Mohon tunggu...
Anton timothy
Anton timothy Mohon Tunggu... Human Resources - Pengemudi Motor Kranji - Sudirman

Tanya bossku @Mariabernadeth Cerita cinta mabos - malop yang tidak seindah drama korea. Anime. J-Dorama. K-Drama. Sosiologi praktis. Email: antontimothy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tulang Rusuk untuk "Anak Buha-Baju"

3 Januari 2018   21:20 Diperbarui: 3 Januari 2018   21:52 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

"Kamu itu makanya harusnya lebih bijaksana mencari pasangan." Respon mamaku begitu tenang meladeni pembicaraanku.

Masih kuingat saat itu, Mama justru bersyukur dengan putusnya hubunganku dengan wanita yang berbeda keyakinan denganku. Dalam rutinitasnya berdoa di Goa Maria selalu terselip doa untukku  yaitu, "Tuhan pertemukan anakku, dengan jodoh yang percaya kepada-Mu." Ini cukup menamparku sebagai seorang anak serta menjadi titik balik dari pandanganku terhadap sebuah hubungan. Rasa sayangku kepada Mama membuatku memilih untuk mengakhiri hubungan dengan wanita yang pertama kali kujadikan kekasih tersebut.

Tidak lagi ada perasaan yang bersifat egosentrik. Aku akan mencari yang seseorang untuk berbagi kasih bukan hanya denganku saja tetap juga dengan orang orang yang aku sayangi. Kisah cinta itu pun berlalu dan meninggalkan kesan yang baik untuk perjalananku berikutnya. Selang waktu berjalan, diriku yang sudah tertampar mulai berhati -- hati dalam menetapkan pilihan.

Obrolan santaiku dengan mamaku itu pun berlanjut. Aku membawakan kembali kisah nostalgiaku dengan seorang wanita setelah pacarku yang pertama. Tetapi melihat Mamaku yang sedikit agak mengantuk, aku berjalan ke dapur. Teh hangat aku yakin bisa mengembalikan Mama kembali segar. Uap air yang masih tampak oleh mata keluar dari secangkir the hangat tersebut.

"Tumben baik, ada angin apa nih?" Raut wajah Mama berubah menjadi sedikit lebih antusias dan senyum lucu yang menyiratkan, "anak gue pasti lagi ada maunya."

"Gak kok mah, supaya ngobrolnya enak aja." Jelasku dengan santai.

"Hmmm." Suara Mama sembari menyeruput the hangat buatanku.

"Kalau sama pacar Anton yang Jawa, mama ingat ga?" Tanyaku cepat mengganggu seruputan teh dari Mamaku.

"Ingat kok. Memang katolik dan anaknya baik, tetapi kamu ingat kan apa pesan mama waktu itu."

"Tidak mungkin Anton lupakan mah. Mama minta gini nih, 'kalau bisa yang batak ya ton.' Sedikit sih kata -- katanya tapi emang bener banget dah Mama tuh suka banget kasih ultimatum pas Antonnya sudah pacaran." Sedikit sebal kadang kalau mengingat kebiasaan Mamaku yang seperti ini.

Hubunganku pun berakhir setelah 8 bulan menjalin pertemanan kami pun berpisah dengan baik -- baik. Sekali lagi, ucapan Mamaku menjadi landasan terbesar bagiku untuk melakukan banyak hal dalam kehidupanku. Dari jalinan cintaku yang terakhir, aku mulai lebih sering berkomunikasi dengan Mamaku agar tidak lagi penyesalan dan kekecewaan untukku dan Mama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun