Mohon tunggu...
Dimar Wardani
Dimar Wardani Mohon Tunggu... Administrasi - Yakinkan dengan Iman Usahakan dengan Ilmu Sampaikan dengan Amal

pantang menyerah sebelum semuanya tuntas

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Implementasi "Big Data" dalam Kultur Islam terhadap Revolusi Industri 4.0

3 Maret 2019   08:00 Diperbarui: 9 Maret 2019   15:54 4662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan zaman sampai saat ini sangat pesat dampak nya pun begitu besar terhadap kehidupan sekarang. Bisa dilihat dari penggunaan teknologi, masyarakat Indonesia maupun dunia. Namun dalam pembahasan ini terkhususkan dalam penggunaan data. 

Dapat dijumpai pemakaian tiap individu terhadap data yang dimana sudah sangat maksimum, dalam setiap perangkatnya (komputer atau laptop, smartphone, flashdisk, hardisk, dan lain-lain) jika diakumulasikan sangat banyak dalam penggunaannya.

Hal ini dipengaruhi dengan mudahnya tiap individu mendapatkan data yang diinginkan (film, musik, games, dan foto) melalui internet. Sekarang dengan terjadinya perkembangan teknologi, data menjadi hal yang penting dalam menjalankan berbagai hal, diantaranya dapat mengetahui; tren pasar, keinginan konsumen, meningkatkan hasil penjualan, dan lain-lain. Tidak hanya untuk mengetahui dunia bisnis saja tetapi juga memasuki ranah kultur Islam.

Dalam pandangan Islam, kultur sangat melekat dari kehidupan seorang muslim. Dimana pun seorang muslim hidup, pasti bersentuhan dengan kultur budaya setempat. Islam bijak, tidak memberangus budaya secara total.

Kultur Islam dengan beredarnya kecanggihan teknologi maupun kemajuan pada era saat ini sangat dibutuhkan. Sebab kultur Islam tidak menggunakan doktrin yang kaku dan keras. Islam Nusantara didakwahkan merangkul budaya, melestarikan budaya, menghormati budaya, tidak memberangus budaya.

Dari kecanggihan alat-alat teknologi kultur Islam tidak jauh ketinggalan jaman. Dengan seiring perkembangan pada era revolusi industri 4.0. Perubahan fase ke fase memberi perbedaan artikulatif pada sisi kegunaannya. Fase pertama 1.0 bertempuh pada penemuan mesin yang menitikberatkan (stressing) pada mekanisme produksi. 

Fase kedua 2.0 sudah beranjak pada etape produksi massal yang terintegrasi dengan quality control dan standarisasi. Fase ketiga 3.0 memasuki tahapan keseragaman secara massal yang bertumpu pada integrasi komputerisasi. Fase keempat 4.0 telah menghadirkan digitalisasi dan otomatisasi perpaduan internet dengan manufakur.

Selebihnya kultur Islam yang menjajaki perpaduan dunia yang kecanggihan era sekarang ini tidak pernah tertinggal. Dalam pedoman Islam yaitu Al-Quran dari segi isinya tidak pernah tertinggal sesuai dengan perkembangan zaman yang sampai saat ini.

Implementasi Big Data

            Perkembangan teknologi adalah sebuah keniscayaan. Inovasi, teknologi diharapkan dapat menjadi jawaban untuk membuat hidup manusia menjadi lebih baik. Teknologi berinteraksi aktif dengan dimensi sosial manusia (Ramadhan &  Putri, 2018).

            Berkat kemajuan teknologi diadakan penerapan Big Data dan dikonsepkan dalam kecanggihan teknologi saat ini seperti: volume (volume) (Laney, 2012), variasi (variety) (Zikopoulos & Eaton, 2011), dan kecepatan (velocity) (Diebold, 2012).

1-5c837c45ab12ae25c315bfd5.png
1-5c837c45ab12ae25c315bfd5.png
Gambar konsep Big Data

 

Di bawah peningkatan eksposif data global, istilah big data yang telah digambarkan melalui konsep diatas merupakan kumpulan data yang sangat besar. Dibandingkan dengan dataset tradisional, big data mencakup lebih banyak analisis waktu nyata.

Banyak industri tertarik dengan potensi besar big data, dan lembaga pemerintah memiliki rencana besar untuk mempercepat penelitian dan aplikasi big data (whitehouse.gov).

Secara umum, big data "kumpulan data yang tidak dapat ditangkap, dikelola, dan diproses oleh komputer umum dalam ruang lingkup yang dapat diterima". Sebuah agen konsultasi global mengumumkan big data sebagai perbatasan untuk inovasi, perssaingan, dan produktivitas (McKinsey & Company, 2011). Ada dua konotasi: pertama, volume dataset yang sesuai dengam standar big data sedang berubah, dan dapat tumbuh seiring waktu atau kemajuan teknologi; kedua, volume dataset yang sesuai dengam standar big data dalam berbagai aplikasi berbeda satu sama lain. Big data umumnya berkisar dari beberapa TB hingga beberapa PB (McKinsey, 2011).

Dengan meningkatnya volume data, kapasitas penyimpanan dan pemrosesan sistem komputer mainframe. Sistem database paralel, untuk memenuhi permintaan volume data meningkat (Gray, 1992).

Selama beberapa tahun terakhir, hampir semua perusahaan besar, termasuk EMC, Oracle, IBM, Microsoft, Google, Amazon, dan Facebook, dll. Telah memulai proyek big data mereka. Sebuah badan penelitian internasional, mengeluarkan Hype Cycles dari 2012 hingga 2013, yang mengklasifikasikan komputasi data besar, analisis sosial, dan analisis data tersimpan ke dalam 48 teknologi baru yang patut mendapat perhatian besar.

 

Teknologi Terhubung Big Data

Intensitas dalam penggunaan data sering kali tidak mengetahui bagaimana cara berjalannya aplikasi?, terhubung dengan apa?, untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut mengenai big data berikut penjelasan teknologi fundamental yang terkait dengan big data:

1. Hubungan antara cloud computing dan big data

Data besar merupakan objek dari operasi intensif komputasi dan menekankan kapasitas penyimpanan sistem cloud. Tujuan utama dari cloud computing adalah untuk menggunakan sumber daya computing dan penyimpanan besar dibawah manajemen konsentrasi.

Big data dan cloud computing memilik target tujuan yang berbeda. Cloud computing menekankan teknologi dan penargetan produk Chief Information Officers sebagai solusi IT. Big data menekankan produk yang bertarget Chief Executive Officer yang menitik beratkan pada operasi bisnis (Chen, Mao, & Liu, 2014).

1-5c837fb9c112fe330855ed68.png
1-5c837fb9c112fe330855ed68.png
Gambar : Key components of cloud computing

2. Hubungan antara IoT dan Big Data

Dalam paradigma IoT, besarnya sensor jaringan tertanam di berbagai perangkat dan mesin. Big data yang dihasilkan IoT memiliki karakteristik yang berbeda bila dikaitkan dengan big data, karakteristik klasik heterogenitas, variasi, fitur tidak terstruktur, kebisingan, dan redundasi tinggi.

Data yang tertera dari Intel big data dalam IoT memiliki tiga fitur yang sesuai dengan paradigma big data: 1) terminal yang banyak massa data; 2) data yang dihasilkan oleh IoT biasanya semi-terstruktur atau tidak terstruktur; 3) data IoT hanya berguna ketika dianalisis.

Penyebaran akumulasi data aplikasi IoT ke big data sangat menguntungkan bagi kebutuhan big data, yang demikian pada saat itu big data sudah sangat ketinggalan perkembangan yang kemudian adanya aplikasi IoT pertumbuhan big data sangat memberi peluang. Bahwa secara luas kedua teknologi tersebut saling tergantung dan perlu berkembang bersama: di satu sisi, penyebaran IoT yang luas mendorong pertumbuhan data yang tinggi baik dalam jumlah kategori, disisi lain, penerapan teknologi big data ke IoT juga mempercepat kemajuan penelitian dan model bisnis IoT.

3. Pusat Data

Pusat data dalam big data, memiliki tanggung jawab, memperoleh data, mengelola data, mengatur data, dan meningkatkan nilai dan fungsi data. Kemunculan dari jaringan pusat data adalah inti untuk mendukung big data, namun pemenuham kebutuhan yang lebih diutamakan ialah infrastruktur (Sun, dkk, 2013).

Big data untuk memenuhi stabilitas pada pusat data, menyediakan infrastruktur dengan sejumlah node, membangun jaringan internal berkecepatan tinggi, menghilangkan panas secara efektif, dan data cadangan. Petumbuhan aplikasi big data mempercepat revolusi dan inovasi pusat data.

4. Hubungan antara hadoop dan big data

Hadoop penggunaannya dalam aplikasi big data di industri (penyaringan spam, pencarian jaringan, analisis aliran klik, dan rekomendasi sosial). Diantara mesin dan sistem industri modern, sensor secara luas untuk mengumpulkan informasi sebagai pemantuan lingkungn dan peramalan kegagalan (Bahga & Madisetti, 2012) mengusulkan kerangka kerja untuk organisasi data dan infrastruktur computing cloud, disebut Cloud view. 

Secara keseluruhan sambungan longgar semakin diterapkan untuk penelitian pada cloud elektron, dan kerangkan kerja teknologi pemrograman paralel Map Reduce dapat memberikan pengguna antarmuka dengan layanan yang lenih nyaman dan mengurangi keperluan yang tidak perlu.

 

Kultur Islam 

Kultur dalam perpaduan kemajuan di dunia, sama halnya dengan peradaban siklus, dan waktu yang terus bergulir seperti keniscayaan dan tetapnya keadaan sebagai impossibility, absurdity (Abdullah dkk, 2003).

Keberagaman budaya di Indonesia sangat beraneka bisa dibilang budayanya tingkat tinggi. Jumlah yang besar, terdiri dari berbagai macam suku, menempati wilayah yang luas dengan karakteristik yang berbeda. Budaya-budaya itu berbentuk gagasan, tindakan maupun hasil karya dalam kehidupan masyarakat. Ketika kehidupan cenderung terstandarisasi akibat pengaruh global, karya-karya budaya itu mendapatkan pengakuan dengan nomenklatur kearifan lokal.

Dari beberapa agama yang diakui di Indonesia, Islam merupakan agama yang terbesar. Menurut Data Sensus Penduduk Tahun 2010 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa dan 207.176.162 jiwa di antaranya atau 87,18 % adalah beragama Islam ( sp2010.bps.go.id., 2016).

Budaya sebagai sesuatu yang eksis dan berurat akar di tengah masyarakat. Nilai penting budaya adalah keberadaannya yang menyatu dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Memang keragaman budaya menjadi persoalan manakala harus memilih personifikasi yang lebih sesuai dan relevan untuk bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Tantangan Peranan Muslim dalam Menghadapi Big Data

            Islam sebagai agama yang mendukung kemajuan ilmu pengetahuan bisa dikatakan Islam menjadi gardanya didepan. Oleh sebab itu, Islam menghendaki manusia menjalankan berdasarkan rasional atau akal dan iman. Sebagai bukti bahwasanya yang terdapat dalam Islam tidak pernah habis dan mesih terus berkembang seperti yang tercantum dalam firman Allah Swt:

"Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut menjadi tintah, ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah keringnya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana" (QS. Luqman : 27).

            Dalam ranah pemikiran yang berdasarkan perkembangan yang sudah mencapai zaman modernisasi. Kawasan Indonesia, khususnya kaum muslim memiliki orientasi pemikir ideologis, sebagai yang mewakili diantaranya:

1. Tradisionalis-konservatif

Pemikiran yang dilandasi seperti ini menentang kebaratan karena pernah ada praktek-praktek di kawasan tertentu dan hanya orang-orang tertentu saja yang tau dan atas menamakan Islam. Sangat dalam menanamkan nilai-nilai tradisional (Shepard, 1987).

2. Radikal-puritan

Kelompok yang menafsirkan Islam berdasarkan sumber asli yang otoritatif, sesuai dengan kebutuhan kontemporer, namun adanya tendesi modernis untuk membaratkan Islam sangat keberatan (Makhmudah, 2015).

3. Reformis-modernis

Pandangan dalam kelompok ini menyatakan bahwa Islam sangat relevan untuk semua lapangan kehidupan, publik, dan pribadi. Pandangan dan praktek tradisional harus direformasi berdasarkan sumber asli yang otoritatif (al-Qur'an dan al-Sunnah), konteks situasi dan kebutuhan kontemporer (Brown, 1996).

4. Sekuler-liberal

Pandangannya bahwa untuk mereformasi masyarakat adalah dengan menyerahkan atau membatasi segala urusan Agama dan ritual kepada personal dan menegaskan kekuatan logika dalam kehidupan publik. Adanya pengaruh ideologi barat yang paham nasionalisme (Shepard, 1987).

Dalam Islam banyak ragam sikap dari gerakan-gerakan berbasis agama dalam menyikapi modernisasi. Pertama, menunjukkan sikap skeptis dan protes terhadap perubahan mendasar dalam struktur kehidupan sosial. Kedua, mengikuti modernisasi tetapi menentang sekularisasi. Ketiga, melakukan penyesuaian terhadap lingkungan modern, secara implisit menjadi penyebar sekularisasi (Robertson, 1989), karena di antara karakteristik abad modern munculnya sekularisasi terhadap sistem keagamaan tradisional.

Pada yang keempat ini munculnya pandangan sebuah modernitas memaksa adanya sebuah perubahan.

Sub-Sub Sistem Masyarakat

Masyarakat sebagai sebuah sistem yang terdiri dari sub-subsistem budaya, sosial, politik, dan ekonomi dihadapkan pada dua kategori lingkungan yang otonom (Bredemeier & Rahardjo, 2009). Kedua lingkungan dimaksud adalah lingkungan transendental dan lingkungan fisik-organis. Kedua lingkungan ini berdiri sendiri dan memberikan bebannya terhadap masyarakat dan pada sub-subsistem yang membentuk masyarakat tersebut. 

Lingkungan transendental membebani masyarakat dengan informasi, sedangkan lingkungan fisik-organis membebani masyarakat dengan energi. Karena letaknya paling dekat dengan lingkungan transendental, subsistem budaya mengandung informasi tertinggi yang dialirkan secara berurutan pada sub-subsistem sosial, politik, dan ekonomi.

Setiap subsistem masyarakat mempunyai fungsi tersendiri, yang disebut fungsi primer. Subsistem budaya mempunyai fungsi mempertahankan pola; subsistem sosial mempunyai fungsi integrasi; subsistem politik mempunyai fungsi mencapai tujuan; dan subsistem ekonomi mempunyai fungsi adaptasi.

Sub-subsistem masyarakat itu dengan fungsinya masing-masing saling berhubungan satu sama lain dalam suasana yang dinamis yang disebut sibernetika. Tiap subsistem mempunyai tingkat independensi yang berbeda dan tidak absolut sifatnya (al-hikam, 2016).

Masyarakat Ideal Dalam Islam 

Masyarakat ideal dalam pandangan Al-Qur'an ialah dalam pelaksanaannya berkembang amar ma'ruf dengan penegakan nahi munkar. Indikasi bahwa ada "masyarakat non ideal" seperti tiadanya amar makruf juga adanya pengenduran penegakan nahi munkar (Noer & Ullah, 2004).

Ditegaskan dalam al-Qur'an yang menunjukkan masyarakat ideal, antara lain: ummat wahidah, umamat wasatha, khairu ummat (Noer & Ullah, 2004).

1. Ummat Wahidah

Ummat Wahidah dijelaskan dalam al-Qur'an bahwa pada mulanya, manusia itu adalah satu ummat. Dalam surat al-Baqarah 2:213.

Dalam surat al-Baqarah dipaparkan bawha manusia tidak mengerti keseluruhan hakikat hidup ini. Manusia justru memiliki egoisme yang memicu pada perselisihan. Selama masih ada perselisihan maka Allah mengutus Nabi untuk menjelaskan ketentuan-ketentuan yang Allah buat dalam surat Yunus 10:19.

"Manusia dahulunya adalah satu umat, kemudian berselisih. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah mereka telah diputuskan tentang apa yang mereka selisihkan".

Pengelompokan dan perbedaan tersebut terjadi memang sudah di atur oleh Allah hingga menimbulkan sebuah persatuan yang tidak utuh yang dijelaskan dalam surah Al-Maidah 5:48.

Kedatangan Islam dengan Al-Quran sebagai kitab sucinya, selain mempersatukan bangsa yang terbelangkai akibat perpecahan persaudaraan Islam, juga mengembalikan kepercayaan yang keliru karena kepercayaan yang tunggal, lurus, suci dan benar.

2. Ummat Wasatha

Ummat Wasatha yang mempunyai istilah Ummat dan dinukilkan dalam al-Qur'an surah Al-Baqarah 2:143.

"Demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot".

Dalam ayat di atas disebutkan bahwa kualifikasi ummat yang baik adalah ummah wasatha. Secara harfiah, Wasatha berarti pertengahan atau moderat. Makna ini menunjuk pada pengertian adil. Dengan demikian makna ummat wasatha adalah ummat moderat. Posisinya berada ditengah-tengah.

3. Khairu Ummah

Khairu Ummah istilah berarti ummat terbaik atau umat unggul diantara 64 kata ummat yang terdapat dalam Al-Qur'an, yang dinukil dalam surah Ali Imran 3:110.

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah".

Dengan mencermati ayat-ayat tersebut, definisi khairu ummah yaitu dengan melihat kriteria yang disebutkan didalamnya, yaitu (1) menyuruh kepada kebaikan, (2) mencegah dari yang buruk, dan (3) beriman kepada Allah.        

Selebihnya dalam ummat wahidah, umamat wasatha, khairu ummat bahwasannya kedatangan Islam dengan Al-Quran membawa dan mengembangkan kepribadian atau bisa disebut kultur dalam Islam. Pemersatu persaudaraan Islam (Ukhuwah Islamiyah), menjadikan keberadaan ummat Islam dari aspek rohani dan jasmani, material dan spritual, dan bentuk ideal masyarakat Islam yang identitasnya adalah integritas keimanan, komitmen, dan kontribusi positif kepada manusia secara universal (Kurdi, 2017).

Islam Terhadap Revolusi Industri 4.0

Islam merupakan agama yang sangat mendukung kemajuan ilmu pengetauan. Islam menghendaki manusia menjalankan yang didasarkan raisonal dan iman. Islam mengajurkan agar manusia jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang telah dimilikinya, karena ilmu yang ia miliki belum cukup untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang ada di dunia (Makhmudah, 2015). Firman Allah swt:

"Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut menjadi tintah, ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah keringnya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat allah. Sesungguhnya allah maha perkasa lagi maha bijaksana" (QS Luqman : 27).

Kaitannya dalam kehidupan Islam dengan revolusi industri 4.0 dapat dilihat fenomena dalam dunia bisnis biasa disebut disruptive innovation, sebuah inovari yang menciptakan sebuah tren baru dan jejaring industri baru, yang akhirnya menggaanggu pasar dan nilai yeng terlebih dahulu sudah ada yang menggantikan yang lama untuk menjadi pemimpin pasar kemudian aliansi di dalamnya (Bower & Christensen, 1995).

Dampak inovasi disrupsi bisa dirasakan langsung dala gaya hidup dan bermasyarakat era revolusi digital, perkembangan sains dan teknologi. Layaknya kehadiran Internet of Things (IoT), big data, cloud database, blockchain, dan lain-lain yang telah mengubh pola kehidupn manusia.

Berdasarkan Internet world stats, (2018), Indonesia berada pada peringkat kelima sebagai pengguna internet tertinggi di dunia setelah China, India, Amerika Serikat dan Brasil. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia-APJII (2017) melaporkan tentang penetrasi & perilaku pengguna internet di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 143,26 juta orang-orang. Angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya, di tahun 2016 penguna internet telah mencapai 132,7 juta orang. Artinya pengguna internet pada tahun 2017 sebesar 54,68 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai 262 juta orang.

Teknologi juga membuat para generasi net (generasi millenial) mengandalkan media sosial sebagai tempat mendapatkan informasi. Saat ini, media sosial telah menjadi platform pelaporan dan sumber berita utama bagi masyarakat. Tren tersebut sudah terbukti disepanjang 2016 melalui beberapa peristiwa penting, seperti aksi teror bom. Masyarakat benar-benar mengandalkan media sosial untuk mendapatkan informasi terkini dari sebuah peristiwa (Republika.co.id, 2016).

Mengetahui kenyataan pada masa sekarang ini, perkembangan teknologi termasuk adanya big data diimbangi keselarasan regulasi dengan data sistem elektronik secara aktualisasi dalam pengembangan regulasi satu data, data publik lebih terkonsolidasi dengan baik mudah diakses, dan machine readable.

Tidak heran juga karena semakin berkembang suatu zaman dan semakin tinggi tingkat kreatif orang dalam meciptakan suatu hal yang baru seperti yang terkandung dalam QS. Ar-Rahman 55:33

"Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan". 

Wahai jin dan manusia, bila kalian mampu menembus perintah Allah dan hukumNya dengan berlari dari ujung langit dan bumi, maka lakukanlah. Kalian tidak sanggup melakukannya kecuali dengan kekuatan dan hujjah serta izin dari Allah. Mana mungkin kalian lakukan, sedagkan kalian sendiri tidak memiliki kuasa untuk mendatangkan manfaat dan mudarat untuk diri kalian? Maka nikmat manakah dari nikmat-nikmat Tuhan kalian berdua (wahai jin dan manusia) yang kalian dustakan? (tafsirweb.com).

Tidak diragukan lagi seperti yang tercantum dalam QS. Ar-Rahman, pada generasi net (generasi milenial) semua sudah halnya kekuatan tanpa terduga mengandalkan media sosial sebagai tempat mendapatkan informasi-informasi yang mereka butuhkan termasuk ilmu-ilmu keagamaan. Hadirnya fasilitas media sosial seperti facebook, instagram, youtube dan lainnya telah telah menjadi pusaran informasi dengan ragam pemikiran dan ideologi termasuk yang bertentangan dengan nilai-nilai kebinekaan dan kerukunan beragama dan berbangsa di Indoensia.

Nalar diri dalam manusia merancang berbagai permasalahan dari segi modernisasi, perkembangan teknologi, kultur Islam, menjadi masyarakat ideal sebagai umat muslim, dan menghadapi tatanan yang semakin kesini semakin spontan. Bisa dibilang rancangan yang sudah terencana. Diharapkan dari perubahan zaman saat ini masyarakat tidak menjadi manusia yang stagnan primitif dalam ranah teknologi. Mengikuti arus dengan seiringnya pergantian mode yang saat ini. Karena semakin maju bentuk dari teknologi akan banyak bermunculan jenis aplikasi maupun software yang akan keluar.

Dalam penjelasan dari semua pembahasan yang tadi terdapat segi Islaminya lebih tepatnya penanganannya terpadu dan tertata. Diperkuat dengan adanya landasan kitab sucinya orang Islam yaitu al-Qur'an. Dimana al-Qur'an ini bisa dijadikan sebagai acuan dan terapan dalam hidup, seperti yang dimuat, yaitu sistem keyakinan, sistem perundang-undangan, dan sistem nilai atau moral.

Jadi dengan adanya acuan dari al-Qur'an masyarakat memiliki acuan dan tidak melenceng dengan impian yang diharapkan, selagi ummatnya taat padaNya. Maka setiap pribadi yang mengaku dirinya muslim, menjadikan paradigma dan komitmen hidupnya. Tidak ada salahnya ketika hidup pada era saat ini. Semakin gelut berbagai produk dan akan banyak aplikasi yang akan muncul.

sumber gambar : https://ec.europa.eu/jrc/en/event/workshop/big-data-migration-alliance-bd4m

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun