Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendidik Pekerti dalam Keseharian di Angkutan Umum

10 Juli 2014   06:01 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:48 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendidik Pekerti Dalam Keseharian di Angkutan Umum

Oleh: Maria Margaretha

Siapa masih ingat saat masih SD belajar bahwa, jika melihat orang lebih tua di bus dan sedang duduk sebaiknya memberikan kursinya? Mungkin cukup banyak di antara kita pernah belajar hal ini waktu masih SD. Di angkot biasanya anak kecil yang orang tuanya segan/ tak punya uang membayar ongkos anak, memilih memangku anaknya saat tempat duduk diperlukan.

Sayangnya hal ini tak berlaku di bus TransJakarta. Beberapa minggu terakhir ini, saat menggunakan bus, ada pemandangan yang membuat hati tak nyaman. Ibu-ibu (umumnya) yang membawa anaknya, yang paling mengganggu bila anak tersebut laki-laki, enggan memangku si anak. Jadi, kursi prioritas, yang seharusnya untuk orang tua, ibu hamil atau ibu yang membawa batita (dipangku, ya), diambil alih oleh si ibu (masih muda) dan anaknya yang berusia lumayan. Sementara di sekeliling, cukup banyak perempuan yang lebih tua harus berdiri dan berdesakan. Tak jarang, saat diberi kursi, ibu-ibu yang membawa anak ini bukannya duduk malah, menyuruh anaknya yang duduk.  Bukan hal aneh juga jika anak yang diberi tempat duduk bukannya duduk malah memanjat tempat duduk dan menginjak kursi. Ini tidak lucu dan sebenarnya tidak pada tempatnya.

[caption id="attachment_314370" align="aligncenter" width="300" caption="Anak sebesar ini duduk di tempat para wanita. (doc. pri)"][/caption]

[caption id="attachment_314371" align="aligncenter" width="300" caption="Sebanyak wanita berhimpitan membutuhkan tempat duduk. Budi pekerti perlu dibiasakan sejak kanak-kanak."]

1404688997300282753
1404688997300282753
[/caption]

[caption id="attachment_314372" align="aligncenter" width="300" caption="Anak ini juuga duduk di kursi prioritas, sementara sang ibu bermain dengan gadgetnya. (doc:pri)"]

140468905456103546
140468905456103546
[/caption]

[caption id="attachment_314373" align="aligncenter" width="300" caption="Masih muda kan ibunya? Yang baju biru. (doc:pri)"]

14046891141848800977
14046891141848800977
[/caption]

[caption id="attachment_314374" align="aligncenter" width="300" caption="Kursi berwarna merah itu kursi prioritas, jika si Ibu punya kepekaan niscaya si anak di pangku. Sayangnya gadget lebih penting. "]

14046891521337320430
14046891521337320430
[/caption]

[caption id="attachment_314375" align="aligncenter" width="300" caption="Petunjuk penggunaan kursi prioritas. Kesadaran sungguh diperlukan."]

1404689229773777317
1404689229773777317
[/caption]

Bukannya kenapa, rasanya sebenarnya ini tak mendidik. Anak-anak seharusnya memahami bahwa menggunakan angkutan umum memiliki tenggang rasa. Memberi tempat duduk pada anak kecil, boleh saja jika anak itu mau dipangku ibunya. Batita khususnya.

[caption id="attachment_314797" align="aligncenter" width="336" caption="Apa terlalu lelah memangku? Anak sekecil ini?"]

1404937187716600212
1404937187716600212
[/caption]

[caption id="attachment_314798" align="aligncenter" width="336" caption="Lihat apa yang terjadi? Orang tua punya peran. Jangan salahkan kursi jadi kotor, kalau kita tak peduli. "]

1404937224264471726
1404937224264471726
[/caption]

[caption id="attachment_314799" align="aligncenter" width="336" caption="Bedakan dengan ibu yang satu ini. Anaknya lebih besar, tapi tak segan memangku. Layak diberi salut. "]

14049372911194977263
14049372911194977263
[/caption]

Hal berbeda yang terlihat dari perilaku bapak-bapak yang membawa anak. Umumnya mereka tak peduli, jika anaknya terpaksa berdiri, bahkan cenderung membujuk anak bisa menikmati walaupun berdiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun