Selama 5 tahun menjalani hidup sebagai ibu tunggal bagi anak semata wayangku Laura, hari-hariku banyak kuhabiskan untuk bekerja dan bekerja. Karena aku harus menabung untuk mempersiapkan pendidikan dan masa depan Laura. Setelah bekerja, waktuku kucurahkan untuk Laura.Â
Aku bersyukur, aku tak pernah merasa kesepian. Walau tak memiliki pasangan, aku punya Laura, gadis remajaku, orang tua dan sahabat-sahabat yang jadi support systemku. Jadi aku tak pernah merasa sendiri.Â
"Sophia," suatu senja di cafe di bilangan Kemang Jason berkata kepadaku. "Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu."
Aku menghentikan kunyahan roti kayu manis lezat di mulutku. Nada suara Jason tak seperti biasanya, ada yang berbeda. Dan aku ingin tahu apa gerangan yang hendak diutarakannya padaku.Â
"Silahkan,Jason,"sahutku.Â
Jason menatapku dengan tatapan yang tak dapat kumengerti. Sejurus kemudian ia berkata,Â
"Sophia, apakah kau tidak berangan untuk menikah lagi? "
Aku tertegun dengan pertanyaannya itu.Â
"Menikah dengan siapa? "tanyaku, mungkin terdengar naif namun aku kan tidak punya kekasih ?Â
"Denganku," Â Jason menatapku lembut.Â
Aku membulatkan mataku. Entah mengapa, tubuhku terasa dingin, tapi pipiku justru memanas. Kontradiktif memang, namun itulah yang terjadi padaku saat ini.Â