Mohon tunggu...
Aprilia Mutiara
Aprilia Mutiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Darussalam Gontor Putri

Every Day may not be a Good :) But, There is something Good in Every Day !:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manusia sebagai Khalifah di Bumi

12 September 2022   16:03 Diperbarui: 12 September 2022   16:43 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Khalifah berasal dari bahasa arab yaitu 'Khalf' yang memiliki arti mewakilkan atau menggantikan. Dengan judul ini, dapat diambil dari ayat Al Qur'an yang terdapat pada surat Al Baqarah ayat 30 yang menjelaskan mengenai manusia sebagai khalfah di bumi.

Maksud dari manusia sebagai khalifah di bumi adalah karena pada umumnya semua khalifah adalah manusia sebagai wakil atau pemimpin di bumi. Namun dengan lebih tepatnya khalifah ini adalah sebagai pemimpin umat islam. 

Seperti yang sering kita dengar, Khalifah adalah suatu gelar yang diberikan untuk pemimpin umat islam yaitu setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW (570-632). Kata khalifah sering disebut sebagai Amirul Mu'minin yang memiliki arti pemimpin yang beriman atau dengan kata lain pemimpin orang-orang mukmin. Dan kedudukan manusia sebagai khalifah adalah konsep yang menunjukan hubungan manusia dengan Allah dan lingkungannya.

Seperti yang kita ketahui, seperti judul diatas yaitu Manusia sebagai khalifah di bumi adalah dapat kita lihat seperti Khaulafaur Rasyidin. sebutan ini tidak asing karena sudah sering terdengar di kalangan kaum muslimin. Khaulafaur Rasyidin adalah para pengganti Rasul yang mendapatkan petunjuk. yaitu seperti Abu Bakar As-Sidiq, Umar Bin Khatab, Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib.

Dalam kekhalifahan ini Khaulafaur Rasyidin pasti memiliki beberapa tugas tersendiri yang dimana tugas tersebut sangat berat sehingga setiap manusia harus melakukan tugas tersebut dan harus memiliki sebuah kemampuan atau kewajibannya yang ia lakukan sebagai khalifah. 

Alasan mengapa manusia dapat di ciptakan di bumi adalah karena Allah yang mengangkat manusia sebagai khalifah dan bertujuan untuk menguji manusia untuk melakukan suatu hal nya diluar batasannya. Dan dari hal tersebut Allah dapat memberinya penghormatan sebagai bukti manusialah hakikat utama sebagai khalifah di muka bumi ini. awal mulanya kekhalifahan adalah pada masa Nabi Adam AS dan anak cucunya yang untuk di realisasikan di bumi pada saat itu, dan turun menurun sampai pada masa setelah Nabi Muhammad dan berlanjut pada masa khalifah lainnya atau yang dikenal dengan Khaluafaur Rasyidin. 

Dan manusialah sesuatu yang tepat sebagai khalifah di bumi karena manusialah yang bisa memajukan bumi, bagaimana dengan malaikat? mengapa bukan malaikat yang menjadi khalifah di bumi? seperti yang dijelaskan sebelumnya, manusialah yang dapat memajukan bumi. dan karena, pada malaikat tidak memiliki sesuatu kelebihan seperti manusia yaitu seperti rasa hawa nafsu, keinginan, target kehidupan, dan akal fikiran seperti manusia. Maka dari hal tersebut ini adalah sebuah keistimewaan manusia dapat menjadi khalifah di muka bumi ini.

Dalam khalifah sering di sebutkan dalam Al Qur'an yang terdapat pada surat Al Baqrah ayat 30 yang berbunyi "Inna ja'il fii al-ardh khalifah" dan satu lagi terdapat dalam surat As-Shod ayat 26 yang berbunyi "Ya Dawud Inna ja'alnaka khalifah fii al-ardh". dari kedua ayat tersebut dapat diartikan bahwa manusialah dapat di jadikan sebagai khalifah di bumi yang sesungguhnya.

Dari khalifah di bumi ini pasti memiliki tujuan yaitu seperti menegakan agama dan memajukan Syariah. dari sebuah pandangan ini munculah sebuah konsep yang meliputi seperti wa ad-daulah atau yang diartikan agama dan negara. dari hal ini dapat disimpulkan bahwa dari khalifah di bumi ini dapat menimbulkan sebuah daulah. dan dari daulah tersebut dapat menghasilkan sebuah agama dan negara.

Konsep khalifah bukan merupakan lembaga politik keagamaan, karenanya tidak merupakan satu-satunya sistem pemeintahan islam yang cukup ideal. dalam sistem khalifah tidak memiliki dasar yang kuat berdasarkan dalil naqli yang jelas dan sedangkan dari prespektif historis sistem kekhalifahan mengalami sebuah transformasi dan transmisi koseptual. dalam sebuah konsep kekhalifahan dapat dikaitkan dengan posisi khalifah sebagai bayangan tuhan di bumi, namun bisa dibayangkan juga dengan manusia sebagai khalifah di bumi, sehingga khalifah mengandung dimensi kedaulatan yang ilahiyah dan dapat di legitimasi terhadap kekuasaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun