Mohon tunggu...
Aprilia Rahmawati
Aprilia Rahmawati Mohon Tunggu... Fresh Graduate

Hanya seseorang yang menyukai bahasa dan budaya. Blog ini adalah ruang untuk berbagi apa yang saya pelajari tentang bahasa, budaya, dan seni.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Luka yang Tak Sama : Review Emosional K-Drama Our Unwritten Seoul

2 Juli 2025   08:30 Diperbarui: 2 Juli 2025   07:44 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Instagram (@bhent_official)

Our Unwritten Seoul mungkin kelihatannya cuma drama pertukaran hidup si kembar Miji dan Mirae. Tapi makin lama nonton, kita malah diajak nyelam lebih dalam ke luka-luka yang disimpan tiap karakter. Lukanya beda-beda, tapi semuanya berat kalau harus ditanggung sendiri. Drama yang tayang mulai 24 Mei 2025 ini bukan cuma soal ganti tubuh atau hidup sebagai orang lain. Tapi juga tentang gimana rasanya mengerti sudut pandang orang lain terhadap kita.

Beneran ga expect akan sebagus ini ceritanya. Ga nyesel sama sekali ikutin on goingnya. Karena tiap episodenya tuh bener2 ngajarin banyak bgt buat hidup sebagai diri sendiri, mencoba merasakan hidup sebagai orng lain, juga gmna hidup untuk orang lain. Sebaguss ituuuu, pelajarannya banyak banget. Greget dikit tiap minggunya beneran bermanfaat banget untuk kehidupan ini yg memang tidak selalu berjalan mulus dan selalu seperti apa yg kita inginkan ini.

Dari drama ini, aku bisa belajar klo semua orang itu punya lukanya masing-masing. Dan ga selalu bisa  dimengerti sama orang lain selain diri kita sendiri. Jadi kita gabisa dengan gampangnya menilai orang lain kalau kita aja gak ngerti dia punya luka yg gimana yg seperti apa. Uniknya drama ini tuh karena setiap karakternya punya ceritanya masing-masing, yang memang pusat ceritanya tetap di Miji dan Mirae. Terutama Miji. Tapi karakter lainnya juga punya peran penting yang bikin drama ini lebih menarik karena dari cerita setiap karakternya itulah yang bikin kita bisa belajar lebih banyak lagi bagaimana pentingnya komunikasi. Menurut aku, komunikasi adalah hal terpenting dalam hubungan dengan orng lain. Baik itu keluarga, teman, atau bahkan ke diri sendiri pun perlu komunikasi (seperti layaknya introspeksi). Sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial, kita pasti akan selalu butuh bantuan dari orang lain, karena memang alaminya seperti itulah hidup sebagai makhluk sosial yang tentunya perlu komunikasi. Dari drama ini benar-benar ngasih insight yg mendalam tentang hal itu.

Di drama ini semuanya sakit, semuanya punya luka. Ini beberapa poin yang aku ambil pelajaran dari luka setiap karakternya.

1. Miji

Dari Miji, aku belajar bahwa kita harus tetap bangga pada diri sendiri. Karena kita pasti punya sesuatu hal yang ga orang lain punya. Miji yang tadinya menekuni diri sebagai atlit lari, merasa tidak ada harapan lagi setelah cedera di bagian kakinya di masa SMA. Cedera di kakinya nggak cuma menghentikan karier larinya, tapi juga membuat dia kehilangan arah dan rasa percaya diri. Tapi dari Miji, aku belajar bahwa kita masih bisa terus berjuang, apalagi karena pasti masih banyak orang yang sayang sama kita, banyak orang yg menunggu kita diluar sana. Kalau kita terus semangat untuk menjalani hidup, kita akan menemukan jalan baru yang mungkin nggak pernah kita bayangkan sebelumnya. 

Miji memang sempat merasa gagal dan tersisih, tapi dia selalu mau untuk bisa berguna buat orang lain. Dari merawat neneknya sampai ngambil kerjaan serabutan, semuanya dilakuin Miji dengan tulus. Itu yang bikin aku sadar, bahwa keberhasilan bukan cuma soal pencapaian besar, tapi tentang keberanian untuk tetap melangkah.

Dari Miji juga aku belajar kalo kita harus bisa mengerti bagaimana perasaan orang lain saat orang itu kesulitan. Kita gak selalu bisa membuat orang lain tetap tenang kalau kita aja nggak ngerti kesulitan dia seperti apa.

Miji ngajarin aku bahwa hidup nggak harus selalu terlihat "baik-baik saja" di mata orang lain. Kadang, cukup dengan jujur sama diri sendiri dan tetap bertahan satu hari lagi aja itu udah luar biasa banget. 

Dengan Miji yang mau membantu Mirae untuk menghadapi kesulitannya, aku belajar kalau bentuk sayang yang paling tulus itu kadang bukan tentang memberi solusi, tapi mau menemani seseorang saat dia udah terlalu lelah untuk lanjut. Miji nggak cuma ngertiin Mirae, tapi juga berani turun tangan dan menghadapi hidup Mirae yang gak mudah, meski dia sendiri juga lagi nggak baik-baik aja dia tetap bilang "gwaenchanha" untuk Mirae. Dari situ aku belajar bahwa kita nggak harus jadi orang yang paling kuat atau paling sempurna dulu untuk bisa bantu orang lain. Miji ngajarin bahwa peduli itu tentang keberanian buat berjalan di sepatu orang lain, meski jalannya sulit dan kita nggak tahu harus ke mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun