Mohon tunggu...
Aqim SetiaAji
Aqim SetiaAji Mohon Tunggu... Arsitek - Alhamdulillah

hobi main main

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam dan Jawa Padu nan Harmonis

28 Oktober 2021   16:05 Diperbarui: 28 Oktober 2021   16:07 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Islam dan Jawa Padu nan Harmonis

Istilah akulturasi berasal dari bahasa Latin yaitu "acculturate" yang artinya tumbuh dan berkembang bersama. Secara umum, pengertian akulturasi (acculturation) merupakan suatu perpaduan budaya yang kemudian menghasilkan budaya baru tanpa menghilangkan unsur-unsur asli dalam budaya tersebut. Misalnya sebuah proses percampuran dua budaya atau lebih yang saling bertemu dan berlangsung dalam waktu yang lama sehingga dapat saling memengaruhi.

Budaya Islam di Indonesia telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia, namun dalam perkembangannya, pola dasar kebudayaan setempat yang tradisional masih tetap kuat, sehingga terdapat suatu bentuk perpaduan kebudayaan itu disebut dengan akulturasi kebudayaan. Akulturasi bisa terjadi melalui kontak budaya yang bentuknya bermacam-macam, antara lain sebagai berikut:

- Kontak sosial pada semua lapisan masyarakat, sebagian masyarakat, atau bahkan antar individu dalam dua masyarakat. Kontak budaya dalam situasi bersahabat atau situasi bermusuhan.

- Kontak budaya antara kelompok yang menguasai dan dikuasai dalam seluruh unsur budaya, baik dalam ekonomi, bahasa. teknologi. kemasyarakatan. agama, kesenian, maupun ilmu pengetahuan.

-Kontak budaya antara masyarakat yang jumlah warganya banyak atau sedikit.

- Kontak budaya baik antara sistem budaya, sistem sosial, maupun unsur budaya fisik.

Jawa adalah wadah akulturasi dimana berbagai macam budaya bercampuraduk. Seni dan arsitektur bangunan Islam di Indonesia, khususnya di Jawa sangat unik, menarik dan akulturatif. Seni bangunan yang menonjol di zaman perkembangan Islam ini terutama masjid, menara serta makam Sunan Kudus. Perpaduan antara seni budaya Indonesia dan budaya Islam dalam bangunan dapat dilihat melalui bangunan masjid, makam dannbangunan yang lainnya.

Dapat dilihat dari sudut arsitekturnya, masjid-masjid yang terdapat di Indonesia terutama pada masjid-masjid kuno berbeda dengan masjid di negara lain. Khususnya gaya arsitektur ini terlihat dari bentuk atapnya yang bertingkat, denahnya bujur sangkar dan biasanya ditambah dengan bangunan serambi didepan maupun disamping, pondasinya sangat kuat dan agak tinggi di bagian depan / samping terdapat kolam.

Bangunan masjid-masjid kuno di Indonesia memiliki ciri-ciri tersendiri, diantaranya dapat dilihat dari:

-Atapnya berbentuk tumpang yaitu atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil dari tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya ganjil 1, 3 atau 5. Dan biasanya ditambah dengan kemuncak untuk memberi tekanan akan keruncingannya yang disebut dengan Mustaka. - Tidak dilengkapi dengan menara, seperti lazimnya bangunan masjid yang ada di luar Indonesia atau yang ada sekarang, tetapi dilengkapi dengan kentongan atau bedug untuk menyerukan adzan atau panggilan sholat Bedug dan kentongan merupakan budaya asli Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun