Mohon tunggu...
Anto Dika
Anto Dika Mohon Tunggu... -

Reading, Travelling, fishing...\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia Negara Teroris atau Negara Bhineka Tunggal Ika

25 April 2011   02:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:26 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dunia ini seakan sudah semakin tua banget, manusianya pun ikut berubah dengan peradabannya. Dari mulai berburu dan meramu sampai ke teknologi canggih. Sungguh dua hal yang tidak bisa terpisahkan satu sama lain, dimana ada dunia disitu pasti ada manusia yang hidup di dalamnya. Diseluruh belahan dunia manapun pasti ada kehidupan, karena tuhan yang maha kuasa menciptakan alam semesta ini dengan penuh kesempurnaan yang tidak bisa di nilai dengan materi apapun.

Judul di atas saya pilih karena beberapa hal, pertama sungguh ironis sekali ketika negara yang berbineka namun sering di sebut negara teroris. Padahal keberagaman yang menyatukan negara ini menjadi satu, memang manusia itu sungguh serakah dan tidak pernah bersyukur untuk menjaga dan merawatnya. Kedua, saya mengambil sudut pandang agama, melihat fenomena yang terjadi di lapangan dan juga pemberitaan melalui media. Dan ketiga, kesenjangan sosial yang terjadi dewasa ini, mengingat kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat bukan hal yang di tutup-tutupi baik dari lingkup lingkungan maupun lingkup daerah, nasional. Pada dasarnya, manusia butuh di akui keberadaannya namun cara yang mereka lakukan terkadang tidak bisa membedakan mana yang kira baik dan mana yang kiranya akan menimbulkan kemaslahatan warga. Saya pun membatasi pembahasan ini, dengan tiga sudut pandang yang sudah saya sebutkan di atas. Hal ini agar tulisan ini tidak melenceng terlalu jauh, namun masih berkaitan satu sama lain.

Mari kita lihat satu persatu penjelasanya:

Pertama, sungguh ironis sekali ketika negara yang berbineka namun sering di sebut negara teroris?

Pemberitaan media akhir-akhir ini banyak memberitakan mengenai isu pemboman di negara yang kaya akan alam dan intelektualnya yaitu Indonesia, namun miskin moralnya. Padahal mereka sudah menempuh pendidikan dari formal sampai informal, maupun pendidikan mengenai kehidupan di dunia ini. Peristiwa tersebut, sudah tersebar ke seleruh negeri ini, bahkan sampai ke internasional berita ini menjadi headline news mereka, akhirnya para wisatawan banyak yang enggan melangkahkan kaki ke negara ini untuk tujuan pendidikan, investasi, dan lain-lain.

Kasus teroris selalu dikaitkan dengan agama, padahal kalau melihat sejarahnya lewat nabi kita semua yaitu Nabi Muhammad SAW bahwa agama mengajarkan kelembutan bukan kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini. Nabi pun mengakui perbedaan pada saat syiar dan beliau tidak pernah mengajarkan umatnya untuk bertikai dalam satu agama yang sama, ingat lah di dalam aliran darah kita masih ada darah beliau yaitu Nabi Muhammad SAW. Hanya tuhan yang maha kuasa yang berhak menentukan hidup dan matinya manusia, melainkan bukan manusia yang berhak menentukan hidup matinya manusia lain.

Sungguh sangat keliru sekali pemikiran seperti itu, akhirnya yang terjadi perperangan atas nama agama. ketika agama itu baik, kenapa tidak menghargai pluralisme. Jangan lah karena kepentinga sesaat kita semua terpecah belah, marilah kita ingat semboyan negeri ini yang berbhineka tunggal ika. Ketika kita mengingat dengan sungguh, niscaya kita tidak melakukan perbuatan itu. Memang benar sekali mencari persamaan dari perbedaan susah sekali, bisa bisa kita terpecah belah kalau tidak memakai akal yang sehat.

Janganlah menjadikan negeri ini menjadi negeri teroris, tapi jadikanlah negeri ini menjadi negeri yang berbhineka tunggal ika. Tidak ada suatu penyesalan di awal, semua penyesalan pasti di akhir dan mumpung belum terlambat marilah kita mencegah hal yang merugikan orang lain. Menghancurkan citra suatu negeri bukan hal sulit, namun menjaga citra negeri sungguh sangat sulit karena di dalam makna menjaga ada sebuah perjuangan dan pengorbanan yang sunguh luar biasa dan hanya manusia yang konsisten dan fokus yang bisa melakukannya.

Kedua, saya mengambil sudut pandang agama, melihat fenomena yang terjadi di lapangan dan juga pemberitaan melalui media.

Hanya dalam hitungan detik, negeri ini berubah citranya menjadi negeri sarang teroris. Sungguh kuasa tuhan di atas segala-galanya, manusia lah penyebabnya karena hatinya sudah di pengaruhi dan di doktrin sangat kuat oleh orang-orang yang akan merusak citra negeri ini.

Peristiwa pemboman menjadik makanan kedua setelah nasi, hanya dalam hitungan hari sudah muncul pemboman lagi melalui pemberitaan media. Mau sampai kapan pemboman akan selesai di negeri yang berbhineka tunggal ika, jangan lah merusak negeri yang gemah ripah loh jinawi tp jagalah negeri ini. Sudah tertutupkah hati manusia di dunia ini, sehingga satu sama lain saling merusak sehingga merugikan semua bahkan sampai negeri ini jadi taruhannya akibat kelalaian manusia di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun