Mohon tunggu...
Dr dr M N Ruky M Kes Apt Sp GK
Dr dr M N Ruky M Kes Apt Sp GK Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Dokter

Professional Medicine, Apoteker, Nutrition and Leadership

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kemiskinan di Daerah Problematika dan Solusinya (part 2)

3 Mei 2024   04:46 Diperbarui: 3 Mei 2024   06:07 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Upaya mereka, bahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar, selalu menemui kendala, baik secara ekonomi maupun sosial, keras kepala atau aneh, baik secara hukum maupun kebiasaan. Kekerasan merupakan ancaman yang selalu ada, terutama bagi perempuan.

Masyarakat termiskin menggunakan sumber daya yang mereka miliki, dan banyak akal, dalam perjuangan mereka untuk bertahan hidup. Bagi masyarakat miskin, inovasi berarti risiko, dan risiko bisa berakibat fatal. Membantu mereka meningkatkan kapasitas mereka membutuhkan imajinasi dan juga rasa kasih sayang.

Selain berkurangnya pendapatan dan kemampuan, kemiskinan juga berarti berkurangnya optimisme. Keinginan untuk memerangi kemiskinan, dorongan untuk melepaskan diri dari belenggu, harapan bahwa perjuangan tersebut akan berhasil suatu hari nanti. Optimisme ini hilang ditengah pergumulan mencari sesuap nasi dan perjuangan sehari-hari untuk bertahan hidup.

Tampaknya tidak ada alasan untuk bersorak, tidak ada penebusan, tidak ada jalan keluar, betapapun kerasnya perjuangan seseorang. Perasaan tidak berdaya yang terperangkap, yang tumbuh dalam diri seseorang, dibantu dan didukung dalam setiap langkah oleh situasi kehidupan di sekitarnya, inilah yang terutama menopang lingkaran setan kemiskinan-penyakit-perampasan hak asasi.

Kurangnya optimisme inilah yang mungkin menjadi ciri utama depresi yang menimpa individu-individu tersebut, menambah kekurangan sumber daya dan pendapatan, dan akhirnya membuat orang tersebut ikut menderita.

Hanya mereka yang tidak menderita kekurangan optimisme, meskipun demikian. menderita dua bentuk kekurangan lainnya, yang berhasil melepaskan diri dari belenggu spiral kemiskinan-penyakit-deprivasi dan depresi yang menyertainya.


Contoh dari mereka yang berhasil keluar dari belenggu ini hanya sedikit, namun mereka adalah contoh yang layak dalam program penyadaran kemiskinan. Contoh mereka yang tidak lepas dari belenggu ini hanya sekian dan hanya menambah kekurangan optimisme pada selebihnya.

Bahkan ada kecenderungan mereka yang terjebak dalam kemiskian akan berakhir dengan jalan bunuh diri. Keadaan perasaan terpojok dan terasing, tanpa ada harapan untuk melarikan diri dari Nestapa kemiskian kecuali dengan melarikan diri dari kehidupan itu sendiri.  Hal ini merupakan konsekuensi tragis dari hilangnya optimisme akibat gabungan dari kemiskinan, meningkatnya utang, depresi yang tidak diobati.

Fenomena lain yang semakin memperparah penderitaan kaum miskin adalah sikap tidak berperasaan dari “sekelompok rezim” yang bersembunyi di Gedung-gedung  mereka di kota-kota besar, menyombongkan diri atas program pemberantasan kemiskinan, namun tidak memberikan apa pun yang nyata.

 

Kemiskinan dan Masalah Gizi Buruk 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun