Mohon tunggu...
Apriliana Limbong
Apriliana Limbong Mohon Tunggu... Administrasi - Aktivis Sosial dan Kemasyarakatan

Pegiat sosial di lingkungan sekitar. Pengagum SBY.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dahlan dan Ujian Konvensi Demokrat

19 Mei 2014   15:45 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:22 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dahlan Iskan adalah pemenang konvensi capres Demokrat. Namun, hasil survey menunjukkan bahwa elektabilitas dan popularitas Dahlan jauh di bawah Jokowi dan Prabowo. Sejak awal konvensi, pimpinan partai Demokrat menyebutkan bahwa jika hasil survey menunjukkan elektabilitas dan popularitas pemenang konvensi rendah, maka keputusan akhir berada di tangan majelis tinggi partai. Ternyata hal ini, diketahui persis oleh Dahlan Iskan. Meski sebagai pemenang, namun karena hasil survey menyebutnya kalah jauh dibanding Jokowi dan Prabowo, Dahlan – meski tentu kecewa – memang menyerahkan keputusan kepada majelis tinggi Demokrat, yang diketuai oleh SBY.

Di sinilah sesungguhnya hal yang sangat menarik terjadi di konvensi capres Demokrat. Hasil akhir bukan jaminan pemenangnya melenggang ke posisi capres atau cawapres. Masih ada syarat dan ketentuan berlaku, yaitu elektabilitas dan popularitas. Yang paling utama tentu saja elektabilitas. Jika elektabilitas kecil, tentu saja Demokrat tidak dapat mengajukan pemenangnya. Siapa yang mau bergabung dengan Demokrat (yang jumlah suaranya 10%) kalau jagoannya berelektabilitas rendah? Realistisnya adalah Demokrat memang bergabung dengan partai lain. Misal dengan Golkar yang saat ini sepertinya paling memungkinkan. Maka, Demokrat tidak bisa hanya menyodorkan pemenang konvensi. Demokrat pasti menyodorkan beberapa nama yang paling potensial dan cocok disandingkan dengan jagoan dari Golkar. Selama ini, selain Dahlan, nama lain yang sering disebut adalah Gita Wirjawan, Anis Baswedan dan Pramono Edie. Pramono punya kelebihan yang melekat berupa latar belakangnya sebagai pensiunan jenderal bintang empat. Bagaimana pun pemilih Indonesia masih suka dengan pasangan sipil – militer atau militer – sipil. Dari calon yang ada saat ini, pasangan militer sipil, barulah dari poros Prabowo.

Sebenarnya apa yang terjadi di konvensi capres Demokrat bukan hanya ujian buat partai itu saja, melainkan juga ujian buat Dahlan Iskan. Apakah dia mau menerima keputusan dan kebijakan partai? Dalam sejumlah kesempatan seperti saya tulis di atas, Dahlan memang menyadari tentang konsekuensi menang tapi tidak dicalonkan. Alasannya banyak. Tiga diantaranya adalah:

1.Demokrat tidak bisa mengajukan sendiri capres karena jumlah suara yang kurang.

2.Prosentase elektabilitasnya yang masih rendah.

3.Jika berkoalisi posisi tawar Demokrat tidak sekuat pada 2009 lalu.

Maka bisa kita lihat bagaimana sikap dan pernyataan Dahlan dalam merespon keputusan Dmeokrat untuk tidak mengajukan pemenang konvensi baik sebagai capres maupun cawapres. Jika ada tokoh lain dari konvensi yang maju, itu semata-mata karena dinamka politik. Saya melihat Dahlan sangat siap menghadapi hal itu sejak awal. Dahlan juga menunjukkan jati diri yang sesungguhnya, yang berjiwa besar, jujur dan loyal terhadap atasan. Dahlan punya kualitas itu. Para pendukung Dahlan pun tahu akan hal itu, karena sejak awal sudah mengetahuinya.

Tapi entahlah dengan pihak luar. Kan biasanya pihak yang menjadi kompor terpanas bukan dari pihak-pihak yang berkepentingan, melainkan dari pihak lain yang mencoba mendapatkan keuntungan. Lihat saja komentar orang-orang di luaran sana, hehe, tahu masalahnya juga tidak, tapi isi komentarnya seolah-olah komentar paling benar sedunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun