Mohon tunggu...
Muhammad Aqiel
Muhammad Aqiel Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mimpi Negara Islam dalam Jejak Terorisme di Indonesia

17 Mei 2018   15:42 Diperbarui: 17 Mei 2018   16:25 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Menyoal wajah Islam Indonesia memang tidak ada habisnya-sangat beragam-dari dulu hingga kini selalu ada orang yang mengedepankan jalan moderat dan demokratis, seperti Natsir. Tapi ada pula-karena kekecewaan-menyokong radikalisme dan kekerasan: ia adalah Kartosoewirjo, penggagas negara Islam sekaligus cikal-bakal aksi terorisme yang terjadi hingga sekarang. Penulis menilai, ia adalah 'Bapak' Terorisme di Indonesia.

Berawal pasca kemerdekaan, perseteruan antara ekstremis kanan "konservatif" dengan golongan nasionalis adalah catatan kelam dari sejarah yang terus bergulir hingga 20 tahun pasca reformasi. Salah satunya adalah pemberontakan Darul Islam (DI/TII) yang dipimpin oleh Kartosoewirjo. Demi cita-cita negara Islam, pemberontakannya telah ikut mewarnai sejarah pembentukan Republik Indonesia.

Hampir 6 dekade sejak kematiannya, pemikiran dan cita-cita mendirikan negara islam masih terus bergelora di kalangan sebagaian umat islam dan masih terus mengilhami berbagai kelompok-baik itu melalui jalan damai maupun jalan kekerasan. Terutama tepat 2 tahun setelah pengeboman World Trade Center-16 tahun silam-selang tragedi na'as yang menimpa Amerika Serikat, dengan cepat menjalar ke seluruh dunia termasuk Indonesia yang pada tahun 2002 rentetan tragedi berdarah atas nama ideologi dan agama mulai terbangun.

Rekam Jejak Terorisme

Bertolak belakang dari seruan Kartosoewirjo, motif dibalik pengeboman hari ini nyaris sama sekali menyimpang dari apa yang dilakoni Darul Islam saat membelot terhadap pemerintah Belanda setelah perjanjian Renville. Kekecewaan Kartosoewirjo pada perjanjian renvile semakin menguatkan arah kiblat dimana ia bersandar pada keadilan diinisiasi ketidakadilan dari hasil perjanjian tersebut yang merugikan umat muslim.

Meski pada akhirnya, pemberontakan oleh Kartosoewirjo dan DI/TII berakhir dengan pertumpahan darah, rasisme, dan tindakan anarkis terhadap golongan minoritas.

Setelah DI/TII berhasil ditumpas, teror terhadap integrasi bangsa Indonesia masih belum usai. Dijuluki "Jihad Sebatang Korek" gerakan "Komando Jihad" menjadi awal kebangkitan sekaligus awal dari kebiadaban kelompok ekstremis pada masa itu-bukan bermaksud menjelek-jelekan Islam-namun pada tataran empiris telah terjadi perpecahan di tubuh eks pentolan DI/TII.

Mulailah atas perpecahan yang terjadi, aksi-aksi terorisme dilakukan sendiri oleh eks DI/TII di pelbagai daerah. Gaos Taufik, misalnya, mengebom sejumlah hotel dan rumah sakit Kristen, merampok bank, dan membunuh sejumlah orang. Gaos adalah Komandan Perang Wilayah besar eks Darul Islam Sumatera Utara.

Komando Jihad dan Bayang-bayang Natsir 

Lain dari gerakan DI/TII yang berusaha memperjuangkan kedaulatan nasional, kini para mujahid Islam tidak ragu menjadikan warga sipil sebagai korban. menurut Rapoport kelompok teroris ini disebut gelombang keempat digerakkan ideologi revolusioner serta dorongan religius. Contoh kelompok tersebut adalah Al-Qaeda. Yang menjadi karakteristik terpenting dari kelompok gelombang keempat adalah mereka tidak ragu menjadikan warga sipil sebagai korban atau target kekerasan.

Berkaca dari tragedi pemberontakan pasca-kemerdekaan, pemikiran Islam "Moderat" juga mulai menghegemoni dan bangkit perlahan-lahan, langkahnya tidak seperti dulu, atau lebih tepatnya pendirian negara Islam melalui jalan-jalan kekerasan seperti pemberontakan dan aksi separatisme. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun