Mohon tunggu...
Anas Apriyadi
Anas Apriyadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hanya karyawan swasta yang suka baca. ~menulis menyehatkan jiwa~

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Liga Sepak Bola Satu Wilayah Tidak Tepat untuk Indonesia

1 Januari 2015   18:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:02 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Solusi

Tawaran solusi saya sebenarnya ada dua, yaitu Liga dua wilayah, atau Liga satu wilayah dengan sedikit klub namun benar-benar profesional. Banyaknya klub memang tidak menjamin kualitas sebuah liga maupun tim nasional yang dihasilkannya, lihat saja A-League yang hanya 10 klub, Malaysia Super League 14 klub, V-league 12 klub, S-League 12 klub, UFL Filipina 10 klub, negara-negara tersebut bisa mengalahkan Indonesia! jadi apa yang selama ini kita lakukan rame-ramean, buang-buang duit, tapi tidak menghasilkan prestasi apa-apa? Jika memang mau serius profesional, solusi liga dengan sedikit klub namun benar-benar profesional bisa jadi pilihan. Namun, bisa memunculkan kecemburuan antar daerah, dari 200an juta warga Indonesia masa' hanya 10 klub di level tertinggi? tentu tidak bisa disamakan dengan Australia yang penduduknya kurang lebih sama dengan Jawa Barat, apalagi Malaysia, Singapura.

Karena itu, solusi paling tepat bagi saya tetap adalah kompetisi dua wilayah, tentu dengan perbaikan-perbaikan melihat kompetisi dua wilayah 2014 masih banyak sekali kekurangn. Verivikasi klub harus benar-benar serius dan transparan, yang tidak memenuhi syarat harus ditendang sehingga tak ada lagi gaji pemain tak dibayar. Penjadwalan liga juga harus profesional tidak seperti musim lalu yang acak-acakan sehingga performa pemain pun terganggu. dengan 2 wilayah dan peraturan AFC maksimal 22 klub dalam sebuah liga, maka 11 klub per wilayah, otomatis jumlah pertandingan jadi berkurang jika hanya 1 kompetisi saja (20an pertandingan), padahal lazimnya tim profesional dalam satu musim menjalani 40-50an pertandingan, karena itu 1 musim kompetisi di Indonesia perlu dibuat sampai 3 kompetisi. Seperti Inggris yang punya EPL, FA Cup, League Cup; Thailand bahkan juga ada 3 kompetisi, begitu pula Malaysia ada 3 MSL, FAM Cup, League Cup. Usul saya, selain ISL dengan 2 wilayah, jalankan pula liga Indonesia yang berisi klub-klub dari Divisi utama dan Liga Nusantara yang dibagi zona-zona juga dalam penyisihan, lalu Piala Liga yang diikuti klub ISL dengan sistem penyisihan 4-5 grup, dalam satu grup diisi tim dari wilayah barat dan timur sehingga tetap dapat membangun konektivitas dan iklim kompetitif antar wilayah dengan budget yang tetap logis.

Sekarang semua kembali pada PT Liga, PSSI, dan klub-klub, apakah bisa menggunakan akal sehat dalam menjalankan kompetisi liga Indonesia, atau tetap sama seperti selama ini tanpa perhitungan dan perencanaan yang baik, sehingga tiap musimnya kompetisi selalu memunculkan luka: gaji pemain yang tak dibayar, degradasi kualitas permainan tim nasional, profesionalitas omong kosong, dsb. PSSI & PT LIga perlu tegas dalam menjalankan aturan yang dibuatnya sendiri, profesionalitas liga jangan dibuat main-main karena menyangkut banyak orang yang terlibat di dalamnya, dan menyangkut prestasi tim nasional sebagai muara kompetisi yang baik. Klub juga harus sadar diri, untuk serius meningkat profesionalitasnya, jika tidak mampu berlaga di level profesional akan lebih mulia tetap berada di level amatir namun serius dalam pembinaan pemain muda, daripada memaksakan diri berada di level atas demi gengsi namun keuangan morat-marit, hanya menimbulkan utang menumpuk. Begitu pula segelintir klub yang sudah profesional ada baiknya tidak memaksakan hal yang hanya bisa dijalaninya sendiri kepada klub lain, kalau hanya 2-3 klub yang profesional dan bisa survive betul-betul dalam satu wilayah, sedang belasan klub lainnya hanya setengah-setengah, iklim kompetisi tentu tidak bagus untu memunculkan 'juara sejati'.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun