Di luar sana terasa gempita, penuh canda tawa dan teriakan serak dari para orang tua yang mendukung setiap anak mereka....
Derap semangat mengalir dari tiap kata yang terucap untuk melihat anak anak mereka yang sedang berlomba...
tapi ingatkah mereka menanamkan dimanakah merdeka itu tercipta?
Semudah itukah memindahkan bendera dari satu botol ke botol lain?
Bayangkan jika itu bendera sesungguhnya, berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk Dia Mengangkasa pertama kali?
Sudahkah mereka merinding ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya?
Atau anak anak kita hanya tau menangis karena kalah dalam perlombaan itu menyakitkan....
Tanamkan semangat tanpa menceritakan napak tilas panjang dari Kegembiraan yang terjadi hari ini...
Betulkah yang kita lakukan?
Beberapa waktu lalu, alam bawah sadarku selalu gempita menyamput seventeen yang sweet di bulan agustus ini.
Sekarang dewasaku berfikir berbeda, gempita apa yang aku berikan tidak sebanding dengan apa yang telah hilang dari tanah airku.
Andaikan anda orang tua ceritakan ini kepada anak anakmu...
Ceritakan secara sederhana pada polosnya penerus bangsa,
Bendera plastik yang kamu pindahkan dari botol ke botol yang lain, dahulu itu perjuangan dari banyak darah yang tidak bersalah.
Jika karung yang kamu gunakan untuk lomba saat ini, dahulu digunakan untuk mengikat seseorang dalam kondisi bernafas hanya tak berbusana.
Kerupuk yang kamu hamburkan itu adalah makanan utama dan mahal adanya untuk IndonesiaMu, lampau.
Ceritakan rasa sakit itu kepada mereka rasa sakit yang tidak terobati bahkan tak akan hilang di hati Indonesia.
Indonesia bukan sedang berpesta, Indonesiaku masih berdarah tetapi tidak mengucur hanya saja menunggu...
Menunggu dilumpuhkannya makna makna keaslian dari semboyan perjuangan yang kita lakukan bersama....
Merdeka itu jika.... jikaaa... jikaaaa... kamu membaca ini dan malu kalau saja semerbak teriakan kemerdekaan selama beberapa jam ini bukanlah lambang keceriaan melainkan merefleksikan rasa sakit dari Dia yang Mengangkasa tapi terluka dan menunggu dilumpuhkan.
Mereka Merayakanmu tetapi Mereka tidak Mengenalmu, Begitu Juga Aku...
Maafkan aku Indonesiaku.....