Mohon tunggu...
Anya Prilla Azaria
Anya Prilla Azaria Mohon Tunggu... Lainnya - Life enthusiast.

INFJ. Someone who loves psychology and philosophy. anya.prillaazaria14@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencintai Kekurangan dan Memahami Kelebihan

3 Juli 2022   19:04 Diperbarui: 3 Juli 2022   20:23 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berenang di Jalan (Sumber: pixabay.com)

Kelebihan dan kekurangan merupakan dua hal yang tak bisa terpisahkan. Dua hal tersebut memiliki definisi yang sangat berbeda, namun saling berkaitan. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kelebihan diartikan sebagai keadaan melebihi yang biasa atau keunggulan. Persepsinya bisa bermacam-macam, bisa diartikan sebagai kelebihan dari karakter seseorang, kelebihan berupa materi seperti uang, dan lain-lain. 

Sedangkan kekurangan diartikan sebagai sesuatu yang tidak ada (yang menyebabkan tidak lengkap, tidak genap, tidak cukup, tidak sempurna, dan sebagainya). Sama seperti kelebihan, makna dari kekurangan bisa diartikan menjadi berbagai hal, bisa kekurangan secara fisik, mental, hal yang bersifat materiil, dan lain-lain.

Tapi apakah kekurangan adalah suatu hal yang harus kita sesali?

Jawabannya adalah tidak. 

Menurut saya kekurangan itu bukanlah harga mati. Kita bisa kok mengubah kekurangan menjadi kelebihan, yang mungkin tidak kita duga sebelumnya.

Back-roll (Sumber: sportstars.id)
Back-roll (Sumber: sportstars.id)
Jika boleh bercerita mengenai kekurangan, saya teringat dengan kehidupan saya dulu sewaktu SD dan SMP. Dimana ada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjaskes). Dulu saya sangat takut setiap ada pelajaran Penjaskes, terlebih lagi senam lantai yang terdiri atas roll depan, roll belakang, senam lilin, dan sebagainya.

Pertanyaanya kenapa ya saya takut dengan pelajaran Penjaskes? 

Saya takut karena dulu saya sering diolok-olok teman dikarenakan katanya lari saya lambat dan gayanya lucu. Karena dulu saya anak yang tertutup dan pendiam, saya jadi sering minder, sedih, dan malah tidak berusaha untuk berlatih.

Sampai pada akhirnya diadakan tes senam lantai. Jujur saja, saya benar-benar bodoh saat itu. Jangankan roll depan, untuk meregangkan badan saja sulit. Akhirnya, saya berlatih keras sebelum tes tersebut dengan matras yang saya miliki di rumah. Awalnya memang sangat sulit, namun lama kelamaan saya merasa badan saya mulai lentur.

''Eh, ternyata saya bisa juga ya!''

Sampai pada hari tes dilangsungkan dan saya mendapatkan nilai 90 untuk mata pelajaran yang saya sangat takuti sebelumnya.

Dari pengalaman tersebut, saya yakin sebodoh-bodohnya ataupun sepayah-payahnya kita dalam melakukan hal yang mungkin kita takuti, kita rasa tidak mungkin, dengan mencoba menerima, mencintai, dan melatih kekurangan tersebut, semuanya akan terasa lebih mudah.

J.K. Rowling (Sumber: bbc.com)
J.K. Rowling (Sumber: bbc.com)

Saya juga teringat dengan kisah Joanne Kathleen Rowling atau biasa dipanggil dengan sebutan J.K. Rowling. Dia adalah seorang penulis yang menerbitkan mahakarya Harry Potter, yang sampai saat ini dicintai semua orang di dunia, dan sudah dijadikan film.

Apakah semudah itu menjadi seorang J.K. Rowling?

Tentu tidak. Kehidupan pada awalnya tidak berpihak kepada Rowling. Rowling adalah seorang single parent yang memiliki seorang anak perempuan dari pernikahannya dengan seorang wartawan. Setelah bercerai, dia pindah ke Edinburgh bersama anaknya dan benar-benar tidak memiliki apapun.

Tapi, di sisi lain dia tahu, dia memiliki bakat menulis. Dia percaya bahwa suatu hari nanti, karyanya akan diterima dan dipublikasikan oleh penerbit.  Akhirnya, dia mencoba untuk mengirimkan karyanya ke segala jenis penerbit, mulai dari penerbit kecil sampai yang besar. Hampir semuanya ditolak oleh penerbit. 

Namun, dia tidak menyerah dan tetap saja mengirimkan karyanya. Sampai akhirnya, penerbit kecil Bloomsbury menerima dan menerbitkan karyanya. Hingga dia menjadi salah satu penulis wanita paling sukses di Inggris.

Buku Harry Potter (Sumber: Getty Images)
Buku Harry Potter (Sumber: Getty Images)

Dari kisah Rowling kita belajar bahwa orang pertama yang percaya dan memahami kelebihan kita adalah diri sendiri. Jika kita percaya bahwa kita punya passion dan kesungguhan akan suatu hal, just do it! 

Di tengah perjalanan tersebut pastinya banyak orang yang pasti menghina ataupun tidak mengerti dengan apa yang kita perjuangkan. Tapi apa salahnya untuk memperjuangkan?

Jika kita yakin akan hal tersebut, lakukan terus dan konsisten. Pasti akan ada jalan dan membuahkan hasil.

"A person's strength was always his weakness, and vice versa." - Viet Thanh Nguyen, The Sympathizer 

Viet Thanh Nguyen berkata bahwa kelebihan dari seseorang selalu berasal dari kekurangan, begitu juga sebaliknya. 

Jika kita bisa tahu kekurangan kita, dalam hal apapun, mencoba menerima, work on it, percayalah itu akan menjadi amunisi untuk memperjuangkan kelebihan yang sudah ada.

"Weakness doesn't mean you're going to cry, and crying is not a sign of weakness." - Carlos Wallace, Life Is Not Complicated-You Are: Turning Your Biggest Disappointments Into Your Greatest Blessings

Jangan sedih ataupun minder dengan hal itu. Setiap manusia memiliki kekurangan, tapi ingat setiap manusia juga memiliki kelebihan. 

Belajar dari peribahasa, "Anjing menggonggong kafilah berlalu'', biarlah orang mencemooh dan mepergunjingkan kita. Ambil kritik membangun dan belajar menerima cemoohan dengan ikhlas. 

Dari hal tersebut, kita akan lebih belajar untuk mencintai kekurangan dan memahami kelebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun