Menanam padi, atau lebih dikenal dengan "O bila po tuduku" oleh masyarakat Halmahera, merupakan tradisi yang berasal dari bahasa Pagu, bahasa yang digunakan oleh Suku Pagu. Suku Pagu berada di Kabupaten Halmahera Utara, tepatnya di beberapa kecamatan, seperti Kao Barat dan Malifut. Â
Kegiatan "po tuduku" biasanya dilakukan pada bulan Oktober atau November. Sebagai contoh, aktivitas ini masih dapat ditemui di Desa Leleseng. Meskipun masih ada yang menanam padi, jumlahnya semakin berkurang karena cuaca beberapa tahun terakhir tidak menentu. Â
Banyak masyarakat yang mengeluhkan kondisi cuaca karena menghambat proses pengolahan kebun padi. Selain itu, kegiatan berkebun hanya dilakukan setahun sekali oleh masyarakat setempat. Menurut mereka, cara ini bertujuan untuk menjaga kesuburan tanah. Â
Di sisi lain, ada nilai yang perlahan mulai hilang di tengah masyarakat, yaitu nilai gotong royong. Dahulu, aktivitas "po tuduku" dilakukan secara gotong royong oleh warga Desa Leleseng. Namun, saat ini, tradisi ini sudah jarang ditemui karena semakin sedikit masyarakat yang berkebun. Â
Orang Leleseng biasanya melakukan semua proses berkebun bersama-sama, mulai dari membuka lahan, menanam, hingga masa panen tiba. Namun, karena cuaca yang tidak menentu, masyarakat kini lebih sering membeli beras. Â
Beras yang dulu dihasilkan dari lumbung sendiri kini sudah tergantikan oleh beras dari toko. Meski sering mengeluhkan harga beras yang terus naik, masyarakat tidak bisa berbuat banyak selain membelinya. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI