Mohon tunggu...
Purbo Iriantono
Purbo Iriantono Mohon Tunggu... Freelancer - Jalani inspirasi yang berjalan

"Semangat selalu mencari yang paling ideal dan paling mengakar" merupakan hal yang paling krusial dalam jiwa seorang yang selalu merasa kehausan kasih...

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Piranti Lunak vs Piranti Keras dalam Pilpres 2019

21 Maret 2019   13:15 Diperbarui: 21 Maret 2019   13:28 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Strategi seperti ini juga rentan terjangkit oleh virus ilusi atau bahkan delusi. Karena kubu pengguna strategi ini hanya disibukkan untuk urusan glorifikasi (produk) diri-sendiri dan urusan pragmatis lainnya. Strategi piranti keras ini menisbikan peran kritis piranti lunak yang lebih senyap serentak lebih kooperatif. Alih-alih berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan piranti lunak, si pemuja piranti keras cenderung memutlakkan lingkungannya dan piranti lunak lah yang harus tunduk dan menyesuaikan diri. 

Strategi piranti keras juga cenderung abai pada realitas cacat bawaan takdirnya, dan hanya akan tersadar ketika keseluruhan semesta menuntut aspek kebaruan yang justru menjadi inti kelemahannya.

Andai saja para pemuja piranti keras ini mau sedikit belajar dari kebijaksanaan para ahli piranti lunak...Sayang itu tak terwujud. Yang terjadi malah sebaliknya.Setiap kebijakan petahana dikritisi melalui komparasi yang abai dengan keunikan logika sejarah dari masing-masing entitas yang diperbandingkan. Singkatnya, sebagaimana pada toko penjual piranti keras, yang ditonjolkan hanya aspek kebaruan atau kecanggihan teknis, dan serentak melecehkan keadekuatan piranti lunak yang tak mudah lekang di makan jaman.

Masih berani pindah ke piranti keras?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun