Sub-Sub Sistem Masyarakat
Masyarakat sebagai sebuah sistem yang terdiri dari sub-subsistem budaya, sosial, politik, dan ekonomi dihadapkan pada dua kategori lingkungan yang otonom (Bredemeier & Rahardjo, 2009). Kedua lingkungan dimaksud adalah lingkungan transendental dan lingkungan fisik-organis. Kedua lingkungan ini berdiri sendiri dan memberikan bebannya terhadap masyarakat dan pada sub-subsistem yang membentuk masyarakat tersebut.Â
Lingkungan transendental membebani masyarakat dengan informasi, sedangkan lingkungan fisik-organis membebani masyarakat dengan energi. Karena letaknya paling dekat dengan lingkungan transendental, subsistem budaya mengandung informasi tertinggi yang dialirkan secara berurutan pada sub-subsistem sosial, politik, dan ekonomi.
Setiap subsistem masyarakat mempunyai fungsi tersendiri, yang disebut fungsi primer. Subsistem budaya mempunyai fungsi mempertahankan pola; subsistem sosial mempunyai fungsi integrasi; subsistem politik mempunyai fungsi mencapai tujuan; dan subsistem ekonomi mempunyai fungsi adaptasi.
Sub-subsistem masyarakat itu dengan fungsinya masing-masing saling berhubungan satu sama lain dalam suasana yang dinamis yang disebut sibernetika. Tiap subsistem mempunyai tingkat independensi yang berbeda dan tidak absolut sifatnya (al-hikam, 2016).
Masyarakat Ideal Dalam IslamÂ
Masyarakat ideal dalam pandangan Al-Qur'an ialah dalam pelaksanaannya berkembang amar ma'ruf dengan penegakan nahi munkar. Indikasi bahwa ada "masyarakat non ideal" seperti tiadanya amar makruf juga adanya pengenduran penegakan nahi munkar (Noer & Ullah, 2004).
Ditegaskan dalam al-Qur'an yang menunjukkan masyarakat ideal, antara lain: ummat wahidah, umamat wasatha, khairu ummat (Noer & Ullah, 2004).
1. Ummat Wahidah
Ummat Wahidah dijelaskan dalam al-Qur'an bahwa pada mulanya, manusia itu adalah satu ummat. Dalam surat al-Baqarah 2:213.
Dalam surat al-Baqarah dipaparkan bawha manusia tidak mengerti keseluruhan hakikat hidup ini. Manusia justru memiliki egoisme yang memicu pada perselisihan. Selama masih ada perselisihan maka Allah mengutus Nabi untuk menjelaskan ketentuan-ketentuan yang Allah buat dalam surat Yunus 10:19.