Mohon tunggu...
ANUGERAH OS
ANUGERAH OS Mohon Tunggu... Peternak - ~Penghobi hitam dan penggemar manis. HITAM MANIS, itu saja~

Selama kata masih merangkai kalimat Selama itu pula pena kan tetap berjaya Selama badan masih mengandung hayat Selama itu pula diri kan tetap berkarya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mukadimah Duka

16 Januari 2015   20:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:00 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://noichil.files.wordpress.com/2013/01/rainumbrellamyweblogsadcloudman-8839220bc74edfe0ea4c542b86d68d6e_h.jpg?w=510

Des… Serasa baru kemarin kita berikrar, menyatukan janji di depan penghulu dalam akad nikah yang suci, ternyata kini usia pernikahan kita sudah genap 1 tahun. Indahnya malam pertama dan kehangatan di hari setelahnya masih terasa. Sangat romantis. Telah banyak permata yang kutabur di tamanmu, tak terhitung berlian kusemaikan di ladangmu, dan tiada terhingga benih yang kutanam di kebunmu. Abang kan menunggu musim panen itu sayang. Kalaupun musim ini gagal panen, abang tak akan sedih… Sabarlah sayang, kita tunggu musim berikut, yakinlah bahwa kemarau pun kan berganti hujan.

Des… Tahukah kamu, betapa besar kasih sayang abang terhadapmu. Seandainya kita jumpa dua tahun, lima tahun, atau sepuluh tahun yang lalu… pasti engkau kan merasakan lebih lama kasih sayang abang itu, kasih sayang yang tak pernah berkurang bahkan selalu bertambah-tambah. Dua belas bulan cukuplah engkau yang merasakan itu.

Des… Abang tahu, orang tuamu dan orangtuaku juga tahu, dokter tahu, bahkan hampirsemua orang sudah tahu, berhari-hari engkau di rumah sakit, berhari-hari engkau berurusan dengan ginjalmu. Sudahlah sudah, takdir Tuhan sudahlah seperti itu, berhari-hari itu pula tidak ada perubahan. Apalah hendak dikata tak ada yang bisa menghentikan deritamu. Engkau bosan, engkau memaksa pulang dan tak ada yang bisa melarangmu. Katamu sambil mendekap erat tubuhku, “di rumah aku akan sembuh.”

Des… Abang bahagia tak terkira, ternyata di rumah engkau tak lagi pernah mengeluhkan sakitmu. Pelan-pelan engkau bangkit dari tidurmu, sedikit demi sedikit darah mulai mewarnai pasi wajahmu dan lambat laun hidupmu kembali bergairah. Dan… punggukpun tak lagi merindukan bulan. Engkau benar-benar pulih Des. Ajaib… di saat dokter-dokter itu menyerah dengan kondisimu. Dan… kita kembali menikmati adegan demi adegan hidup berkeluarga penuh dengan kemesraan belaka.

Des… Ternyata engkau bohong pada Abang, di belakangku engkau melanggar pantangan. Sudah dengan tegas dan keras dokter mengingatkan kamu, hindari makan petai dan jengkol, dua makanan kegemaran kamu yang sudah terlarang untukmu. Tetapi… ohhh tetapi diam-diam engkau memanggil abang sayur. Diam-diam engkau membuat semur. Diam-diam engkau makan di dapur. Padahal… ohh padahal berapa kali abang bilang jangan lagi kau makan jengkol, tapi kau makan pula itu ! Kumatlah ginjalmu Des… Matilah Abang, tanpa kamu Des!

Des… semoga engkau tenang di alam sana. Senyumlah sayang, sakitmu sudah hilang. Abang kan merawatmu dengan cinta abang sepanjang hayat. Abang yakin Tuhan pun menyayangimu. Kita lanjutkan kisah cinta ini di surga, kelak…

Senja sudah menjelang ketika hujan satu-satu turun rintik-rintik. Para pelayat dan pengantar jenazah mulai meninggalkan pemakaman itu seorang demi seorang. Tinggallah Januar seorang diri menatap pusara Desembra, istrinya tersayang… Kesiur angin lembut yang menerpa wajahnya benar-benar mendatangkan kepiluan yang teramat dalam di hatinya. Hujan mulai deras, sederas airmata yang mulai tumpah tak terbendung lagi… AWAL TAHUN YANG KELABU …

Bulukumba, 16 01 2015 (Anugerah Os)

Sumber Illustrasi : Di sini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun