Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Cinta Pernah Hadir Walau Semusim Tabebuya

4 Juni 2020   19:42 Diperbarui: 4 Juni 2020   19:42 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Pixabay.com

"Tapi Ran, aku nggak ingin keadaan ini berakhir. Aku nyaman dengan membantumu. Aku nggak ingin kehilangan waktu bersamamu." Ryan mengungkapkan perasaannya.  Aku hanya terdiam, tak tahu apa yang harus kulakukan. Aku menghargai perasaan Ryan terhadapku, tetapi aku tak bisa berbuat banyak.

"Ciiieeee, ada yang lagi ketembak, nih? Uuhhuuy, ucapan yang sangat spesial, niiih." Tiba-tiba Zein datang dan mengacaukan suasana. "Udaah, lanjutin aja ngobrolnya. Aku cuma mau pamit. Aku tinggal dulu ya nanti semua alat kamu bawa pulang dulu, Ran, besok aja aku samperin ke rumahmu." Zein menghilang di balik tangga.

"Wooii, siapa nih yang mau bantu beresin?" teriakku pada Zein.

"Tuuh, yang lagi kasmaran suruh angkat semua. Biar nggak kesambet!" Sambil teriak Zein ngeloyor pergi.

"Ran, kamu masih mencintai Andra?" Ia menatap dalam ke manik mataku, sementara aku hanya terpaku. Entah kenapa hati ini masih terlalu pahit bicara tentang cinta, sejak Andra pergi tanpa jejak.

"Ran, berilah sedikit ruang untukku," pintanya. "Kamu masih menyimpan harapan padanya? Lihatlah dirimu sendiri, tak pernah menghiraukan orang lain yang datang memberikan cintanya padamu." Dalam hati, aku membenarkan ucapan Ryan. Namun, aku pun tak bisa berbuat banyak. Ada cinta yang masih terpendam untuk Andra, meskipun entah di mana dia saat ini.


Aku menunduk, menyembunyikan kabut yang merebak di pelupuk mata. Hati ini tertutup dan aku terperangkap didalamnya. Ryan hanya menghela napas menghadapi diamku. Ia telah mengartikan semua hingga punggungnya berlalu dari hadapanku, terlihat lelah dan rapuh.

Wisuda yang kunantikan pun datang, kucari Ryan dan Zein diantara kerumunan mahasiswa yang menyemut. Zein tengah tertawa dan berfoto dengan sahabat-sahabatnya, euforia kebahagiaan terpancar jelas dari tawanya.

Aku pun menyisir pandangan mencari Ryan, lelaki itu di sudut spot pengambilan foto. Ia berpose berdua dengan seorang perempuan, dengan senyum dan bahasa tubuh yang aku pahami apa artinya.

Ilustrasi oleh Pixabay.com
Ilustrasi oleh Pixabay.com
Sejujurnya, kehadiran Ryan yang sesaat ternyata mampu mengubah sisi hatiku. Perhatian dan kasih sayangnya sempat menjadi candu, tetapi kini semua telah berlalu. Aku terdiam membeku menatap mekar bunga di ujung tatapan mata. Cinta pernah hadir, walau semusim tabebuiya.

 TAMAT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun