Mohon tunggu...
Anton timothy
Anton timothy Mohon Tunggu... Human Resources - Pengemudi Motor Kranji - Sudirman

Tanya bossku @Mariabernadeth Cerita cinta mabos - malop yang tidak seindah drama korea. Anime. J-Dorama. K-Drama. Sosiologi praktis. Email: antontimothy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merdeka, Jika...

17 Agustus 2017   14:48 Diperbarui: 17 Agustus 2017   15:22 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di luar sana terasa gempita, penuh canda tawa dan teriakan serak dari para orang tua yang mendukung setiap anak mereka....

Derap semangat mengalir dari tiap kata yang terucap untuk melihat anak anak mereka yang sedang berlomba...

tapi ingatkah mereka menanamkan dimanakah merdeka itu tercipta?

Semudah itukah memindahkan bendera dari satu botol ke botol lain?

Bayangkan jika itu bendera sesungguhnya, berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk Dia Mengangkasa pertama kali?

Sudahkah mereka merinding ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya?

Atau anak anak kita hanya tau menangis karena kalah dalam perlombaan itu menyakitkan....

Tanamkan semangat tanpa menceritakan napak tilas panjang dari Kegembiraan yang terjadi hari ini...

Betulkah yang kita lakukan?

Beberapa waktu lalu, alam bawah sadarku selalu gempita menyamput seventeen yang sweet di bulan agustus ini.

Sekarang dewasaku berfikir berbeda, gempita apa yang aku berikan tidak sebanding dengan apa yang telah hilang dari tanah airku.

Andaikan anda orang tua ceritakan ini kepada anak anakmu...

Ceritakan secara sederhana pada polosnya penerus bangsa,

Bendera plastik yang kamu pindahkan dari botol ke botol yang lain, dahulu itu perjuangan dari banyak darah yang tidak bersalah.

Jika karung yang kamu gunakan untuk lomba saat ini, dahulu digunakan untuk mengikat seseorang dalam kondisi bernafas hanya tak berbusana.

Kerupuk yang kamu hamburkan itu adalah makanan utama dan mahal adanya untuk IndonesiaMu, lampau.

Ceritakan rasa sakit itu kepada mereka rasa sakit yang tidak terobati bahkan tak akan hilang di hati Indonesia.

Indonesia bukan sedang berpesta, Indonesiaku masih berdarah tetapi tidak mengucur hanya saja menunggu...

Menunggu dilumpuhkannya makna makna keaslian dari semboyan perjuangan yang kita lakukan bersama....

Merdeka itu jika.... jikaaa... jikaaaa... kamu membaca ini dan malu kalau saja semerbak teriakan kemerdekaan selama beberapa jam ini bukanlah lambang keceriaan melainkan merefleksikan rasa sakit dari Dia yang Mengangkasa tapi terluka dan menunggu dilumpuhkan.

Mereka Merayakanmu tetapi Mereka tidak Mengenalmu, Begitu Juga Aku...

Maafkan aku Indonesiaku.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun