Mohon tunggu...
Anto Sugiharto
Anto Sugiharto Mohon Tunggu... Insinyur - Profesional Migas

..Just ordinary man, mantan ekspat, peminat sejarah migas, teknologi penerbangan dan dunia militer.. "Peristiwa tertulis lebih abadi dibanding yang terucap"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup adalah Soal Mengelola Ketidakpastian

24 Oktober 2020   10:11 Diperbarui: 2 Januari 2021   12:39 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Terinspirasi pekerjaan rutin dalam dunia pencarian cadangan migas dimana selalu dihadapkan dengan berbagai situasi ketidakpastian tinggi yang bisa timbul akibat minimnya data, informasi, petunjuk, pengetahuan, pengalaman serta kompleksitas isi bumi yang dihadapi. Sehingga seringkali apa yang sudah kita siapkan secara cermat dan teliti termasuk atas masukan peers dan assessor berjenjang, ternyata saat dibuktikan (misalnya dengan pemboran sebuah sumur) hasilnya bisa berjalan diluar prediksi (unprecented surprises). 

Ketidakpastian itu tentunya bersifat netral, andai hasil tak terduganya bernilai positif tentu dianggap hadiah atau berkah dan kemungkinan tidak akan dipermasalahkan. Namun jikalau hasilnya berkebalikan dan cenderung merugikan inilah yang lantas jadi masalah.

Bila diterjemahkan dalam kehidupan nyata sebagai manusia yang lebih dinamis dibanding ketidakpastian isi bumi tadi kondisinya pun tidak akan jauh berbeda. Banyak hal yang tidak terduga senantiasa hadir dalam perjalanan hidup manusia walaupun semua hal mungkin sudah dipersiapkan secara matang.

Ketidakpastian hadir tak terelakkan karena kehidupan adalah dinamis (fana). Contohnya adalah wabah pandemi COVID19 yang muncul tiba-tiba di awal tahun 2020. Siapa sangka akibat munculnya virus tak kasat mata itu, apa yang kita bangun dan direncanakan jauh-jauh hari dengan susah payah dalam sekejap membuat semuanya hampir berantakan –Banyak kita yang tidak siap, apalagi awalnya dianggap hanya wabah penyakit biasa saja. Tentunya kehadiran bencana pandemi global ini pastinya tidak masuk dalam agenda resolusi target 2020..he he..

Ketidakpastian sepertinya melekat ketika manusia dilahirkan ke dunia fana. Berkat ketidakpastian itulah perjalanan hidup setiap individu manusia akan berwarna warni. Ibarat fraktal, sekalipun berpola sama tetap akan ada perbedaan tergantung angle mana yang digunakan dan situasi kondisi apa yang terjadi di sekelilingnya. 

Ketika masih anak-anak -mau sekolah di mana; saat remaja dan lulus sekolah- bisa kuliah dimana; selesai lulus kuliah -dapat kerja dimana; udah kerja -dapet jodoh siapa; berhasil nikah -kapan punya anak; sukses punya anak -kapan tambah lagi; anak udah dewasa -siapa jodohnya; dapet mantu -ngarep punya cucu; udah punya cucu -ngare…ini…itu.. dan...setiap tahapan itu memiliki level ketidakpastian yang berbeda....

…Atau dalam pekerjaan, siapa yang menjamin bahwa apa yang kita upayakan all out dan as perfect as possible  sehingga sering dapat rewards itu bisa menjamin tidak adanya ketidakpastian dalam jabatan atau pekerjaan kita.... 

Seperti pengalaman ngekspat penulis sendiri, sedang nyaman menggali pengalaman diberi kepercayaan nge-lead project bagus di negeri perantauan, tiba-tiba situasi industri migas eksternal makin memburuk, kontrak diperpendek, situasi internal pun tidak kondusif…akhirnya qadarullah …leaving for good...bye...bye…setelah 8 tahun numpang hidup di negeri orang....

Ibarat siklus, dalam kehidupan semuanya pasti berhubungan dengan ketidakpastian walau certainly sure kita berharap semua berjalan sesuai direncanakan. Yang jadi pertanyaan, bagaimana ketika hal yang direncanakan itu ternyata meleset bahkan keluar dari track…nah itulah perlunya contingency plan…exit strategy...atau strategi solutif lainnya…

Berkaca dari berbagai ketidakpastian tadi, manusia hanya mampu dan berupaya meminimalkan resiko atau mengurangi komplikasinya dengan pendekatan apapun. 

Persiapan yang sangat terencana baik, menggali informasi dari semua hal yang berkorelasi, membuat contingency plans, menyiapkan emergency exit dan rencana mitigasi, tak lupa berdoa berharap dijauhkan dari takdir buruk dan banyak hal lainnya. Semua upaya itu dilakukan guna mereduksi dan meminimalkan resiko negatif akibat ketidakpastian tadi. Dengan kata lain be prepared for unexpected circumstances anytime, then surrender to Allah after all…begitulah kata-kata wisdom nenek moyang kita…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun