Mohon tunggu...
anindya rahadi
anindya rahadi Mohon Tunggu... -

mahasiswa yang semester enam di Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. angkatan 2007. menyukai buku, dan kegiatan membaca sambil makan atau minum susu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dan Pelangi Tak Pernah Pergi

10 Desember 2009   06:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:00 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tapi sekali lagi, Pelangi tidak pernah merasa tega setelah berhadapan dengan wajah teduh Langit. Suaranya terasa seperti angin yang berlarian diatas gurun, “Aku akan menunggumu.”

Dan Langit melepas genggamannya.

Gelap jadi semakin menggelap. Merajalela membentuk lukisan tinta pekat…, tinta cina. Hujanpun tak pandang rasa. Semakin menggelapkan indera.

Dan Langitpun pergi.

###

Sejak kepergian putaran dunianya, Pelangi tak pernah meninggalkan berandanya setiap sore. Tidak menghiraukan semua orang. Matanya sering kosong, menatap bayang-bayang dikejauhan. Berharap itu Langit. Langit yang sedang dia tunggu. Malam membayang, sore berputar. Lagi dan lagi… pelangi tetap saja menunggu. Menunggu uluran tangan Langit melambai di depan matanya, menanti Pelangi untuk menyambutnya layaknya putri raja.


Entah sudah berapa lama Pelangi menunggu…… kini sudah tak terhitung waktu. Dan Pelangi masih belum lelah untuk menunggu. Meski sore sudah kehilangan arti. Dan senja telah memudar… meski hitungan tahun sudah melewati jumlah seluruh jarinya……

Dalam harapan, di langit penuh bintang. Suatu malam yang indah, keajaiban itu datang… hujan turun ketika Pelangi masih duduk diberanda, tanpa lelah menanti Langit. Menanti penepatan janji itu akan datang. Dan penebusan penantian.

Tapi yang dinanti tak pernah datang, tak terdapat tanda-tanda janji itu akan bisa terpenuhi. Kemudian hujan pun semakin menderas. Dan ketika pagi menjelang, tak ada lagi sosok yang menanti di beranda. Tak ada lagi seorang Pelangi. Yang tertinggal hanyalah goresan warna di langit, menandakan kesetiaan Pelangi. Bukti kerinduan Pelangi pada Langit…

Dan pelangi tak pernah pergi…

Dia selalu ada…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun