Mohon tunggu...
Zuhanna A.Z
Zuhanna A.Z Mohon Tunggu... Penulis - Tinggal di Kalisat, Jember, Jawa Timur. Penulis lepas khususnya terkait bidang sosial, budaya, sejarah dan juga lingkungan.

Rakyat biasa yang merangkap penulis lepas. Tinggal di desa, memilih jauh dari kota.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak di Pinggiran Senja

16 September 2012   17:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:22 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sore ini, angin menjumput kabar dari seberang
Entah dari mana ikhwal berhembusnya,
semilir dirasakan oleh segerombolan burung bangau yang beranjak pulang
juga barisan burung gereja yang mengantar matahari terbenam

Semburat jingga mewarnai langit yang mulai meredup,
dan angin mulai mendongengkan titah-Nya
semilirnya yang panas dan kering menebarkan auman penderitaan bagi jiwa jiwa gersang
menerbangkan dedaunan jati yang mulai meranggas
menggetarkan ilalang yang haus
dan mengaburkan segala pandangan manusia akan ilmu ikhlas

Doa doa dan sesajen saling berebut perhatian
aroma dan partikelnya memenuhi langit
berharap pada secercah kesejukan,
yang kan membasahi pematang dan petak petah retak nan tandus

Sudah terlalu lama sejuk pergi, dan belum kembali sampai saat ini
Entahlah, kapan ia akan pulang...
Tak ada yang tahu jelas kepastiannya

Beribu doa didengungkan...
Berjuta sumpah serapah diteriakkan...
Ratusan sajak dituliskan setiap saat...
Hanya untuk membuatnya pulang
Berharap angin membawa kesejukan datang kembali
Memeluk erat embun malam dan kabar hujan yang dirindukan semua mahluk

Sore ini, kutuliskan sajak di pinggiran senja yang muram mengering
berharap angin menghembuskannya padamu
berharap air mengalirkannya padamu
tentang kami yang memanggul gersang tiada akhir...

Semoga itu bisa membuatmu pulang kepada kami
Mewarnai kekeringan kami dengan kesejukan
Menghidupkan sajak sajak kami yang tandus dan tak bernyawa
Sejuk, bercahayalah lagi untuk kami...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun