Mohon tunggu...
Muhammad Aqiel
Muhammad Aqiel Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jalan Menuju Revolusi (1)

17 Desember 2017   10:47 Diperbarui: 17 Desember 2017   11:06 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Tanpa seorang pun kru media yang mau memihak Selim, Selim menggunakan kelemahan ini sebagai langkah mengecoh dewan pers. Ia merasa bahwa gerakan Populis yang suatu saat akan berubah menjadi gerakan Revolusioner tentu saja jauh lebih kuat apabila disandigkan dengan kelas Borjuis. Sebagai orang media, Selim menyadari itu semua. Langkah pertama ia ambil sebagai tindakan persuasif. Memicu ketidakstabilan sehingga kerusuhan menjalar ke mana-mana, perekonomian berakhir kolleps, orang asing mengemis meminta perlindungan ke negaranya masing-masing. 

Para pemilik modal asing menyadari lalu pergi-wara wiri ke luar negeri, sementara nasib buruk menghampiri para kapitalis lokal. Sebagian besar dari mereka rata-rata mendapat sanksi sosial berupa penghardikan, intimidasi, parahnya lagi ada yang diasingkan. Kaum Borjuis dan para Kapitalis malah loyo-lunglai, seakan-akan mereka tak memiliki kekuatan untuk menghadapi kelas di bawah mereka : Rakyat Jelata, kelas menengah, Negarawan, Politisi dan perwira yang progresif revolusioner, juga disertai media Cynbee di bawah naungan Direktur muda, Selim Sujatmiko.

Sorak-sorai di alun-alun kota menggema demikian keras. Untuk kesekian kalinya asas Demokrasi Liberal kembali kolleps, khususnya Negara tempat Selim bernaung. Bagi orang kecil ini adalah kemenangan, namun bagi bedebah hal ini membawa petaka atas keserakahan mereka di masa lalu, bagi kelas menengah hal ini menjadi turbulensi perekonomian, yang lebih penting adalah Humanisme.

Tak kalah di dunia nyata, yang pasti, Selim melalui media massa Cynbee dengan gegap gempita merayakan kemenangan ini secara profesional. Judul-judul bombastis seakan-akan memperingatkan kepada negara barat bahwa demokrasi bukanlah akhir dari peradaban, apa yang diramalkan seorang akademisi barat benar adanya. Menurut Selim, orang-orang di negeri ini telah siap mewujudkan impian itu semua.

Banyak orang mencari jejaknya

Dari jiwa-jiwa tertindas di pinggiran kali

Bersembunyi di pojok-pojok relung jiwa

Hingga bersemayam pada keadilan

***

Pertemuan di Jalan Lengkong

"tok, tok, tok, tok." (Terdengar pembangunan sedang berlansung di Prefektur Negarabatin).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun