Ucapan salam memiliki keutamaan yang luar biasa sekali, jika kita pahami lebih mendalam terkanduk do'a yang disampaikan untuk orang yang diberikan ucapan salam.Â
Makanya, Yuk Ketahui Keutamaan Mengucapkan Salam agar kita memahami dengan benar makna serta kandungan yang di tersimpan dalam ucapan salam itu.
Berupa bentuk rasa kasih sayang sesama saudara seagamanya yaitu kaum muslimin dan muslimat, kebiasaan ini merupakan sebuah perintah ajaran Islam yang sudah berlaku semenjak zaman Rasulullah SAW, begitupun di kalangan kaum muslimin nusantara bahkan menjadi simbol "keselamatan" sesama saudara muslim di seluruh dunia.

Ucapan salam seperti ini maupun jawabannya seringkali terdengar ditelinga kita, terutama ketika seorang kaum muslimin saling bertemu atau disaat seorang muslim akan memulai pembicaraannya.
Mengucapkan salam memang telah menjadi kewajiban bagi setiap muslim seperti halnya mendatangi undangan, memberi nasehat, mendo'akan orang yang bersin, menjenguk orang sakit dan menghantarkan jenazah.Â
Keenam perkara ini sangat jelas dan menjadi ciri khas kaum muslimin dan muslimat sebagaimana telah disebutkan dalam berbagai hadits yang shahih seperti riwayat Muslim dan Abu Hurairah maupun hadits-hadits lainnya.
Kata 'Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh' telah diajarkan dalam agama Islam sejak kemunculannya di muka bumi ini yang merupakan bagian dari perintah tuhan Yang Maha Esa untuk digunakan oleh seluruh kaum muslimin dalam pergaulan sosial, budaya dan kehidupan sehari-harinya.
Akan tetapi para ulama berbeda pendapat mengenai hukum dalam memulai mengucapkan "salam", meskipun mereka sepakat bahwa dalam menjawab salam itu hukumnya wajib menurut aturan yang diajarkan syari'at Islam.
Sebagaimana Imam Nawawi berkata "ketahuilah bahwa memulai mengucapkan salam itu hukumnya sunnah mustahabbah dan sunnah kifayah jika dilakukan oleh lebih dari satu orang. Seandainya salam itu diucapkan oleh jama'ah, maka dianggap cukup jika yang mengucapkan salam itu satu orang atau sebagian saja, namun apabila semua orang mengucapkannya maka lebih baik dan lebih utama.Â
Adapun menjawabnya, jika yang disalami satu orang jelas wajib dia seorang diri yang menjawabnya, tetapi jika banyak maka hukum dalam menjawabnya menjadi fardhu kifayah, sehingga jika ada yang menjawabnya orang yang tidak menjawab tidak akan berdosa.Â
Namun demikian jika tak seorangpun menjawabnya maka semuanya bisa berdosa dan apabila semuanya menjawab tentunya itulah yang lebih baik dan lebih utama.Â
Sebagian besar ulama berpendapat bahwa mengucapkan salam adalah sunnat dan sebagian lagi berpendapat bahwa hukum mengucapkan salam adalah wajib, namun mereka sepakat bahwa menjawabnya adalah wajib.Â
Disamping itu para ulama juga berbeda pendapat mengenai kata yang wajib diucapkannya, sebagian besar berpendapat bahwa yang wajib adalah menjawab dengan "Wa'alaikumussalam"tanpa kata Arrahman dan Al-Barokah, meskipun yang memberi salam mengucapkan "Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh".
Akan tetapi, sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa jawaban wajib disesuaikan dengan salam yang diungkapkan, maka apabila yang memberi salam mengucapkan 'Assalamu'alaikum', maka menjawabnya juga harus 'Wa'alaikumsalam' demikian pula jika ucapan salamnya lengkap seperti tadi, maka jawabannyapun harus lengkap pula.

Maka menjawab salam dengan dengan takaran yang sama adalah wajib, sedangkan menjawab yang lebih lengkap itu lebih baik dan lebih utama. Sebagai contoh jika ada yang mengucapkan Assalamu'alaikum maka sepatutnya kita menjawab dengan yang lebih baik yaitu Wa'alaikumussalam Warohmatullahi Wabarokatuh Wamaghfiratuhu.
Dalam menjawab salam disyaratkan langsung tanpa memakai perantara, apabila menantikan jawaban salam itu (setelah lama) maka jawaban itu tidak dianggap dan ia berdosa, kecuali jika ada halangan semisal sedang melaksanakan shalat.
Seandainya salam itu disampaikan melalui surat, atau melalui utusan (perantara) atau dari kejauhan karena terhalang dingding yang tinggi dan tebal umpamanya (sejauh masih terdengar) maka wajib dijawab secara lansung ketika ucapan salam itu sampai dan terdengar oleh telinga kita.Â
Sedangkan apabila seseorang mengucapkan salam pada orang yang tuli (tidak dapat mendengar), hendaklah ucapan salam itu diucapkan dengan ucapan yang mungkin dapat dipahami olehnya disertai isyarat tangan sehingga ia paham dan bisa menjawabnya dengan isyarat pula.
Apabila anak kecil mengucapkan salam pada orang dewasa maka dia harus menjawab salam itu, namun jika orang dewasa mengucapkan salam pada jama'ah yang terdapat anak kecilnya, lalu salam tersebut hanya dijawab oleh anak kecil maka yang dewasa itu berdosa sebab anak kecil belum dapat (berhak) melepaskan satu beban atau tanggungjawab yang fardhu.Â
Sebaliknya jika anak kecil diberi ucapan salam tidak wajib bagi anak itu untuk menjawabnya sebab ia belum dewasa, hanya saja tentu ada baiknya jika anak itu menjawab dan membiasakannya sebagai sarana pendidikan yang baik baginya.
Jika seseorang mendapatkan ucapan salam, lalu selang beberapa menit mereka bertemu kembali maka tetap disunatkan mengucapkan salam yang kedua, ketiga dan seterusnya.Â
Demikian pula jika telah mengucapkan salam tetapi terhalang oleh dingding, pohon besar, atau batu besar jika setelah itu masih bertemu kembali maka disunatkan untuk mengucapkan salam.
Bagi seorang muslim sebaiknya pada setiap akan memulai pembicaraan terlebih dahulu harus mengucapkan salam, karena orang yang memulai mengucapkan salam lebih banyak pahalanya sebagaimana telah disabdakan Nabi SAW :

Orang yang sedang bermusuhan akan sangat baik jika memulai perdamaiannya dengan mengawalinya terlebih dahulu mengucapkan salam dengan ikhlas saat bertemu dengan musuh, maka jika musuhnya itu seorang muslim yang baik mereka akan paham dan menyambutnya dengan baik pula sebagai bentuk penghentian atas rasa permusuhannya itu.Â
Alhamdulillah pada zaman sekarang mayoritas kaum muslimin telah banyak yang membiasakannya bahkan sudah menjadi tradisi sehari-hari dalam pergaulan kehidupannya, sehingga ucapan salam ini tidak dianggap "asing" dan "kuno" baik di lingkungan masyarakat biasa maupun kalangan pengusaha, pejabat tinggi dan elit politik.Â
Hal ini terjadi mungkin disebabkan oleh tingkat pemahaman yang sudah sangat meluas bahwa ucapan salam menjadi hak setiap kaum muslimin terhadap saudara seagamanya.
Betapa pentingnya bagi kaum muslimin untuk senantiasa mengamalkan ucapan salam ini. Makanya penulis mengajak Yuk, Ketahui Keutamaan Mengucapkan Salam dengan baik dan sepenuh hati yang disertai kepahamannya akan makna, arti serta kandungannya.
Wallahu'alambisshawab...
Referensi :
1. Muhammad bin Umar Al-Nawawi. Tanqihul Qaul Al-Hadits. Bandung: Ma'arif.
2. Al-Sayyid Al-Imam Muhammad bin Ismail Al-Khailani Al-Shan'ani Al-Amir. Subul Al-Salam. Bandung: Dahlan
3. Imam Taqiyyuddin Abu Bakar bin Muhammad Al-Husaini. Kifayatul Akhyar. Bandung: Ma'arif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI