Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Panen Telah Usai, Musim Tanam Baru Dimulai

31 Mei 2023   19:35 Diperbarui: 31 Mei 2023   22:47 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panen telah usai, musim tanam baru mulai ( foto: wibhyanto/dokumen pribadi)

Panen Telah Usai, Musim Tanam Baru Dimulai

Di sawah luas matahari beranjak tinggi
Panen telah usai, sementara musim tanam baru dimulai
Para petani bekerja tanpa lelah mengolah tanah,
Membungkuk berjajar, menanam bagai dalam lukisan

Menanam harapan di setiap gerakan tangan
Mendendang nyanyian doa-doa pada angin yang lembut
Dalam setiap tetes keringat yang jatuh ke sawah
Petani menitipkan impian dan harapan masa depan

Di bawah langit biru, matahari memancarkan kehangatan
Bibit-bibit kecil merekah, menembus tanah susah payah
Hujan lembut menyirami pertumbuhan yang rumit
Dalam setiap tetesan air, berjuang hidup, bertahan dan berkembang

Petani-petani melihat ke depan dengan harapan
Mereka tahu, ada waktu dan kesabaran harus diuji
Mengolah tanah, merawat tumbuhan dengan kesungguhan
Menanti setia hingga saatnya nanti, tiba menyambut panen lagi

Panen telah usai, sementara musim tanam baru dimulai
Sejumput harapan baru terselip di tumpukan jerami
Petani-petani berjuang dengan semangat tak berhenti
Mengukir cerita apasaja di sawah ladang yang ditanami

Matahari terus bersinar, memberikan kehidupan
Sejuknya angin mengusap wajah petani menyentuh sawah
Mereka bergerak dengan tekun, tak kenal lelah
Menjaga kehidupan dari bibit hingga saat panen tiba

Pada setiap baris tanah yang ditanami
Mereka menaburkan doa doa, harapan, dan impian
Seperti lukisan alam yang terhampar begitu indah
Sawah ladang itu menjadi palet kehidupan, mengagumkan

Panen telah usai, musim tanam baru dimulai,
Petani-petani membungkuk berjajar tanpa mengukur waktu
Menjaga sawah ladang dari segala kemungkinan, agar kelak
masih bisa untuk ditanak, dan sejumput nasi untuk disyukuri

Marilah menghargai dengan sepenuh hati
Memberi penghormatan pada setiap tunas yang meruas
Karena dari tanah ini, kita semua bersama dihidupi
Tumbuh dan berkembang, menuju sawah ladang baru nanti

Jakarta, Mei 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun