindu, Egie, Ara, Reni, dan saya bersepakat makan siang di sini, atas ajakan Sindu.

Sindu bilang bahwa warung soto ini terkenal di Jakarta, pernah dikunjungi artis seperti Tyas Mirasih dan Kenta yang orang Jepang gemuk itu. Mereka shooting di tempat ini untuk program kuliner yang tayang di Stasiun TV Swasta (Setelah saya  cek, bener. Ini link videonya: Sumber). Tempat ini juga sering dijadikan bahan konten oleh para konten creator atau Youtuber. "Weww! Keren menewen donk soto dan tempatnya", Ujarku sprontan merespons Sindu.

Warung sederhana, terkenal di Jakarta

Tiba di lokasi. Penampilan warung "Soto Tangkar dan Sate Kuah Bang Edi" ini sekilas tampak sederhana, biasa saja, tidak keren. Menurut saya, ini bukan restoran atau rumah makan mewah. Warung soto mirip warung angkringan ini menempati lokasi di pojok areal parkir sebuah Gedung lawas di jl Tanah Abang II no 4D, kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.

"Tetapi, jangan salah", ujar Sindu. "Warung soto ini sepanjang hari selalu ramai pembeli. Banyak orang dari semua kalangan, pejabat, para bos, pegawai, artis dan rakyat jelata, pada rela mengantre terutama di jam makan siang atau makan malam".

"Kita juga musti sabar untuk bisa mendapat tempat duduk, dan menunggu giliran untuk diracikkan sotonya". Sindu menjelaskan, layaknya seorang travel guide kuliner atau host konten kreator yang berpengalaman. Saya menyimak baik baik penjelasan Sindu.


Kebetulan siang itu, suasana warung tampak sedikit ramai, dipenuhi pembeli, tetapi untungnya ada satu meja kosong, cukup untuk kami berlima. Pelayan soto mempersilahkan kami duduk.

"Kita beruntung, kita dapat tempat duduk. Mungkin karena sekarang Sabtu, banyak karyawan kantor sekitar sini pada libur", imbuh Sindu lagi.

Saya mengangguk angguk lagi. Maklum, baru pertama kali ini saya hadir untuk mengeksplorasi warung soto ini. Tak sabar saya rasanya ingin menikmati seberapa gurih dan dahsyatnya kenikmatan rasa soto, yang konon kata Sindu, warung soto ini sudah sangat terkenal di Jakarta.   

Sederhana. Angkringan Soto Tangkar dan Sate Kuah Bang Edi bukan restoran mewah (foto:wibhyanto/dokumen pribadi) 
Sederhana. Angkringan Soto Tangkar dan Sate Kuah Bang Edi bukan restoran mewah (foto:wibhyanto/dokumen pribadi) 

Menu Istimewa Khas Soto Betawi

"Soto Tangkar dan Sate Kuah Bang Edi" memiliki tiga menu istimewa, antara lain: soto daging, soto campur, dan sate kuah.

Khusus sate kuah, itu adalah menu andalan di tempat ini. Sebutannya "Sate Kuah", sebenarnya itu adalah daging yang disate atau dibakar lebih dulu, lalu dimasukkan dalam semangkuk kuah soto.

Sedangkan soto daging itu isian soto berupa daging sapi yang diiris dadu kecil kecil, lalu dimasukkan dalam semangkuk kuah. Terakhir soto campur, berarti isian soto berupa aneka ragam isian jeroan sapi yang disajikan dalam semangkuk kuah.

Jadi untuk ketiga jenis menu istimewa di atas, diracik dan dicampur dalam satu jenis kuah soto yang sama. Kuah soto ini berciri khas soto Betawi yang memakai aneka bumbu dapur dicampur santan yang gurih. Sehingga kuah soto ini warnanya keruh cokelat kemerahan, bukan warna kuah soto bening.

Racikan dalam Setiap Mangkuk

Saya melihat, bahwa dalam setiap mangkuk diracik sesuai pesanan pembeli, antara lain irisan tomat, penyedap rasa, potongan daging atau jeroan yang telah dimasak, atau daging sate bakar. Lalu setiap mangkuk isian itu ditaburi kuah soto hangat yang melimpah, diberi beberapa tetes jeruk nipis, terakhir ditaburi bawang goreng, lalu disajikan. Begitulah proses alamiah peracikan soto dalam setiap mangkuk.

soto sedang diracik dan disiapkan (foto:wibhyanto/dokumen pribadi) 
soto sedang diracik dan disiapkan (foto:wibhyanto/dokumen pribadi) 

Bahan Isian Soto

Sedangkan bahan utama isian soto, berupa daging sapi, tetelan, paru, aneka jeroan seperti usus muda atau iso, babat, kikil, daging muda, dan tulang muda. Kesemua bahan daging dan jeroan ini telah matang melalui proses masak secara khusus lebih dulu.

Sehingga inilah uniknya, yakni ketika diicip, tak ada aroma bau prengus jeroan sama sekali. Dan itulah fakta di lapangan eh fakta di warung soto ini. Luar biasa, pikir saya dalam hati.

Rasa Nendang dan Daging Tidak Alot

Lalu saya nanya-nanya ke petugas soto. Menurut Erick, putranya Bang Edi yang sibuk melayani pembeli, Warung "Soto Tangkar dan Sate Kuah Bang Edi" ini memang jenis warung Soto Betawi, dengan ciri khas kuah keruh, tidak bening.

Uniknya, bahan dasar soto Betawi yang biasanya memakai susu murni untuk kuahnya, warung soto ini memakai santan yang gurih yang diramu bersama aneka rempah soto. Tampak penampilan warna kuahnya kemerahan, bukan karena warna sambal, melainkan rempah-rempah bercampur santan yang gurih.

Kuah inilah yang dipakai sama untuk semua pilihan menu. Kuah ini dipakai untuk racikan menu sate kuah, menu soto daging, maupun soto campur.

Saya mengamati proses peracikan soto sebelum disajikan. Dalam satu mangkuk, terdiri dari kuah soto khas betawi, daging, irisan tomat, seledri, bawang goreng. Racikan tambahan tersaji di meja pembeli, terdiri sambal, jeruk nipis, kecap manis.

Sekilas soto yang tengah diracik dalam setiap mangkuk ini mengeluarkan asap lembut. Hal ini membawa aroma semerbak. Bau lezat itu mengundang rasa, ketika tiba tercium di ujung hidung. Saat itulah, pengen segera, tergoda tak sabar rasanya menanti pesanan soto kami segera tersaji.

Menurut Erick, si petugas soto sambil meracik soto, dia bilang bahwa warung sotonya ini lumayan laris. Setiap hari warung menghabiskan bahan dasar daging dan jeroan sapi antara 35kg-40kg setiap hari. Widihh, banyaknya! Ujar saya spontan ke Erick, si petugas soto itu tersenyum.  

pesanan soto telah siap disantap (foto: wibhyanto/dokumen pribadi)
pesanan soto telah siap disantap (foto: wibhyanto/dokumen pribadi)

Rasanya Pas di Lidah 

Maka sejeda kemudian, saat itu pun tiba. Soto pesanan kami pun ready, tersaji di atas meja. Bersegera kami eksekusi porsi soto kami masing-masing. Mari kita sikat! ujar saya  dalam hati.

Dalam beberapa seruputan awal, saya mulai tahu bahwa secara keseluruhan soto tangkar dan sate kuah ini rasanya dominan gurih, curry dan creamy banget. Rempah rempahnya tidak terlalu pekat, rasanya pas. Gurihnya juga pas rasanya di lidah. Ada rasa pedas dan manisnya, ketika kita tambahkan sambal sedikit. Dominan rasa creamy santannya begitu gurih, rasanya parah. Enak banget.

Memang untuk rasa, bagi saya kuah soto ini bener bener nendang abis, ambyar, "no play play", tidak main main, berkualitas mantab surantab, sip markusip dan keren menewen (ealah maaf, itu kan istilah saya yang sering kupakai untuk komen di artikel kompasianer. Kok bisa masuk di artikel ini sih? Ya entahlah -red).

Isian potongan daging dan lemaknya ketika digigit berasa kenyal kenyal lembut. Potongan usus iso dan babatnya pun tak ada perlawanan, begitu digigit langsung terasa maknyos, tidak alot, melainkan lumer di rongga mulut.

"Dahsyat rasanya! Lololo..ndak bahaya ta! Kok sedemikian mantul, mantab betul kelezatannya", ujar saya dalam hati tanpa penyesalan, seusai menyeruput kuah soto yang curry dan creamy ini. Sruputt..mantab kuahnya. 

Dan beneran, sekali lagi, tak ada bau khas jeroan sapi sama sekali. Dan saya pun lahap menyantap seporsi soto campur pesanan saya. Seporsi soto plus nasi ini pun saya eksekusi, setahap demi setahap dengan nikmat.

Membongkar isi mangkuk 

Sesekali saya membongkar lebih dalam, perlahan ke semangkuk Soto Campur pesanan saya ini. Dalam pada itu, saya takjub, ternyata saya melihat bahwa isian soto berupa potongan daging jeroan ini isinya penuh dan banyak. Rupanya bang Erick meracik mangkuknya ini byak byuk, terisi penuh daging campur jeroan, isian soto tidak pelit dan kuahnya melimpah. Ada potongan iso, daging, kikil, babat, paru, tulang muda, irisan tomat yang segar, dan lainnya. Masya Allah.

"Ampun kumpeni, soto manalagi yang kau dustakan hingga seenak ini!", ujar saya dalam hati, seusai menghabiskan seporsi soto. Penuh rasanya.

"Mau nambah seporsi lagi?", tanya Sindu. Saya menggeleng. Sudah cukup. Kenyang. Ujar saya sambil menyeruput minuman teh botol, seusai menyudahi ritual makan siang ini dalam satu suapan sendok terakhir. Mantab, pemerintah! Teriak saya dalam hati, sambil merasakan perut saya yang kenyang.

satu porsi yang membuat kenyang (foto: wibhyanto/dokumen pribadi) 
satu porsi yang membuat kenyang (foto: wibhyanto/dokumen pribadi) 

Harga Bersahabat

Ini sekadar info. Untuk menu soto tangkar daging plus nasi atau sate kuah plus nasi, dibanderol seharga 30ribu rupiah. Sedangkan soto campur plus nasi, dibanderol 26ribu rupiah per paket porsi. Jika masing-masing tanpa nasi, harganya dikurangi 5ribu rupiah.

Menurut saya harga seporsi soto yang demikian di tempat  ini termasuk bersahabat, sebanding dengan seporsi kualitas rasa dan kelezatan makanan yang didapat, ditambah sedikit perjuangan untuk mengantre sebelum makan. Harganya, masih Worth it!

Buka Pagi hingga larut Malam

Sebelum meninggalkan tempat ini, penting saya tambahkan satu info bahwa warung "Soto Tangkar dan Sate Kuah Bang Edi" ini buka setiap hari, mulai dari jam 07.00 sampai jam 22.00, kecuali tanggal merah libur. Warung ini dikelola oleh sedikitnya 10 crew petugas soto, bekerja bergantian dalam dua shift jam kerja, dimana pertukaran shift terjadi sekitar pukul 15an, setiap hari.

Berdiri sejak tahun 2011, warung "Soto Tangkar dan Sate Kuah Bang Edi", beralamat lengkap di Jl. Tanah Abang II No.41D, RT.1/RW.4, Cideng, Gambir, Central Jakarta City, Jakarta 10160. Jika Anda penyuka kuliner  atau penyuka soto, jangan lupa mampir di warung soto ini. Dan untuk sampai di lokasi, pakai GPS saja.

Menurut saya, rekomendasi ini tak berlebihan, sebab saya telah menjajal seporsi rasa dan dahsyatnya. Saking nikmatnya, sekali lagi saya berpikir "lololo, gak bahaya ta!".

Dan tentu ternyata tak mengandung bahaya, sebab saya juga memutuskan bahwa kelak saya akan kembali lagi ke tempat ini, kapan kapan lagi. Begitulah kura kura. Salam dahsyat sotonya dan salam kenyang!

SELESAI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun