Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Hikmah Ramadan, "Kisah dari Rumah Mewah (Mepet Sawah)" - Etika Bisnis

15 April 2023   13:38 Diperbarui: 22 April 2023   09:40 1380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah cerita dari tempat ini, sebuah rumah mepet sawah, photograpy oleh D.Wibhyanto / penulis. / dokumen pribadi.

Sebuah desa, di Lereng Merapi.

Ini kisah nyata. Seorang tua, sebutlah nama samarannya, Pak Rejeb (80). Tinggal di pelosok sebuah desa di lereng Merapi, berkisah kepada saya, bahwa di saat muda ia pernah diapusi ditipudaya oleh kawan bisnisnya.

Tahun 80-an seorang kawan pengusaha dari Jakarta meminta dia untuk mewujudkan aneka proyek pertanian di kawasan desa-desa di Kecamatan Sawangan, lereng Merapi, Magelang. Pak Rejeb bahkan dipercaya untuk melakukan aneka perencanaan, strategi pengadaan lahan, perekrutan tenaga buruh pengolah lahan, pengadaan bibit salak pondoh, peternakan sapi, dan pengembangan kawasan. Prinsipnya adalah usaha budidaya salak pondok berbasis pertanian terpadu (integrated farming).

Berbekal keterampilan sebagai petani, kejujuran, juga kesungguhan, Pak Rejeb dipercaya sebagai pimpinan proyek dan pelaksana lapangan. Dengan gembira dia menjalankan amanah itu. Ia tidak mengenal kata lelah. Setahap demi setahap, proyek pertanian terpadu itu akhirnya terwujud dengan cepat. Puluhan hektar lahan pertanian, atas negosiasinya, berhasil dibeli dari tanah penduduk, di kala itu. Puluhan buruh tani pun bekerja mengolah lahan di bawah pengawasan Pak Rejeb. Ribuan bibit salak pondoh dari kebunnya sendiri, ia tanam pula ke lahan garapan proyek. Pekerjaan perintisan awal tahap pertama telah dia selesaikan dalam waktu tiga tahun. Tahapan selanjutnya adalah pengembangan. Begitu rencananya.

Waktu itu, ia tidak pernah berpikir untuk mengambil untung atau komisi di muka dari setiap proses kegiatan proyek .Pak Rejeb tidak pernah berpikir untuk mencuri, apalagi korupsi, atau nyolong komisi dari setiap transaksi pengadaan lahan dari tanah milik penduduk, yang nilainya ratusan juta itu.

Pikirannya sederhana, sesederhana hidupnya. Sebab baginya memandang banyak orang bisa bekerja di proyek pertanian itu, dan mereka mendapat penghasilan dari aneka proyek pertanian, itu suatu yang menakjubkan. Dia selalu bersyukur. Bekerja adalah bagian dari pelaksanaan nilai-nilai agama.

Menjalankan bisnis usaha bersama, secara jujur, beretika, saling percaya, menghargai partner bisnis dan profesional di bidangnya, pada hakekat itu berarti mematuhi penuturan perintah Tuhan seperti tertulis di kitab suci, semua agama. Begitulah prinsip yang dipegang teguh dan dijalani oleh Pak Rejeb.

"Nanti saja pak, ketika proyek seluruhnya sudah terwujud, saya akan meminta bagian penghasilan saya", begitulah dia katakan kepada kawan bisnisnya itu, setiap kali partnernya itu menawari suatu imbalan atas kerja keras bersama itu.

Pak Rejeb pun dibantu istrinya mencatat setiap pengeluaran rutin dengan teliti. Termasuk mencatat belasan jutaan rupiah uang pribadinya yang turut terpakai saat operasional di lapangan.

Sementara itu kawan bisnisnya sangat puas, sebab segala sesuatu telah berjalan sesuai tahap yang direncanakan.

"Saya akan memberi bapak rumah baru. Dan mobil baru, besuk mari kita ke New Armada Magelang untuk membelinya", kata kawan bisnisnya itu pada suatu ketika. Tentu Pak Rejeb merasa senang pada janji itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun