Mohon tunggu...
Antonius Zwengly Lasut
Antonius Zwengly Lasut Mohon Tunggu... Guru - SMA Negeri 1 Tompaso

Educate people is not easy, we have to educate our self before educate others. If we think teaching is hard to do then we have to try harder because the future is in our hands. For the students, don't learn for your brain but learn it for your heart. Because a bright future is on your heart.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kolaborasi Pendidikan

18 Januari 2023   20:33 Diperbarui: 10 Februari 2023   20:53 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memimpikan sebuah peradaban yang sesuai dengan impian dan arah perkembangan zaman memberikan tanggungjawab kepada siapapun dia untuk berkontribusi dalam melakukan perubahan. 

Dengan kata lain, semua pihak harus terlibat untuk sebuah perubahan. Tentu saja jika kita menginginkan sebuah perubahan yang positif untuk sebuah perkembangan zaman,  kita butuh pengorbanan sesuai posisi dimana kita mau berkontribusi dalam sebuah perubahan karena masing-masing dari kita punya tanggungjawab yang berbeda-beda.

Dalam dunia pendidikan kita di Indonesia, kalau kita melihat sejarah pendidikan sampai saat ini. Sudah begitu banyak hal yang dilakukan baik sebagai Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan sampai lembaga terkecil yaitu keluarga. 

Pertanyaannya apakah pendidikan di Indonesia sudah sesuai harapan kita bersama? Apakah semua pihak terkait sudah melaksanakan perannya dengan baik? Pertanyaan ini tidak bisa hanya ditujukan atau dijawab hanya Pemerintah saja, tapi pertanyaan ini harus menjadi tanggungjawab seluruh warga negara Indonesia. Karena menghadirkan pendidikan yang berkualitas butuh keterlibatan semua pihak (Tri Pusat Pendidikan)

Sebagai warga negara Indonesia kita harus akui bahwa pendidikan kita belum bisa setara di seluruh Indonesia. Kita tidak bisa melemparkan tanggung jawab ini hanya pada sisi pendidikan khususnya di sekolah, apalagi menyalahkan sekolah-sekolah yang dianggap tidak mampu dalam memberikan pengajaran. kita harus sadar bahwa pendidikan berkembang sesuai tuntutan zaman. 

Dengan demikian kita juga harus melihat apakah pendidikan sudah dinikmati secara merata di pelosok Negeri? Apakah pemerintah daerah sudah berjalan beriringan dengan Program Kementerian? Apakah sekolah sudah memberikan proses pendidikan dan pengajaran sesuai harapan? 

Apakah pendidik mampu untuk mengikuti perkembangan zaman dengan menghadirkan proses pembelajaran yang bermakna sehingga anak-anak bisa berhasil sesuai potensinya? Apakah anak-anak kita sudah siap untuk menjalani kehidupannya dan apakah semua yang mereka perlukan sudah tersedia? Apakah orang tua/wali sudah tahu perannya dalam proses pendidikan anak dirumah dan tahu apa saja potensi anak mereka?

Kalimat "memenuhi kebutuhan murid" menjadi kalimat yang seolah-olah baru bagi Pendidik padahal kalimat ini adalah tugas yang melekat pada pendidik. Dimana seorang pendidik harus benar-benar melihat apa kebutuhan belajar murid dengan demikian pendidik bisa tahu bagaimana memfasilitasi nya sampai murid tersebut berhasil sesuai potensi yang dia miliki. Tentu saja untuk mengejar ketertinggalan bukan hal yang mudah, tetapi butuh kesadaran diri untuk melihat apa yang kurang dan mengembangkan yang sudah baik untuk dikolaborasikan bersama. 

Baca juga: Merdeka Belajar

Sebagai Pendidik tidak boleh hanya berdiam diri dalam melihat kondisi pendidikan saat ini yang sudah berkembang sangat cepat. Terlebih lagi ancaman karakter yang sudah mulai tergerus oleh zaman, menjadi tanda awas bagi pendidik untuk benar-benar memperhatikan tumbuh kembang dari karakter masing-masing murid.  Harus mengembangkan diri sesuai tuntutan zaman dan terus belajar dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Begitu juga dengan orang tua/wali, sebagian besar sampai saat ini menganggap bahwa proses pendidikan dan pengajaran merupakan tanggung jawab sekolah. Keberhasilan dari pendidikan anak adalah tanggung jawab sekolah. 

Perlu juga dipahami oleh orang tua/wali tidak semua dari proses pendidikan dan pengajaran itu menjadi tanggung jawab sekolah. Butuh peran orang tua/wali atau keluarga dalam proses pendidikan anak di rumah. 

Beberapa contoh pertanyaan yang harus dijawab oleh orang tua/wali, bagaimana proses belajar anak dirumah? Apa saja kebutuhan belajar anak dirumah? Sejauhmana proses pendampingan dalam belajar anak di rumah? Apa dan bagaimana potensi/keterampilan yang dimiliki oleh anak bapak/ibu? 

Dengan beberapa pertanyaan ini bisa membantu orang tua/wali untuk berdiskusi dengan pihak sekolah terkait rencana kedepan untuk mengembangkan potensi/minat dan bakat anak. 

Bentuk kolaborasi seperti ini yang harus dibangun bersama untuk mempersiapkan kebutuhan belajar murid, tentu didalamnya butuh keterbukaan dari orang tua/wali serta mampu mendorong potensi anak tanpa intervensi yang berlebihan supaya anak bisa bebas berkarya dan tentunya akan mendapatkan kebahagiaan dalam masa depannya.

Selanjutnya, kolaborasi dengan lingkungan sekitar, kata lingkungan sekitar seharusnya bisa diterjemahkan menjadi lingkungan sekitar dimana anak ini beraktivitas sehari-hari. Tanpa kita sadari, lingkungan sekitar menjadi penentu keberhasilan anak dalam proses belajarnya. 

Sebaik-baiknya orang tua mendidik anak, jika tidak didukung dengan lingkungan sekitar yang bersama-sama memiliki tanggung jawab dalam mendidik pasti menjadi pengaruh yang tidak baik bagi anak. Selanjutnya, sebaik-baiknya lingkungan sekolah melakukan proses pendidikan dan pengajaran jika tidak didukung oleh lingkungan sekitar pasti menjadi kendala bagi sekolah.

Dengan demikian, kolaborasi dalam pendidikan harus terus dilakukan dan masing-masing pihak terkait didalamnya Tri Pusat Pendidikan (Sekolah, Keluarga, Masyarakat) harus mampu menjalankan perannya masing-masing. 

Semoga Bermanfaat

Antonius Zwengly Lasut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun