Mohon tunggu...
Aqidha Nurul Mutmainnah
Aqidha Nurul Mutmainnah Mohon Tunggu... Guru - Guru BK - Pekerja Lepas Desain Grafis

Berkarya sesuai hati nurani, biarkan dia bebas berkelana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kelana

24 Mei 2019   10:31 Diperbarui: 24 Mei 2019   10:47 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi pribadi)

Menikmati lamunan duduk berimajinasi:
napas stabil mengembang.
Neutron bersinar saling tersambung
sanubari tersenyum tipis bebas.
Kelana dimulai.

Ribuan mata bertatap senyum:
berlarian salam bertukar kata.
Logistik-logistik dibuatnya
bersama saja
untuk amunisi silang kata. 

Rambu rupiah santai:
semuanya paham dengan sadar.
Pun sebenarnya
mereka berkolaborasi
dalam kelana.

Kelana meraja jiwa kabur:
berbincang sanubari tuk temukan
kembali.
Tak sampai kata katakan
semuanya jelas.

Bukan tentang aspal:
apalagi bensin yang terkucur.
Makna selimuti selalu
jernih menjadi kado
fotokopi jiwa terekam ingat.

Kelana penuh restu
pengorbanan yang asik
dan tantangan menjadi senar.
Kelana ajaib membersamai
waktu semoga masih berkunjung.

Batang, 24 Mei 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun