Mohon tunggu...
anung rahmatullah
anung rahmatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Suka olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memahami Konsep Pluralisme Agama dalam Kehidupan Masyarakat Moderen

17 Oktober 2025   10:50 Diperbarui: 17 Oktober 2025   10:50 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para pemikir pluralisme agama seperti John Hick, Diana Eck, dan Nurcholish Madjid menekankan bahwa pluralisme adalah sikap aktif yang memerlukan engagement atau keterlibatan, bukan sekadar toleransi pasif. Ini berarti pluralisme menuntut upaya untuk memahami agama lain, berdialog secara terbuka, dan bekerja sama dalam mengatasi masalah-masalah kemanusiaan bersama, tanpa harus meninggalkan atau melemahkan keyakinan pribadi.

Landasan Teologis dan Filosofis Pluralisme

Setiap agama memiliki sumber ajaran yang dapat menjadi landasan bagi sikap pluralis. Dalam Islam, konsep seperti "lakum dinukum waliyadin" (bagimu agamamu dan bagiku agamaku) serta pengakuan terhadap Ahli Kitab menunjukkan adanya ruang untuk menghormati keyakinan yang berbeda. Nabi Muhammad SAW juga memberikan contoh dalam Piagam Madinah yang melindungi hak-hak beragama bagi berbagai komunitas.

Dalam Kristen, ajaran kasih kepada sesama (love thy neighbor) dan perintah untuk menjadi pembawa damai di bumi memberikan dasar bagi sikap inklusif terhadap umat agama lain. Konsep imago Dei yang mengajarkan bahwa setiap manusia diciptakan menurut gambar Tuhan, juga menekankan martabat universal manusia terlepas dari agamanya.

Dari perspektif filosofis, pluralisme agama sejalan dengan prinsip-prinsip humanisme universal, hak asasi manusia, dan etika global yang menekankan pada kesamaan martabat manusia dan pentingnya menghormati kebebasan individu dalam memilih dan menjalankan keyakinannya.

Pluralisme Agama dalam Konteks Masyarakat Modern

Masyarakat modern menghadapi kompleksitas yang berbeda dari masa lampau dalam mengelola keberagaman agama. Globalisasi telah membawa orang-orang dari berbagai latar belakang agama untuk hidup berdampingan dalam ruang yang sama, baik secara fisik maupun virtual. Media sosial dan teknologi digital memungkinkan penyebaran informasi (dan misinformasi) tentang agama secara massif dan cepat.

Di sisi lain, modernitas juga membawa tantangan baru seperti sekularisasi, individualisme, dan materialisme yang dapat mengikis komitmen keagamaan. Namun, fakta menunjukkan bahwa agama tetap menjadi aspek penting dalam kehidupan banyak orang, bahkan di negara-negara yang sangat maju sekalipun. Ini menunjukkan bahwa pluralisme agama akan terus menjadi isu yang relevan dalam masyarakat modern.

Pendidikan menjadi kunci dalam membangun kesadaran pluralis di masyarakat modern. Kurikulum yang inklusif, yang tidak hanya mengajarkan tentang agama sendiri tetapi juga memberikan pemahaman objektif tentang agama-agama lain, dapat menumbuhkan sikap saling menghormati sejak dini. Literasi media yang baik juga diperlukan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh narasi-narasi yang memecah belah atas nama agama.

Tantangan dalam Implementasi Pluralisme Agama

Meskipun secara konseptual pluralisme agama menawarkan solusi bagi kehidupan bersama yang harmonis, implementasinya menghadapi berbagai tantangan. Pertama, eksklusivisme agama yang masih kuat di sebagian komunitas keagamaan. Sebagian umat beragama meyakini bahwa hanya agamanya yang benar dan agama lain adalah sesat atau salah. Keyakinan seperti ini dapat menjadi hambatan dalam membangun dialog dan kerja sama lintas agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun