Mohon tunggu...
Apriliyantino
Apriliyantino Mohon Tunggu... Editor - Filsuf Kampung

Life is a choice, so choose your best!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Antara Rindu, Zain dan Masa Lalu

4 Juli 2022   13:01 Diperbarui: 4 Juli 2022   13:06 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hanya untuk ini kita kembali bertemu di tempat ini?" Rindu mulai larut dalam pusaran aneh yang tak dipahaminya.

"Untuk kebaikan kita bersama." Zain menatap wanita di sampingnya dengan tatapan serius yang belum pernah dia tampakkan sebelumnya kepadanya.

"Kebaikan apa yang kau kehendaki, Mas?" Rindu mencari-cari secarik jawaban di sudut mata lawan bicaranya. Ada sendu yang mulai mendung di mata Zain. Sesuatu yang ia pahami sebagai sebuah ketidakrelaan sekaligus kepasrahan. Lelaki itu dinilai telah menyerah. Kalah.

"Jauh-jauh aku dari Medan untuk mendengar sesuatu yang lebih dramatis dari semua ini Mas. Kau mulai ragu tampaknya. Baiklah." Rindu meraih tisu di depannya.

"Aku minta maaf. Semua ini tidak bisa kita teruskan lagi. Maafkan aku," Zain menghentikan kalimatnya. Sesuatu yang tak sanggup dia nyatakan, akhirnya terlontar juga.

"Begitu? Setelah apa yang kita lakukan selama ini?" Rindu mulai berkaca-kaca. Ia menggeleng pelan. Pertahanannya mulai goyah. Pendar harapan seketika memudar.

"Kita harus tetap menjaga kewarasan. Kita berdua telah sama-sama memiliki keluarga. Seharusnya kita setia." Zain mencoba mengeluarkan bisikan kalbunya yang selama ini ia pungkiri.

"Baiklah. Terima kasih, Mas. Terima kasih untuk semuanya. Mulai detik ini, anggap saja kita tidak pernah bertemu dan jangan sekalipun dirimu menghubungiku. Lupakan aku!"

"Seharusnya sejak dulu. Sebelum masa lalu bertaut erat dengan masa kini dan masa depan. Tetapi kita harus percaya bahwa berdamai dengan masa lalu adalah sebuah kebijaksanaan. Selamanya, kisahku dan kisahmu hanya sisa-sisa debu masa lalu."

Tanpa sepatah kata, Rindu meninggalkan tempat itu. Tinggallah Zain termangu, memungguti sisa-sisa kenangan yang kemudian ia pendam di dasar hati terdalam. Keduanya telah bertemu untuk menyelesaikan masa lalu. Membakar angan sehingga tinggal menyisakan debu. Debu-debu masa lalu.

Lubuk Seberuk, 10 April 2022
Pukul 21.30 WIB - 22.25 WIB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun