Dari kota Hangzhou hingga ujung keakhiran sungai tersebut, sepanjang seratusan kilometer, sungainya membentuk mulut corong yang sangat melebar di Teluk Hangzhou.
Terjadilah disitu pada setiap air pasang di Laut Timur, pengaliran air laut yang masuk kembali kedalam Sungai Qiantang.
Dari mulut sungai yang lebar di hilir, ombak pasang mengalir balik menuju hulu yang makin menyempit, maka terjadilah fenomena tidal bore tersebut.
Hal ini terjadi 2 kali setiap harinya di sepanjang tahun, sekali di siang hari dan sekali di malam hari. Ombaknya bisa ditonton besar kecil sedikitnya 120 kali di sepanjang tahun.
Terutama di sekitar bulan purnama Tiong Ciu. Dimana ombaknya paling besar.
Yang menjadi fenomena tsunami itu adalah kejadian pada hari ke-3 setelah Tiong Ciu, yang jatuh pada Imlek tanggal 18 bulan 8, yaitu hari ini 24 September 2021.
Sudah berlangsung ribuan tahun, sejak zaman dinasti Han, Tionghoa sudah mengerti menonton air pasang di Sungai Qiantang di Hangzhou tersebut.
Sewaktu Dinasti Song Selatan (960-1279), ibukotanya di Hangzhou. Ada 2 kaisar Song juga pernah menyaksikannya.