Mohon tunggu...
Apdoni Tukang
Apdoni Tukang Mohon Tunggu... Penulis Lepas

Saya Apdoni Tukang sekarang aktifsebagai penulis lepas di beberapa media nasional dan lokal. Selain kesukaan membaca, saya juga suka menulis. Kebiasaan lain mendengar musik dan membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan Penerapan Kurikulum Merdeka di Sekolah Pedalaman Halmahera

11 April 2025   04:25 Diperbarui: 11 April 2025   04:25 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru Pedalaman (Dok:Pribadi)

Kalau di sekolah pedalaman tidak cocok, karena Kumer ini berbasis internet. Sedangkan jaringan di sini tidak normal, laptop tidak ada, dan infokus tidak ada.


Kemarin, saya melakukan wawancara mendalam kepada salah satu guru senior di salah satu sekolah pedalaman Halmahera. Pernyataan saya terkait dengan penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah pedalaman. Saya melihat, Kurikulum Merdeka dijalankan oleh sekolah yang berada di kota sangat menyenangkan, karena dalam pembelajaran, siswa diajak untuk terlibat untuk memecahkan suatu masalah. Satu lagi, Kurikulum Merdeka membuat siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Sekolah-sekolah pedalaman di Halmahera mengalami kesulitan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka, karena banyak faktor yang menyebabkan proses pembelajaran kurang efektif. Misalnya keterbatasan media pembelajaran seperti belajar yang melibatkan teknologi. Saya tau betul kondisi sekolah yang ada di Kao Barat, di mana sekolah-sekolah hampir semuanya belum dilengkapi dengan alat-alat pembelajaran seperti infokus dan laptop. Sedang Kurikulum Merdeka ini diterapkan sebagian harus berbasis internet. Misalnya salah satu kendala  yang dialami oleh guru-guru do SD GEMIH Leleseng. Setelah dilakukan wawancara dengan salah satu guru di sana, ternyata sekolah tempat guru itu mengajar, kesulitan dalam menjalankan Kurikulum Merdeka (Kumer) ini.

"Kalu di skolah pedalaman tra cocok, krna kurmer ini berbasis internet sedangkan torang pe jaringan sini tra normal, tra
leptop, tra infokus. Trus torang pe skolah tidak  dilengkapi sarana prasarana seperti di kota, sehingga tidak mendukung proses pemblaran Kurmer"

(kalau di sekolah pedalaman tidak cocok, karena Kumer ini berbasis internet. Sedangkan jaringan di sini tidak normal, laptop tidak ada, dan infokus tidak ada. Kemudian, sekolah kami tidak dilengkapi sarana prasarana seperti di kota sehingga tidak mendukung Kurikulum Merdeka (Kumer) tutur salah salah satu guru sekolah SD GEMIH Leleseng salah satu sekolah di pedalaman Halmahera Utara.

Guru tersebut juga menyampaikan beberapa kendala penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah pedalaman cukup berat karena guru-guru harus berupaya di tengah keterbatasan, Kumer harus dijalankan. Tantangan yang dihadapi oleh guru-guru pedalaman seperti yang disampaikan oleh salah satu guru di sana.

"Tidak  tersedianya buku kurmer guru dan siswa. Kurang dioptimalkan sosialisasi tentang penerapan pembelajaran Kurmer. Dewan guru belajar  Kurmer hanya lewat internet, sedangkan di pedalaman kami kendala dengan jaringan yang sering padam, jadi guru-guru minim tentang pengetahuan Kurmer, " ungkap DM yang merupakan salah guru pedalaman dan sudah mengajar puluhan tahun di sana.

Tiga poin di atas merupakan kendala yang dihadapi oleh guru-guru di sekolah pedalaman Halmahera Utara, sehingga Penerapan Kurikulum Merdeka di pedalaman berjalan masih jauh dari harapan. Bisa kita bayangkan kondisi seperti disebutkan atas, dan apakah dengan konsisi yang seperti dituturkan di atas, Kumer ini layak untuk sekolah pedalaman.

Saya berharap, jika ada pembaharuan kurikulum nantinya, semoga bisa disesuaikan dengan kondisi sekolah terkhususnya sekolah-sekolah di pedalaman. Perlunya penyesuaian karena jangan sampai kurikulum yang diberikan membuat guru maupun siswa kesulitan dalam proses belajar mengajar.

Kondisi Sekolah 1

(Dok:Pribdi)
(Dok:Pribdi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun