Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenal Batik Betawi Terogong bersama Ladiesiana

8 Desember 2019   16:26 Diperbarui: 8 Desember 2019   16:39 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama pengelola Batik Betawi Terogong, Ibu Laela

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Halo, Selamat Sore. 

Hari ini, saya baru pulang dari lokasi Batik Betawi Terogong. Saya mengunjungi lokasi ini bersama teman teman dari komunitas Ladiesiana, Kompasiana. Jam 9.15 saya sudah sampai di Terogong III, di mana kegiatan wisata literasi ini diadakan. Kompasianers yang terlihat baru Mbak Denik. 

Saya ngobrol dengan saudara mpok Laela yang saat itu menemani. Beliau menceritakan bahwa semula, penduduk di Kampung Terogong adalah pembatik. Mereka membatik dengan mengambil bahan kain dari Palmerah, namun seiring dengan waktu dan pembangunan pengrajin batik di Kampung tersebut berkurang dan habis. 

Pada tahun 2012, keluarga Mpok Laela, berkeinginan melestarikan batik Betawi ini. Sejalan dengan pemerintah melalui dinas kebudayaan, didatangkan pengrajin batik dari Pekalongan yang mengajarkan seni membatik pada keluarga Mpok Laela. 3 bulan lamanya pengrajin tersebut membimbing keluarga Mpok Laela, sehingga dapat membatik dengan baik. Pengrajin Batik Pekalongan ini disediakan makan dan penginapan agar proses pelatihan berjalan dengan baik. 

Mpok Laela sempat menceritakan bahwa ia tidak dengan mudah menguasai cara membatik, tetapi ia terus berupaya. Beliau mengakui bahwa beliau termasuk murid yang sulit belajar. Tapi keren juga sekarang beliau selain menjadi guru bahasa inggris di SMK ternyata juga jadi guru membatik di Batik Betawi Terogong ini. 

Memang, saudara mpok Laela juga mengutarakan membatik itu perlu Tebar Mangdu yang berarti Tekun Sabar Emang Kudu. Mpok Laela juga menyatakan hal yang sama, kalau tidak Tebar Mangdu orang Betawi bakal terhempas oleh zaman. Sampai sampai motto ini dijadikan motif batik. 

Saat ini pengrajin batik Betawi Terogong kurang lebih ada 15 orang, kebanyakan wanita dan motif batiknya pun beragam. Motif yang menjadi primadona adalah ikon Jakarta. Monas dan Ondel Ondel. Tetapi motif Batik Jakarta tidak hanya ikon Jakarta lho. Ada juga Flora, dan Fauna. Motif floranya, adalah tanaman seperti mengkudu, daun semanggi, perdu kuku dan lainnya. Motif faunanya adalah motif burung Hong. 

Setelah mendengarkan penjelasan Bu Laela, kami para Kompasianers mulai mencoba membuat batik. Ada kain yang sudah digambar, maupun diberi tepi, tetapi belum digambar. 

Kompasianers dapat memilih salah satu dan membatik. Ada lilin yang sudah dicairkan pada tungku kecil dan juga canting, bagi yang mau langsung membatik. Ada juga pensiun bagi yang mau menggambar dulu. Contoh motif sudah disediakan, tinggal ditiru saja. 

Eh tapi menirupun sulit lho. Menggambar di kain memerlukan kesabaran. 

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Lilin cair yang ditorehkan ke kain harus menembus agar saat nanti melalui proses pewarnaan dapat terlihat. Tak jarang lilin meleleh keluar garis sehingga kelihatan berantakan. 

Kegiatan membatik bersama ini benar benar seru. Selain keterampilan, ada karakter yang diajarkan. Karakter sabar, tekun, tidak mudah menyerah. Tak heran sejumlah sekolah juga mengundang pengrajin batik Betawi Terogong untuk memberikan pelatihan membatik. Salah satunya yang disebutkan adalah Happy Holy Kids Depok, dan Jakarta Internasional School. Wisatawan asing juga berminat mempelajari proses membatik. Mereka datang dari Kanada, Jepang juga Korea. 

Harga batik Betawi Terogong tergantung pada warnanya, dan jenis kain serta juga jenisnya. Apakah 1 warna, dua warna, kain katun, kain sutra ATBM, batik cetak atau batik tulis. Paling murah harganya 150K, Batik cetak yang berukuran kurang lebih 1 X 2 M, dengan bahan kain biasa. 

Jangan samaan batik dengan tekstil bermotif batik ya. Karena tekstil bermotif batik tidak dikerjakan dengan tangan, dan tentunya proses buat ya tidak serumit kain batik. Saya sempat menanyakan, berapa lama selembar kain dikerjakan menjadi batik? Itu adalah 3 hari. Bayangkan saja berapa biaya kerja 3 hari itu. 

Sebagai bagian dari seni rupa Indonesia, Batik Betawi perlu dikenali dan dilestarikan. Kalau tidak bagaimana nan I jika generasi pengrajin yang saat ini sudah tidak ada lagi. 

Duh, jadi kepikiran, jangan aja nanti Batik Betawi diakui orang asing sebagai kekayaan budayanya....  Makanya, kita perlu melestarikan budaya kita. Membatik yuk!

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Terimakasih Ladiesiana buat acaranya yang bergizi. 

Salam

Maria Margaretha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun