Cirebon,
membilas raga dalam keringat campur debu,
rentang tantangan nampak kian sengit menghadang,
semangat nyaris telentang,
kugigit bibir (bukan bubur kegelapan)
' tuk coba tegakkan pikir,
yang mulai gemar parkir,
Panas kian sangar,
dan aku terlempar dalam pudar yang muram pendar,
tersisa sekelumit sadar
'tuk kembali pada takdir yang mulai buyar!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!