Namaku P. Agatha terlahir dari keluarga sederhana, putri seorang prajurit yang masih berstatus mahasiswi di Perguruan tinggi yang cukup terkenal di Jawa Tengah. Dalam pandangan teman-temanku, sosok Agatha yang dikenal sebagai wanita cantik dengan otak genius. Tak heran jika dikagumi banyak orang terutama lelaki.
 Aku sangat beruntung terlahir dari keluarga yang serba cukup  tak pernah sama sekali aku menuntut orang tuaku untuk selalu hidup serba kemewahan. Karna aku tau, aku adalah anak pertama perempuan yang memiliki adik laki-laki yang masih duduk dikelas 2 SMK.
 Orang tuaku yang makin lama makin menua dan rambut yang awalnya hitam kian memutih, apalagi ibuku sedang berbaring dirumah sakit.
 Ketika malam ayah dinas, aku masih harus kuliah karna ada kelas di semester akhir yang tak bisa aku tinggal. Hanya ada adiku dan teman perempuannya yang bisa menjaga ibuku dirumah sakit.
 Adiku diam-diam memiliki teman perempuan ,perempuan itu sangat baik dan mau merawat ibuku dan membantu adiku membereskan pekerjaan rumah yang harusnya aku kerjakan waktu itu,jadi wajar saja kalau keluargaku sangat menyayangi perempuan itu.
 Suatu ketika ada seorang lelaki rekan kerja ayah membantu pengobatan ibu,  yang sering bolak-balik kerumah sakit. Akupun tak tau apa maksud dari laki-laki itu, yang tiba-tiba baik mau menolong sekaligus membantu ibuku hingga keadaannya membaik.
 Ternyata dibalik perbuatan baiknya selama ini ada maksud tertentu, yaitu ingin menjadikanku sebagai istrinya. Demi balas budi dari keluargaku aku dipaksa untuk menikah dengannya yang jelas-jelas lelaki yang tak pernah aku kenal. Disisi lain aku sudah memiliki pacar yang berprofesi seorang polisi ,namun apa daya aku harus tetap menikah dengan lelaki pilihan ayah.
 Ketika aku sudah menikah dengan lelaki itu dan mengandung anaknya, ada kabar duka menghampiri karna adik dari suamiku datang dam memberi tau keluargaku bahwa suamiku ternyata sudah memiliki istri dan anak disana sebelum dia menikahiku.
 Awalnya aku pikir dia adalah kelak yang baik dan pastinya bisa memimpin serta membimbingku, namun Tuhan berkata lain. Aku pisah dengan suamiku dan membesarkan anakku dengan didampingi keluargaku. Aku tak mungkin bersedih terus menerus, aku harus bangkit demi anakku.
 Suatu hari ada kabar baik, aku diterima kerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Namun seiring berjalannya waktu aku sering merasakan sakit dibagian payudaraku, dan akupun mencoba periksa ke dokter dan ternyata aku mengidap penyakit kanker payudara.
 Buruk sekali nasibku, setelah dipaksa menikah dengan alasan balas budi kepada orang yang salah, membersarkan putraku tanpa kasih sayang ayahnya dan sekarang aku mengidap penyakit yang mematikan seperti ini.
