Mohon tunggu...
Anya Prilla Azaria
Anya Prilla Azaria Mohon Tunggu... Lainnya - Life enthusiast.

INFJ. Someone who loves psychology and philosophy. anya.prillaazaria14@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tapak Jejak Kejujuran Seorang Jenderal Hoegeng

14 Agustus 2022   08:38 Diperbarui: 14 Agustus 2022   20:29 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenderal Hoegeng. Sumber: https://nasional.tempo.co/

Berikut merupakan sebagian kecil dari apa yang sudah beliau lakukan selama hidupnya. Yang tentunya membekas bagi setiap orang yang mengenalnya ataupun membaca tulisan dan mendengarkan cerita mengenai beliau.

1. Datang Lebih Awal dan Pulang Lebih Lambat

Beliau diceritakan selalu datang ke kantor lebih awal dan pulang lebih lambat dibandingkan staf-stafnya dan pejabat lain. Beliau selalu datang ke kantor pukul 7 pagi, bahkan selalu menggunakan jalan yang berbeda agar bisa memantau kondisi jalan dan keamanan masyarakat.

Tidak hanya itu, beliau juga selalu pulang lebih lambat. Jika staf dan pejabat lain kebanyakan sudah meninggalkan kantor pada pukul 2 siang, beliau masih tetap stay di kantor ataupun melakukan kegiatan dinas lain.

2. Menegur Bawahan dengan Cara yang Bijak

Jika terjadi kemacetan lalu lintas, beliau sering kali bertugas menjadi Polisi Lalu Lintas (Polantas) dengan keinginan beliau sendiri tanpa paksaan dari siapapun. Hal ini beliau lakukan untuk menegur bawahannya yang malas ataupun lalai terhadap pekerjaan mereka.

Menurut beliau, melakukan hal tersebut menunjukkan bahwa polisi memiliki peran yang penting dalam masyarakat, polisi harus dicintai masyarakat, dan teguran halus itu berperan sebagai sindiran agar polisi lain mau dan memegang janji mereka untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat dengan tulus dan ikhlas.

3. Menolak Pemberian Mobil Dinas Keluarga

Saat menjabat sebagai Wakapolri atau pada saat itu disebut dengan Wakil Menteri Panglima Angkatan Kepolisian (Menpangak), beliau ditawarkan mobil dinas jenis Holden keluaran 1965 untuk keluarganya. Tentunya, tawaran tersebut ditolak dikarenakan beliau sudah memiliki dua mobil dinas.

Bahkan, akhirnya karena mau tidak mau diterima sesuai dengan ketentuan Sekretariat Negara, mobil tersebut dititipkan di rumah Soedharto Martopoespito, yang merupakan sekretarisnya saat itu yang biasa dipanggil Mas Dharto. 

Beliau juga tidak memperbolehkan mobil dinas tersebut untuk dipinjam dengan menuliskan "Mobil Dinas, Tidak Boleh Dipinjam''.

4. Menolak Segala Bentuk Suap dan Rayuan

Ada cerita bahwa dulu beliau pernah dirayu oleh pengusaha cantik yang terlibat kasus penyelundupan. Beliau merupakan tipikal polisi yang tidak segan-segan untuk membersihkan berbagai kasus yang terjadi tanpa kenal ampun, tidak peduli siapa backingan orang tersebut.

Pada suatu hari, pengusaha cantik tersebut mengirimkan berbagai hadiah kepada beliau sebagai suap.Tentunya, hadiah tersebut tanpa pikir panjang langsung ditolak mentah-mentah dan dikembalikan. 

Ada cerita lain ketika beliau pindah ke Medan, beliau belum bisa menempati rumah dinas disana dikarenakan masih ditempati oleh pejabat lama. Maka dari itu, beliau memutuskan untuk sementara tinggal di hotel selama rumah dinas tersebut belum bisa dihuni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun