Sore ini, angin menjumput kabar dari seberang
Entah dari mana ikhwal berhembusnya,
semilir dirasakan oleh segerombolan burung bangau yang beranjak pulang
juga barisan burung gereja yang mengantar matahari terbenam
Semburat jingga mewarnai langit yang mulai meredup,
dan angin mulai mendongengkan titah-Nya
semilirnya yang panas dan kering menebarkan auman penderitaan bagi jiwa jiwa gersang
menerbangkan dedaunan jati yang mulai meranggas
menggetarkan ilalang yang haus
dan mengaburkan segala pandangan manusia akan ilmu ikhlas
Doa doa dan sesajen saling berebut perhatian
aroma dan partikelnya memenuhi langit
berharap pada secercah kesejukan,
yang kan membasahi pematang dan petak petah retak nan tandus
Sudah terlalu lama sejuk pergi, dan belum kembali sampai saat ini
Entahlah, kapan ia akan pulang...
Tak ada yang tahu jelas kepastiannya
Beribu doa didengungkan...
Berjuta sumpah serapah diteriakkan...
Ratusan sajak dituliskan setiap saat...
Hanya untuk membuatnya pulang
Berharap angin membawa kesejukan datang kembali
Memeluk erat embun malam dan kabar hujan yang dirindukan semua mahluk
Sore ini, kutuliskan sajak di pinggiran senja yang muram mengering
berharap angin menghembuskannya padamu
berharap air mengalirkannya padamu
tentang kami yang memanggul gersang tiada akhir...
Semoga itu bisa membuatmu pulang kepada kami
Mewarnai kekeringan kami dengan kesejukan
Menghidupkan sajak sajak kami yang tandus dan tak bernyawa
Sejuk, bercahayalah lagi untuk kami...