📈 Apa Sih Hubungan Laba Bersih, Arus Kas, dan Ukuran Perusahaan Sama Harga Saham? Yuk, Kupas Bareng!
Buat kalian yang suka mantengin pasar saham, pasti pernah mikir: “Kok harga saham naik-turun, padahal beritanya baik-baik aja?”
Ternyata, di balik naik turunnya harga saham, ada beberapa faktor penting yang sering diperhatikan investor. Nah, tiga di antaranya adalah laba bersih, arus kas operasi, dan ukuran perusahaan. Gimana sih pengaruh ketiganya? Yuk, kita bahas bareng, santai aja.
🧠 Teori Sinyal: Saat Perusahaan Kasih Kode ke Investor
Bayangin gini: manajemen perusahaan pasti punya info lebih lengkap soal kondisi dalam perusahaan, kan? Sementara investor cuma bisa liat dari luar. Nah, teori sinyal (signaling theory) bilang, perusahaan ngasih “kode” ke investor lewat laporan keuangan.
Kalau labanya naik, arus kasnya sehat, atau perusahaannya makin besar, itu jadi sinyal positif: “Eh, perusahaan kita bagus, loh!”
Sebaliknya, kalau laporan keuangannya jelek, itu bisa jadi sinyal negatif dan bikin investor mikir dua kali buat beli sahamnya.
💰 Laba Bersih: Cermin Sehatnya Perusahaan
Laba bersih ini gampangnya adalah sisa uang yang didapat perusahaan setelah semua biaya dan pajak dibayar. Ibaratnya, ini duit “bersih” yang bisa jadi dividen buat pemegang saham.
Banyak penelitian bilang, laba bersih punya pengaruh besar sama harga saham. Logikanya simpel: makin besar laba, makin banyak peluang bagi perusahaan bagi dividen. Investor juga jadi lebih yakin, dan akhirnya harga saham ikut naik.
💵 Arus Kas Operasi: Uang Nyata yang Mengalir
Arus kas operasi adalah uang masuk dan keluar dari kegiatan utama perusahaan, kayak jualan produk atau bayar gaji. Ini penting banget, karena arus kas operasi nunjukin perusahaan punya duit nyata buat jalanin bisnis, bayar utang, atau kasih dividen.
Penelitian juga nemuin kalau arus kas operasi yang stabil atau meningkat jadi sinyal positif buat investor. Soalnya, investor senang sama perusahaan yang punya duit “fresh” untuk muter bisnis.