Kantin kampus bukan hanya tempat mahasiswa mencari makan, tetapi juga ruang penting untuk membangun relasi sosial, berdiskusi, bahkan mengerjakan tugas bersama. Ia menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mahasiswa. Namun, di balik peran vitalnya, kantin kampus menyimpan persoalan yang sering diabaikan: sampah.
Plastik sekali pakai, sisa makanan, dan pengelolaan limbah yang belum optimal menjadikan kantin kampus sebagai salah satu penyumbang masalah lingkungan. Padahal, sebagai bagian dari institusi pendidikan tinggi, kampus seharusnya dapat menjadi teladan dalam menerapkan gaya hidup berkelanjutan.
Food Waste: Masalah Tersembunyi di Balik Piring Mahasiswa
Penelitian di Kantin Sapta, IPB University menunjukkan mahasiswa rata-rata menyisakan 147 gram makanan per hari, atau sekitar 38% dari porsi yang disajikan. Data ini menggambarkan bahwa perilaku konsumsi mahasiswa masih jauh dari efisien. Sisa makanan tersebut pada akhirnya akan menumpuk menjadi food waste, yang tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga menimbulkan dampak ekologis.
Studi lain yang dilakukan di IPB dan Universitas Pakuan menemukan kerugian ekonomi akibat food waste kantin bisa mencapai Rp 899.860 per bulan per kantin. Kerugian tersebut belum memperhitungkan biaya lingkungan, seperti emisi gas metana dari pembusukan sisa makanan. Jika dibiarkan, food waste di kantin kampus akan menjadi persoalan serius yang mencederai semangat kampus hijau yang banyak digaungkan.
Plastik Sekali Pakai di Lingkungan Kampus
Selain masalah sisa makanan, plastik sekali pakai juga masih mendominasi di kantin kampus. Gelas plastik untuk minuman, sedotan, kantong plastik, hingga wadah sterofoam digunakan setiap hari. Bagi mahasiswa, kemasan sekali pakai dianggap praktis, tetapi dampaknya sangat besar bagi lingkungan.
Menurut KLHK (2024), hampir 19% dari timbulan sampah nasional berupa plastik sekali pakai. Tren ini juga tercermin di lingkungan kampus, di mana budaya membawa wadah atau tumbler sendiri masih kalah dengan pilihan instan membeli makanan berbungkus plastik. Akibatnya, sampah plastik dari kantin kampus ikut menambah timbunan harian yang sulit terurai dan berisiko mencemari lingkungan sekitar.
Mengapa Kampus Perlu Bertindak?
Kampus memiliki peran strategis dalam membentuk pola pikir dan perilaku generasi muda, termasuk dalam hal kepedulian terhadap lingkungan. Sebagai ruang belajar, kampus bukan hanya bertugas mengajarkan teori, tetapi juga menanamkan praktik nyata yang mencerminkan nilai keberlanjutan. Kantin sebagai ruang publik sehari-hari mahasiswa menjadi titik penting untuk memulai perubahan.
Contoh nyata bisa dilihat dari langkah Universitas Gadjah Mada (UGM), yang sejak 2019 mengumumkan program "Zero Waste Campus". Dalam program ini, UGM melarang penggunaan kantong plastik, botol plastik, hingga sedotan sekali pakai di seluruh area kampus, termasuk kantin. Kebijakan ini bukan hanya menekan volume sampah plastik, tetapi juga mendorong mahasiswa serta pengelola
Kantin Kampus sebagai Miniatur Krisis Lingkungan
Kantin kampus dapat dilihat sebagai cerminan kecil dari persoalan lingkungan nasional. Tingginya food waste, dominasi plastik sekali pakai, dan lemahnya pengelolaan sampah menunjukkan adanya krisis yang butuh perhatian serius. Namun, masalah ini juga bisa menjadi peluang bagi kampus untuk membuktikan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan.
Dengan memanfaatkan hasil riset yang sudah ada, seperti studi di IPB dan UGM, kampus memiliki dasar yang kuat untuk merumuskan kebijakan ramah lingkungan di kantin mereka. Perubahan perilaku mahasiswa, dukungan kebijakan institusi, serta partisipasi pengelola kantin dapat menjadikan kantin bukan hanya ruang makan, tetapi juga sarana pembelajaran nyata tentang kepedulian terhadap lingkungan. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya belajar teori di kelas, melainkan juga praktik menjaga bumi melalui aktivitas sederhana sehari-hari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI