Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Asal Mula Pangsit dan Mengapa Dijadikan Hidangan Imlek

16 Januari 2017   08:02 Diperbarui: 17 Januari 2017   10:22 4141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu Mengapa Sering Disebut Dumpling?
Dari yang semula jiao-er menjadijiao-zi, sekarang disebut pangsit karena pelafalan Hokkian, lalu mengapa akhirnya disebut dumpling di Wikipedia?

Kita kenal itu pangsit yang juga sering dimakan dengan mie, tetapi tidak umum sama sebutan dumpling. Dumpling tentunya dari bahasa orang Eropa. Ada yang mengatakan itu dari dasar cara memasak pangsit yang merupakan gumpalan yang dicemplungkan dalam air mendidih maka disebut 'dump-lump' di Norfork, daerah pelabuhan di tenggara Inggris sejak abad 17 Masehi.

Ternyata dumpling juga sudah ada di Jerman dan Eropa ratusan tahun lalu, entah secara kebetulan atau asal kedatangan dari Tiongkok yang ke sana, serupa pangsit itu juga merupakan makanan khalayak petani di sana.

Dari orang tingkatan bawah Jerman yang semulanya menamakan 'mie' dengan julukan 'nudel' yang artinya 'kepala yang bodoh', sekarang juga menamakan makanan semacam pangsit itu 'dampfnudel'. Dampf berati uap kukusan dalam kata Jerman. Berdasarkan itu, maka dumpling sekarang bisa diterjemahkan saja 'pangsit'.

Dari semulajiao-zi / pangsit / dumpling merupakan makanan sederhana kalangan petani di perdesaan. Dengan demikian pemakaian bahan dan cara pembuatannya juga tidak sukar.

Setelah menambahkan air dingin kedalam tepung terigu dengan ukuran 1 banding 4 lalu diuleni sampai kalis dan dibiarkan sekitar setengah jam, maka jadilah adonannya. Lalu adonan ini dicetak bulat atau dipotong persegi setelah digilas menjadi lembaran agak tipis, maka jadilah kulitnya. Isinya bisa memakai berbagai macam daging dan sayuran menurut selera yang dicincang halus, lalu diperas kering, kemudian diberi telur dan sedikit hancuran jahe, diberi perasa kecap asin, sedikit garam dan minyak. Membentuknya dengan menempatkan selapis kulit di persendian jari-jari di telapak tangan, dan di atasnya diberi sesendok makan gumpalan campuran isi tadi, dengan menggenggamkan tangan tersebut maka terbentuklah dumpling atau jiao-zi yang berupa sebuah telinga, dan sedia dikukus, digodok atau digoreng sampai matang.

Dumpling buatan tangan sebelum dimasak. (dokumentasi pribadi)
Dumpling buatan tangan sebelum dimasak. (dokumentasi pribadi)
Jiao-zi yang dikukus atau digodok itu sekarang sudah merupakan makanan Tionghoa sehari-hari di seluruh dunia. Dari berbagai macam isinya menjadikan bermacam-macam hidangan dimsum yang berbentuk dumpling, dan bisa dihidangkan sebagai pangsit mie. Sedangkan dari berbagai cara masaknya, bisa menjadi pot-sticker yang artinya melekat di wajan atau bila digoreng kering menjadi pangsit goreng.

Perayaan Imlek sudah sangat menjauhi tradisi kesederhanaan orang Tionghoa Semula yang di utara, dengan kemakmuran dalam sosial ekonomi Tionghoa yang sudah ke selatan, dan peranakannya di mana saja. Sekarang mereka condong merayakannya secara berfoya dengan keborosan makan dan minum dalam pesta besar di restoran, untuk merayakan keberuntungan mereka di tahun yang silam.

Makna sesungguhnya Imlek Sin Cia masih sekadar reuni bagi semua yang bermudik pulang kembali ke kerukunan rumah tangga, sambil berkumpul bersama dan menikmati kehangatan makan jiao-zi, itu dumpling yang mengukus.

Tionghoa mempunyai kebiasaan makan dumplingjiao-zi pada malam Sin Cia sampai malam Cap-goh-meh, bukan lontong, dan 2 bulan kemudian kita susul makan lumpia pada hari Ceng Beng, untuk memperingati orang tua yang sudah meninggal dunia. Dengan begini lengkaplah perayaan dalam musim semi.

Sekali lagi, Imlek Sin Cia tidak ada kaitannya dengan segala kepercayaan maupun agama Tionghoa apapun, bukan ajaran Konghucu, Taoisme maupun Budhisme. Semata-mata satu perayaan penjemputan musim semi di tahun yang baru. Maka ucapan selamatnya juga sederhana meskipun banyak ragamnya, seperti Selamat Musim Semi Baru, “Sin Cun Kiong Hie” bagi orang Tanglang asal Hokkian, atau Selamat Banyak Rejeki “Kung Hei Fat Choi” gaya orang Hong Kong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun